Posts

Showing posts from March, 2011

Membelenggukan Rutinitas

Ngerasain minggu yang melelahkan lagi emang agak kurang menyenangkan. Jadi ngebikin gw gak bisa nulis, hehehe. Ngeluh itu sebagian dari iman. Karena dengan ngeluh gw bisa ngeluarin unek-unek yang selama ini gw butuhkan. Tapi, negatifnya ngeluh juga gak kalah banyak. Dengan ngeluh gw selalu meratapi keadaan yang gw hadapi sekarang. Kepengen sebenarnya gw gak ngeluh. Mungkin dengan menulis inilah gw bisa ngeluarin unek-unek yang gw gak bisa keluarin. Belakangan emang sibuk, jadinya agak sulit menulis. Banyak ya orang suka ngerasa kehilangan segala sesuatunya hanya karena rutinitas. Liat aja gw contohnya, selalu ngerasa rutinitas gak ngasih gw kesempatan untuk nulis. Padahal gw yakini kalau nulis itu ritual wajib yang gw harus lakukan. Orang banyak ngerasa gak bisa ngumpul bareng temen atau keluarga, olahraga, atau nyalurin hobi hanya karena waktu yang gak bisa dikompromiin. Nah, ketika hal ini terjadi malah yang ada hal-hal yang gak karuan dilakuin. Entah tidur seharian, dengerin musik k

Mimpi dan Eksekusi

Weekend. Yap, saat-saat inilah gw peruntukkan ke waktu yang selama satu minggu gw gak bisa penuhi. Gile aje gw marathon nonton DVD aja seharian ini. Tiga film berhasil gw lahap dengan baik. Emang kalau udah di rumah hari Sabtu dan Minggu bawaannya pengen manjain diri aja. Lagian di waktu inilah gw bisa melakukan apa pun yang gak bisa gw lakukan karena rutinitas. Gw baru aja ngelahap King of Speech, The Expandable, dan The Tourist. Gw sih ngeliat dari ketiga film ini bahwa betapa Amerika itu emang negara yang benar-benar maju. Mereka bisa membuat set seperti jaman dulu, ngancurin mobil dan gedung, ngebikin efek orang ditembak dengan begitu sempurna, dan masih banyak keajaiban-keajaiban lain dari industri film yang ada di negara Paman Sam itu. Kalau dibanding ama negara sendiri mah ketinggalan jauh banget. Kayanya mah gak bakal kekejar kalau feeling gw. Apa yang salah ya? Kalau gw ngeliat orang-orang film di Amerika emang luar biasa banget. Hal yang utama kalau ngeliat hasil-hasilnya si

Standar Tinggi Seorang Pemimpin

Banyak hal memang yang dia lakukan setiap hari. Selalu berpikir dalam menciptakan apa yang harus dilakukan berikutnya setiap hari. Dalam menjalankan perilakunya, dia emang tipikal yang gak pedulian alias cuek. Tapi, gak menghilangkan keinginan untuk menggapai yang dia mimpikan. Selalu dan selalu. Tak lama kemaren dulu, dia bertemu dengan orang yang berpakaian hitam dan celana loreng di atasnya. Rambut botaknya menandakan kesenioran yang bisa dikenal dari pola rambut tipis yang terbentuk di kepalanya. Gak lama dia mengetahui kalau orang itu akan menjadi atasannnya. Bagaimanakah jika berada di posisi yang seharusnya mendapatkan pemimpin? Terjadi pergolakan pemikiran di dalam benak dia. Karena emang belum ada-adanya dia akan mendapatkan orang yang akan menjadi kepala dia. Setiap orang tentu senang kalau harus mendapatkan pemimpin. Bukan berarti akan menjadi bawahan, tapi lebih kepada akan mendapatkan pembelajaran dari yang lebih dulu berkecimpung. Dengan ego membara, dia seperti gak terim

