Belajar dan Berkarya

Wuih, kenapa gw jadi lama banget ya jeda dalam menulis?

Hehehehe, banyak banget sih yang bikin gw jadi seperti gak punya waktu. Sebenernya semua manusia sama kok, diberikan waktu oleh Tuhan yaitu 24 jam. Kalau gw bisa dapet 30 jam mah berarti gak adil dong.

Belakangan emang yang sedang gw lakukan banyak lebih kepada aktualisasi diri yang lebih baik. Memberikan kesempatan diri untuk me time dan menikmati semua hal-hal yang sebelumnya terenggut. Ya iyalah, karena pekerjaan terdahulu gak memberikan kesempatan untuk gw melakukan hal-hal di luar pekerjaan. Apa gw sendiri yang gak menyempatkan diri ya?

Belajar dan berkarya.

Lebih seneng gw kalau itu dibilang kalau aktualisasi diri itu sangat lah penting. Apalagi di bidang yang gw geluti. Semua orang tau kalau pengalaman gak akan datang dengan sendirinya. Semua harus dijalani dan dilalui. Kalau gak, gw sendiri gak akan pernah dapet yang namanya pembelajaran.

Misalnya seorang sopir metro mini yang senang menumpukkan bekas gelas Aqua yang dia beli sepanjang dia menarik bis kota. Awalnya dia iseng dan gak berkeinginan, tapi pada akhirnya hal itu mendorong dia untuk ikut dalam menjaga kebersihan kota. Selain itu, ternyata tumpukan gelas Aqua yang bisa sampai 10-15 per hari, bisa ditukarkan demi selembar uang dua ribu rupiah.

Atau misalnya seorang pialang saham yang setiap hari berurusan dengan data yang punya hobi memancing. Sampai akhirnya, dia berhasil mendapatkan ikan yang luar biasa besar dan mendapatkan kesempatan dikirim ke laut untuk tur memancing dunia.

Apakah itu belajar untuk berkarya?

Definisinya dari dua profesi tadi di atas sebenernya gak masuk sama sekali. Pertama, kalau denger kata sopir pasti gak jauh dari yang namanya setoran. Semakin banyak setoran dia akan semakin entang pulang ke rumah. Atau penjebolan sebuah proyek saham, yang bisa dibilang pencapaian si pialang saham dalam berkarya.

Tapi, apakah sesempit itu? Sebenernya yang ngebikin sopir dan pialang itu semakin giat berkarya adalah karena mereka sanggup memberikan pondasi ketika mereka benar-benar menjalani profesinya. Ibarat kue, ya adonannya itu sangat pas. Gak hanya proses meramunya, tapi pengalaman dalam meramunya membuat si koki membuat kue yang sangat lezat.

Lebih kepada mengumpulkan hal-hal di luar inti dan membuahkan hasil yang maksimal karena hal-hal di luar tersebut terkumpul dengan baik. Sampai pada saatnya, gw ngerasa kalau yang gw hasilkan itu bukan karena keahlian gw. Tapi, lebih kepada bagaimana gw mempersiapkan diri.

Ternyata gw suka gak ngeliat hal-hal itu sangat lah penting. Bukan kerjaan gw sebagai penulis iklan atau sebagai pencipta ide-ide kreatif, tapi gimana caranya gw mengumpulkan begitu banyak pengalaman dalam mempertajam hal-hal baru untuk mendukung keberkaryaan gw.

Gak mudah sih gw ngerasanya. Karena gw harus memborbardir waktu yang ada dalam menjalani keseharian gw. Mulanya sulit, tapi gw yakin kalau gw bisa melakukannya. Menyimpulkan sendiri aja sih, boleh percaya atau gak. Yang penting gw ngerasa kalau gw pernah mengabadikan pemikiran gw ini.

Keberkaryaan itu hasil dari banyak pembelajaran, yang tentu menghasilkan pengalaman.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Nasi Padang Agensi Jepang