Posts

Showing posts from July, 2021

Hari Yang Tertunda, Harusnya

Pagi ini terbangun kok ya rasanya berjuta-juta rasa sedihnya. Entah kenapa hari ini harus terlewati tanpa adanya kejelasan dari dunia nyata ini. Sebuah hari terlewat, hari yang gw tunggu-tunggu dan hari yang akan mengubah hidup gw ke depannya. Semua harus gw relakan mundur demi sebuah keadaan yang lebih baik. Siapa yang ngira tinggal 2 minggu menuju hari ini, keadaan berubah total? Tapi, yang bisa gw lakuin adalah ikhlas dalam ngejalaninnya. Gak berusaha memaksa, atau mendahului Allah. Karena gw percaya semua keputusan ada di hadapan-Nya. Gw cuma bisa berjuang sampe titik darah penghabisan, dan legowo atas semua keputusan dan kenyataan yang terjadi. Udah lah yaa, jangan pake kata HARUSNYA, MESTINYA, IDEALNYA. Karena ketika kenyataan berkata lain, ya kenyataan itu yang harus gw hadapi. Kalau orang ngasih saran pake 3 kata itu, gw lempar ember dah nih. Karena kalau pake kata-kata itu kesannya tuh gw gak ikhlas. Gak mau terima apa yang terjadi. Yaaa begitulah orang Indonesia yang mudah ng

Hanya Bisa Merasa, Tanpa Visual

Terpikir dalam benak gw, gimana orang yang berkekurangan seperti penyandang tunanetra, tunarungu, atau berkebutuhan khusus lainnya, itu menyerap apapun yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Sementara, gw yang alhamdulillah masih diberi kebaikan dari Allah SWT, dengan tanpa kekurangan apapun masih belom bisa bijak dalam bersikap. Gw masih mentingin ego gw sebagai "orang normal" dengan bertindak sesuka hati gw aja. Kalau dibayangin, gimana orang tunanetra menelaah apa aja yang bikin mereka bertahan hidup. Dari lahir mereka gak tau bentuk dari tangan, mereka gak tau bentuk dari kaki, dan banyak wujud-wujud keindahan Tuhan yang bisa divisualisasikan. Lalu bagaimana ketika penyandang tunarungu yang gak pernah bisa mendengar bunyi apapun yang seliweran di dunia ini, berbicara karena mereka gak pernah denger suara mulut mereka. Bagaimana dia menyerap informasi, meskipun bisa melihat, dan menyaringnya tanpa ada maksud apa-apa. Hanya untuk bertahan hidup. Dan banyak saudara-saudara gw

Bapak Petugas Jangan Seperti Jin

 Rasain sendiri, nikmatin sendiri, baru berkomentar. Atau justru jangan komen apa-apa, meski udah ngerasain sendiri. Mungkin perasaan itu yang kerap melanda belakangan ini. Orang yang notabene gak ngerasain sendiri apa yang terjadi di lapangan seperti apa, tapi berani berasumsi dan bahkan nyalahin orang atas apa yang diyakini. Kemaren itu hari kedua PPKM, gw memberanikan diri ke Jakarta yaitu rumah uni gw untuk nganter sesuatu. Walaupun Jakarta pinggir, gw yakin kalau akan ada penutupan jalan dan segala macemnya. Alhasil gw berkendara lewatin Stasiun Pondok Ranji, yang masih kusut itu, terus langsung belok kanan. Setelah belok kanan, gw belok kanan lagi menuju Mesjid Jami Bintaro. Dan bener aja lho, gw ngeliat cone oranye dengan tali yang kusut banget. Gw ngeliat plang bertuliskan "Wilayah Perbatasan Hukum Lalu Lintas Jakarta dan Tangerang Selatan, PPKM 3 sampai 20 Juli 2021." Tapi bapak petugasnya KAGA ADAAA!!! Hahahahaha. Waktu menunjukkan pukul 1 siang yang tentu jam sepi

Teknologi Menghilangkan Kepakaran

Yakin gak sih informasi yang seliweran belakangan ini betul atau kebetulan? Atau betul yang direncanakan? Jaman sekarang itu kalau ngeliat sesuatu bisa apa aja, tapi kita dikepung dengan berbagai informasi serupa dan berdasarkan algoritma yang terbentuk karena jejak atau cookies internet yang dihasilkan dari ponsel kita. Ibarat bisa ngeliat sejauh mungkin, tapi ngeliatnya di dalem pipa panjang yang sempit. Bisa ngeliat jauh, tapi hanya disodorin informasi serupa yang jejaknya gw bikin di ponsel. Apakah berita itu-itu aja jadinya berimbang?  Kalau ngutip kata Adolf Hitler, "Sampaikan lah meski itu salah, lama-lama itu akan jadi kebenaran." Apakah pola ini yang sedang berjalan dalam pemerolehan informasi sekarang-sekarang ini? Di mana manusia udah diperbudak dengan gadget yang bikin gw pun nerima apa yang jadi interes dan kesukaan gw? Mungkin yaa, gw bilang mungkin. Karena apalah dan siapalah gw, hehehe. Tergelitik juga gw bicara dengan seorang sahabat yang bilang kalau analisi