Pagar Makan Tanaman

Bangun pagi mendengar sebuah berita duka emang gak menyenangkan banget. Salah seorang tante dari bokap gw meninggal hari ini. Nenek gw lah hitungannya. Dengan penuh persiapan gw pun melaju ke daerah Cibinong dengan cepat. Gw pun merasakan betapa letihnya nyetir hari ini. Minggu ini gw laluin dengan penuh kelelahan. Begitu banyak tempaan kerjaan yang bertubi-tubi ngebuat gw sangat gak bisa ngebagi waktu. Begitu banyak tumpukan skrip yang harus dikerjakan membuat gw lupa dengan kehidupan normal gw. Kenapa ya belakangan ini kehidupan normal seperti jauh dari harapan gw? Suka ngerasa gitu gak sih? Terkadan boundaries atau pagar yang otomatis tercipta di antara rutinitas yang ada seakan membelenggu gw sendiri. "Gw kerja dari pagi sampe malem, weekend waktunya gw tidur dan istirahat." Terkadang suka ngerasa gitu di benak gw. Pagar-pagar baru tercipta yang ngebikin gw sendiri gak bisa ngapa-ngapain. Harusnya kan kalau udah kaya gitu, gw sendiri harus bisa mensiasati semuanya. Padaha

Kreatif Itu Sikap Hidup

Petualang seorang pekerja kreatif emang gak lepas dari pencarian. Sikap hidup? Pencarian yang dicari dalam beberapa tahun gw menjadi pekerja kreatif kadang bisa jadi semakin banyak, kadang jadi semakin tak ada arah. Di situ lah gw merasa sangat senang dalam lingkup dunia yang kadang orang luar bilang tak ada kejelasan. Jabatan? Pendapatan spektakuler? Kadang hal-hal kaya gitu gak ada kepikiran sama sekali. Yang ada hanya beradu pendapat dan debat untuk menghasilkan karya yang bisa dinikmati banyak orang. Kadang emang sesimpel itu. Orang lain dengan nikmatnya berkemeja, berdasi, berpakaian bak seorang yang sangat penting. Tapi, gw hanya bertaut dengan sepenggal kaos 60 ribuan, jeans belel, sendal jepit. Dunia gw dengan mainstream kaya gitu sih emang sudah gw putuskan untuk tidak memasukinya. Sehingga terjadi perbedaan pemikiran juga yang ada di dalam diri gw. Banyak kerapian yang sudah gw tinggalkan. Cara memperkaya diri tentu berbeda. Gw gak harus membeli kemeja berharga 300 ribuan, s

Waktu Puncak

Kapan sih waktu yang pas untuk seseorang bisa menilai kalau dia sudah mencapai puncak? Terkadang gw pun sering bertanya-tanya ke diri gw kapan kah gw mencapai fase itu. Ngeliat yang dilakuin orang sehari-hari kadang pemahaman itu pun suka hancur sendiri di kepala gw. Kenapa? Ada seorang penjual roti yang dari gw SD sampe sekarang masih saja setiap sore mengayuh sepedanya keliling komplek untuk menjajakan roti. Ada juga tukang nasi goreng yang dari gw kecil juga sampe sekarang masih berjualan keliling komplek. Ketika berjalan menuju ke kantor, gw melihat berkali-kali pengamen, pedagang kunciran, bahkan polisi lalu lintas yang tak ubahnya serigala menangkap kendaraan yang menyalahi aturan. Anehnya kenapa orangnya tak berubah ya? Masih orang yang sama setiap kali gw bertemu mereka. Muncul pertanyaan di benak gw, "Apakah mereka gak ingin berubah?" Ya emang terkadang orang tak mempedulikan apa itu arti "puncak." Kadang gw sendiri pun masih kabur tentang makna pencapaian

Gw Itu Belum Cukup Baik

Memahami watak orang emang susah luar biasa. Kadang perubahan yang terjadi dan dilakukan memang luar biasa dan bikin gw tercengang. Mungkin ini terjadi ketika orang lain berusaha menilai gw. Susah gak ya orang memahami gw sebagai pribadi? Kalau udah begini, begitu pentingnya yang namanya berkaca atau bahasa kerennya menilai diri sendiri. Menilai diri sendiri itu pun gak gampang lho. Karena emang yang dimaknai oleh gw sebagai yang sedang melihat diri gw itu pasti banyak yang kelewat. Karena emang ego dan arogansi terkadang melatarbelakangi pemikiran diri gw atas apa yang gw lakukan. Gw kadang suka sebel kalau bertemu orang yang sangat gak ngenakkin. Karena terkadang sifat orang yang gak disukain itu justru banyak yang gw temuin. Tapi, apakah gw udah sehebat itu menilai watak orang lain? Beda kalau gw dukun atau cenayang, hehehhe. Tentunya, yang bisa gw lakukan adalah bagaimana mengukur diri gw sendiri di dalam pemikiran gw. Bingung gak loe? Ya karena emang salah satu cara mempertajam pe