Posts

Showing posts from March, 2013

Bukan Sekedar Tanggung Jawab

Susah rasanya ketika berlindung dengan ketidakbisaan nerima apa yang harusnya diterima. Penolakan demi penolakan. Mulai nyalahin keadaan, atau bahkan gak mau nerima kenyataan yang ada. Bahkan, ketika gw ngerasa sesuatu sudah di luar batas atau di luar kemampuan gw. Nahannya aja susah, tapi giliran meledak jadinya gak enak karena semuanya gak sanggup bisa gw ungkapin satu per satu. Ketika keinginan sendiri, idealisme, dan bahkan sebuah perasaan yang ingin dicapai bersama yang pupus tertelan oleh proses dan waktu. Meski sebenernya gw ngerti kalau punya tujuan itu penting, tapi lebih penting lagi bersikap positif atas kekinian proses yang ada. Seperti burung yang baru belajar terbang. Meski selama ini burung tersebut hanya sibuk dengan ketiak dan kasih sayang ibunya, sekarang dia harus pergi melintasi awan luas demi hidupnya sendiri. Nularin perasaan bahwa sesuatu menjadi tujuan bersama itu sulitnya bukan main. Karena semua orang punya pertimbangan dan pemahaman akan sebuah tujuan

Pagar

Gak ada yang bisa nebak. Apa yang akan terjadi besok, entar, nanti, dan bahkan 5 detik ke depan. Semua seperti smooth berjalan apa adanya. Gak perlu nangis, atau bahkan ketawa.  Ibarat waktu, dia adalah penentu segalanya. Literatur ini siapa sih yang nyiptain? Gw? Tentu yang Mahakuasa lah yang tau. Karena tetep aja, mau gimana juga gw gak bisa jalan seperti apa yang gw tentukan sendiri. Ya tentu berdua, sama Tuhan. Allah menciptakan keganjilan ini. Bukan ganjil sih, tapi lebih ke hal yang irrasionalitas. Karena tetep aja, gw tau kalau tua itu bukan sebuah pilihan. Atau rambut yang tumbuh di setengah muka gw ini gak akan mungkin berhenti tumbuh. Misteri akan hidup yang penuh pertanyaan, pasti akan berakhir dengan seluruh pernyataan. Bahkan gw pun gak tau itu apa. *Derita mager di akhir pekan* :)

Rindu

Rasa rindu atau kangen itu jamak terjadi di dalam hidup. Apalagi, di saat ketidakbertemuannya gw terhadap sebuah wujud atau aktivitas yang (mungkin) dulu gw dengan nyaman melakukannya. Misalnya rindu kepada bokap yang sampe detik ini masih berlayar. Tetnu gw gak bisa bayangin apa yang dirasain sama nyokap atas kurun waktu hidupnya harus merasakan kerinduan terhadap bokap. Atau gak misalnya punya orangtua yang hidup di luar daerah dan cuma bisa pulang setahun sekali dan itu juga di saat mudik lebaran. Tentu begitu besarnya perasaan rindu yang terbentuk. Contoh lain, adalah kerinduan kekasih atau pasangan hidup yang selama ini menjadi tempat berbagi untuk suka maupun duka. Tentu keresahan banyak kejadian di saat seperti ini. Nyadar gak sih misalnya lagi rindu atau kangen itu bahkan hal yang gak pernah gw lakuin, bisa gw lakuin. Hal-hal yang di luar batas kewajaran pun bisa tercetus gitu aja, spontan tanpa kompromi terlebih dahulu. Misalnya harus nyiasatin, bener gak

Resah

Berjalan lah bersamaku kali ini Langkah kan kakimu di antara jejak gelisahku Ayun langkahmu, mengiringi tubuhku Hiasi atas kabut sepanjang pagi ini Gak kerasa nuansa lagi Matahari di Belakang itu ngebawa gw pergi jauh ke belakang di saat pementasan itu dilakukan. Siang ini, gw dateng ke pernikahan seorang kakak kelas gw di kampus yang emang eranya bareng karena dia di atas gw setahun. Dia berhasil memutuskan langkahnya di antara semua kesibukkan dia. Boleh kah ku membawamu Menari menyusur batas bayangan Atau keraguan masih menjagamu Menghalangi keinginan dan hasratku atau angan terlalu tinggi Melebur Gak kerasa, panggilan-panggilan akan masa lalu begitu erat dan seiring gw bertemu dengan kawan-kawan lama yang sudah banyak mengalami perubahan. Gak kerasa, gw dan anak-anak kampus itu dulu semakin tua. Umur pun gak bisa gw lawan. Kharismatik dan begitu kuatnya waktu bisa ngebawa seseorang kembali menjadi dia yang bukan apa-apa, dan sekarang gw yang sudah dalam tahap menj

Mimpi yang Bercerita

Cobaan itu datang emang harus dilalui dengan begitu banyak tempaan. Kudu positif, kalau gak bakal runyam masalahnya. Ibarat seorang yang sedang menikmati perjalanan di hamparan taman mimpi yang luas. Bisa ngeliat semua dengan indah, tanpa ada cacat sedikit pun. Melihatnya sendiri harus pake imajinasi akan sebuah tempat yang membahagiakan. Namun, semua itu buyar seiring bangunnya gw di pagi hari. Ngeliat keadaan nyata yang harus gw sendiri laluin. Seperti putri tidur, semua seperti berjalan sesuai yang gw pengenin. Kuasa Tuhan pun ngebangunin gw. Gw harus mau ngejalanin rutinitas bangun pagi, pergi ke kantor, dan pulang dengan keadaan letih. Bukannya gak enak, tapi gw yakin kalau antara mimpi dan kenyataan itu harus seimbang. Di tengah perjalanan nyata ini, ternyata keberadaan mimpi sangat lah dibutuhkan. Karena mimpi gratis, jangan takut. Mimpilah semewah mungkin. Kalau mimpi bayar, baru dah gw perhitungan, heehehe. Karena mau gak mau, berasal dari mimpi itulah sepak terjan