Posts

Showing posts from April, 2011

Beban Keteguhan

Meletakkan beban di pundak ke mana pun tempat yang bisa, kayanya bisa ngebuat hidup terasa enteng. Belakangan emang beban di pundak gw terasa sangat berat. Di antara semua tanggung jawab yang terbentuk, cuma ingin berjalan ke yang lebih baik aja. Gak terasa, 10 bulan sudah gw menjadi pribadi lain yang mencari kebahagiaan. 10 bulan juga gw genap menjadi AGT, Anak Gaul Tebet. Dan, masih banyak 10 hari, 10 bulan, 10 tahun ke depan yang akan gw tapaki dengan pencarian yang maksimal. Entah kenapa gw semakin menikmati pencarian ini. Meskipun semua proses manis dan pahit sudah gw lewatin, tapi gw yakin di depan akan terus berjalan potongan-potongan kue kehidupan yang akan gw nikmatin. Gw gak pernah ngerasa kurang sekarang, tapi gw pun gak akan pernah ngerasa cukup akan semua yang sudah gw capai. Cita-cita? Masih dan akan terus bertumpuk membentuk gedung pencakar langit yang semakin meninggi. Dulu, gw gak pernah konsisten minimal satu tahun berada dalam proses pencarian. Fase yang sekarang ini

Ukuran

Bisnis itu bukan hanya untung doang. Cinta itu bukan sayang-sayangan aja. Kapan ukuran itu semua muncul? Di saat semua diukur dalam bentuk yang hitam putih, penggalan film di atas ngebuat gw jadi ngerasa sekuat apa ya sebuah ukuran dibentuk. Kadang orang bikin saklek tentang semua yang bisa diukur. Kadang seenaknya hitam putih, kadang malah benar salah. Yang padahal sebenarnya gak tau kadar ukurannya dengan apa. Yaa, orang bisa mengatur ukuran dengan banyak latar belakang. Laki-laki perempuan, Islam non-Islam, kaya miskin, Cina pribumi, bos bawahan, pegawai negeri pegawai swasta, apa lagi? Ngeliat ukuran itu tadi kayanya cuma bisa ngebikin gw gak bisa besar ya? Kenapa gw sangat gak suka ketika ukuran bisa diatur seenaknya sama manusia? Kadang emang proses hidup manusia yang ngebikin kebutuhan akan ukuran-ukuran itu tadi tercipta. Belum tentu salah, dan belum tentu benar. Karena sesungguhnya yang dicari dalam hidup ini tergantung dari yang diinginkan dari masing-masi

Parkinson

Rebahan, tiduran, nonton dvd , bikin makanan aneh-aneh, itu aja yang gw lakuin weekend ini. Lagian gw juga gak ada acara deh. Mau ke mana juga? Hehehehe. Tadi gw nonton film yang menjelaskan tenang penyakit Parkinson. Intinya sih tentang film romantis percintaan yang ceweknya menderita penyakit tersebut. Bagus filmnya, karena ngedepanin perjuangan cerita dari ceweknya agar bisa mempertahankan hubungan. Yang bikin gw terinspirasi adalah kenapa orang yang handicap itu selalu menjadikan dirinya nomor dua. Padahal gw yakin di antara mereka pasti ada yang bisa berkarya bahkan jauh lebih bagus dibanding orang yang normal. Ngeliat penyakit Parkinson, penyakit itu adalah ketidakmampuan orang dalam melawan keinginan otak dalam menggerakan tangan. Penderitanya selalu menggerak-gerakkan tangan dan cenderung gak bisa berhenti. Kalau dilihat, emang orang terkena penyakit Parkinson itu gak bisa mengendalikan apa yang diinginkan otak dengan apa yang dihasilkan, yaitu reaksi. Menggerakkan tangan itu b

Batas Atau Batasan

Pada dasarnya semua orang bisa menulis, entah bagaimana caranya. Yang pasti ketika segenap ungkapan hati dan pemikiran dituangkan dalam tulisan, pasti berasanya beda banget. Apalagi ketika menulis tanpa adanya tekanan dari siapa pun. Gw tau, ketakutan yang mengarungi pikiran lah yang membelenggu orang terhadap kemampuannya dalam menulis. Ketika sudah melawan batasan itu, pasti ide demi ide akan mengalir dengan sendirinya. Entah bagaimana pun itu, yang pasti batas itu harus didekati dan dan dilewati. Tapi, terkadang ada batas yang gak bisa dilewati. Misalnya gw, menikah beda agama. Atau ingin melawan kodrat dengan operasi kelamin. Sebenarnya kodrat itu dibuat untuk diapakan sih? Banyak orang beranggapan kalau melawan kodrat itu gak boleh. Apalagi kodrat yang terbentuk secara lahiriah. Kalau beda agama itu mungkin kodrat yang lebih kepada nilai-nilai universal yang ada karena pemahaman manusia tentang agama. Jadi batasan itu harus dilawan apa dipahami? Gak sadar sampe sekarang sepertinya

Dua Harapan Baru

Kantor gw baru aja kedatangan orang baru yang tingkatannya manajer. Entah kenapa gw dan anak-anak lain menaruh harapan luar biasa besar ke orang baru yang menjabat sebagai creative director ini. Dua orang yang udah bisa dibilang cukup senior dan kawakan bertarung di dunia kreatif. Baru beberapa hari sih, tapi keadaan di kantor gw luar biasa berubah. Kedatangan dua orang ini emang mengubah suasana yang selama ini hilang. Sekarang semua jadi punya "kepala" karena mereka. Banyak hal yang bisa dipelajari dari mereka, khususnya bagaimana survive di industri yang amat cepat ini. Untungnya dua-duanya tipikal orang yang mau membagi ilmunya dengan cuma-cuma. Ya, gak cuma-cuma sih, soalnya mereka kan dibayar lebih untuk bekerja, membuat sistem, dan segala hal yang berhubungan dengan manajerial. Entah kenapa gw malah jadi merefleksi ke diri gw sendiri ketika dua orang pemimpin ini masuk. Suasana yang berubah total kenapa gak dari dulu gw lakuian sebelum kehadiran yang lebih berpengalam