Peraturan Tidak Tertulis

Bangun tidur di saat gw kepengen membuka mata. Dan, akhirnya udah di pertengahan 2019. Gw belum nulis apa-apa.

Langsung buru-buru mandi, dan bersiap diri ke kantor. Bergegas ke stasiun Sudimara, berdesakan di kereta, dan menikmati berjalan turun di stasiun Kebayoran.

Ternyata masih sama. Rutinitas yang udah gw jalanin cukup lama ini berulang terus tiap harinya. Gak nyesel, tapi cuma menatap ke depan tanpa ada sedikit pun yang gw ragu.

Naik grab ke kantor. Sampai di areal kantor pun gw masih bisa menikmati sedikit waktu santai sebelum tepat jam 9 pagi jam masuk kantor. Duduk-duduk di bawah pohon rindang, melihat lalu-lalang orang, sampai akhirnya naik ke lantai di mana kantor gw berada.

Masih.

Masih belum ada perubahan signifikan. Pekerjaan tak seheboh dulu, masih bisa gw handle sesuai kapasitas gw. Dan beriringan dengan waktu yang semakin berjalan. Tik-tok, tik-tok.

Gw ini penulis, gw ini bisa ngedit video, sedikit demi sedikit belajar coding, mati-matian belajar After Effect, menyesuaikan dengan perubahan jaman yang cepet banget.

Sambil melihat di sekeliling gw yang tak kunjung berubah. Masih banyak ternyata yang nyaman dengan pola lama, pola nyaman, pola berkesesuaian, dan pola ortodok.

Gak salah, tapi gw gak tau apakah bisa diejawantahkan dengan baik di fase sekarang yang serba cepat. Pada akhirnya yang adjustable itulah yang bisa bertahan. Menurut gw.

Gak sengaja gw liat jam, eh udah pukul setengah 6. Waktunya untuk beranjak dari tempat duduk dan berjalan pulang ke rumah.

Pesan grab ke stasiun Palmerah. Naik kereta yang cukup padat dari sana. Kembali naik angkor reot dari stasiun menuju rumah. Empat ribu rupiah.

Gak sengaja udah setahun, berusaha berkaca dari kebudayaan yang sudah mapan duluan. Karena meski gw taat peraturan dan yang lain enggak, gw sendiri lah yang akan maju seperti yang gw inginkan.

Selamat ulang tahun.

Peraturan.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Nasi Padang Agensi Jepang