Jakarta, 30 Januari 2009. Kadang saya pun terperangah karena hanya bermodalkan ketidaktahuan, berani terjun ke industri ini. Ya! Periklanan atau advertising . Sebagai lulusan Sastra Indonesia, saya pun tidak tahu apa-apa mengenai seluk beluk industri ini. Yaa... kalau mau dibilang modal nekat saja. Waktu pun berjalan sampai mengharuskan saya untuk lulus kuliah dan mencari peruntungan di dunia ini. Tak berapa lama, saya pun memasuki fase pasrah karena belum ada kesempatan untuk saya terjun di industri ini. Mungkin saya hanya sebagian kecil dari jutaan lulusan yang ingin terjun ke periklanan. Saya pun langsung mencoba mengirim lamaran ke beberapa tempat. Yang saya pikir kirim saja dulu, tidak usah menunggu mereka membuka lowongan. Toh, saya tidak tahu apakah mereka sedang membutuhkan atau tidak. Tak lama saya sudah mengirim ke 68 advertising , dan melalui 3 kali wawancara (Go Ad, Cabe Rawit, ADvantage). Saya melalui wawancara demi wawancara dengan bermodalkan dengkul dan kei...