Posts

Showing posts from December, 2010

Selamat Datang Harapan Baru

Harapan akan selalu ada. Itulah yang gw percaya di dalam setiap gerak-gerik gw. Gak kerasa emang kalau tenggelam dalam rutinitas dan waktu pun seakan jadi sosok yang paling jujur. Ngebawa gw ke dalam proses yang gw rasa gak akan berhenti. Banyak emang yang masih gw ingin kejar. Terlalu naif kalau gw cepat ngerasa puas. Dan, yang gw yakini adalah harapan yang akan selalu datang di depan. Pertanyaan demi pertanyaan seakan terus muncul di dalam hati kecil gw. Sejuta usaha gw lakukan demi pencarian akan jawaban akan terus membawa gw ke dalam sekelumit pergerakan di dalam hidup. Entah kenapa sangat disayangkan kalau hidup gw hanya berbenturan dengan harapan penuh kebahagiaan semata. Perjalanan yang sebenarnya masih terbentang dan terhampar di depan. Terlalu banyak kenangan yang tak bisa gw lupakan. 2010 aku tinggalkan. Tahun baru akan membawa banyak semangat baru esok akan gw jelang. Dengan sejuta semangat yang ada, gw siap membawa diri gw bergerak dan melangkah lebih jauh lagi

Hadapilah Masalah!

Pernah denger "kesuksesan adalah ketika kalah dalam sebuah masalah, bukan keluar atau lari dari masalah." Gejolak seperti ini umum dihadapi manusia. Karena emang manusia pun gak lepas dari masalah-masalah hidup. Apalagi dalam mengambil keputusan, manusia pada umumnya akan mengalami gejolak yang membingungkan. Gw sangat suka dengan pepatah ini. Dalam menghadapi sebuah masalah, gw yakini kalau gw pun terkadang ingin lari dari masalah itu. Kadang menoleh ke sebuah masalah itu pun males amat gwnya. Tapi, ketika ngebaca pepatah ini lagi, gw ngerasa kalau masalah itu emang harus dihadapi. Ya, setiap manusia pasti punya masalah. Entah besar atau kecil, tapi gw yakin kalau setiap individu pasti punya. Gw ngerasa kalau lari atau mencoba kabur malah membuktikan kalau gw adalah seorang pengecut. Tapi, terkadang masalah pun ngebuat gw sendiri gak pede. "Bener gak sih keadaan gw sekarang?" Belom apa-apa gw udah menuhankan keadaan kan? Yang seharusnya gw gak begitu, malah keadaan

OKE!

"Woi, bantuin gw bikinin makalah dong!" "OKE!" "Wan, beliin susu ke Alfa Mart dong!" "OKE!" "Eh, bisa bantu gw rapihin skripnya gak?" "OKE!" Sekilas emang membingungkan ketika melihat percakapan di atas. Sebenernya gw tertohok banget sama omongan uncle gw yang mengatakan percakapan di atas. Simpel banget sih emang. Cuma bilang kata OKE. Tapi, kenapa dalam kenyataannya susah banget ya ngeluarin kata itu? Kadang kata itu malah keluar ketika waktu yang gak seharusnya keluar. Gw sih nganggep omongan om gw itu benar adanya. Karena emang di saat orang membutuhkan pertolongan, sudah seharusnya lah gw menyanggupinya. Minimal bilang oke aja dulu. Karena kalau gw udah menolak dari awal, maka jadinya akan timbul persepsi yang berbeda dari orang yang meminta tolong. Belom lagi kalau gw dipandang lain sama orang yang meminta tolong. Yang terlintas di pikiran gw adalah ketika gw bilang "OKE!" kepada orang, di situ akan terjadi dis

Disorientasi

Penuh akan aktivitas gak berarti hilang orientasi arah bukan? Yaa, setidaknya memilah satu demi satu yang harus dijadikan prioritas akan menjadi sebuah perencanaan yang amat baik. Karena terkadang gw suka ngerasa hilang orientasi akibat "kepenuhan" akan sesuatu. Gw sih gak sok bisa atau gimana, tapi gw harus ngerasa juga apa yang disebut itu dengan rintangan. Rintangan itu pun kadang datang bertubi-tubi. Kemenangan emang jadi agenda semua orang. Apalagi perjalanan yang akan dan terus gw lewatin ini ujungnya cuma satu, yaitu kemenangan. Kemenangannya apa? Hidup bahagia dong, hehehe. Apalagi coba yang gw cari di dalam hidup ini kalau bukan kebahagiaan? Beberapa akhir ini emang rintangan begitu banyak menghadang. Setiap langkah pasti gak akan pernah lepas dari yang namanya cobaan. Sekarang, kemarin, dan tentu hari esok akan menjadi agenda yang selalu datang ke dalam hidup gw. Yang bisa dilakukan hanya bersyukur akan keadaan yang dinikmati sekarang. Jangan terbawa dengan keadaan,

Kemenangan Milik Bersama

Terlalu banyak emang yang gw rasain senang malam ini. Bertemu dengan keramaian memang tak bisa diebli denga berlian yang paling mahal di dunia sekalipun. Pada awalnya emang gw gak niat menyambangi kampus, tapi malam ini banyak memerikan kenangan yang teramat baik untuk semua pihak. Petang Kreatif. Di antara semua orang yang pernah berada di dalamnya, memang momen ini memberikan banyak cerita yang gak pernah berhenti dikenang. Acara yang dipunya kampus gw ini emang selalu membuat semua yang berada di dalamnya menjadi begitu sangat menghargainya. Setiap pihak yang pernah melewatinya jadi terkenang dan tersihir seperti ingin kembali ke zaman mereka pernah ada di posisi tersebut. Simpel sih, acara ini emang acara "perang teater" yang mengkompetisikan 15 jurusan dengan semua pesertanya adalah mahasiswa baru. Enam tahun lalu gw pernah berada di posisi pelakon teater tadi yang notabene merupakan adik-adik kelas gw. Tapi, ketika bertemu lagi, melihat adik-adik bermain, 6 tahun itu se

Suara Hati

Suara hati. Terkadang gw sering bertanya dengan benda ini. Apakah benda ini benar-benar ada eksistensinya di dalam hidup gw. Apa hidup semua orang ya? Emang kadang gw selalu menyertakan benda ini dalam setiap keputusan baik yang ingin atau tak ingin gw lakukan. Langkah demi langkah kadang pun tersangkut oleh dua kata ini. Ya, suara hati. Banyak emang yang meragukan keberadaan suara hati. Bahkan orang banyak menganggap apa yang dijadikan langkah itu murni keputusan logis dia. Tapi, kalau dilihat kembali gw percaya dengan adanya suara hati. Seseorang bertanya ke gw hari ini. "Loe pernah jadi musuh orang banyak saat apa yang telah loe lakuin. Kenapa loe begitu kekeuh ya atas apa yang loe inginkan?" Gw agak kaget dikasih pertanyaan seperti itu. Karena gak pernah-pernahnya orang bertanya atas yang gw lakukan ini. Apakah gw sekekeuh itu dalam mengejar yang satu itu? Kadang saat begini gw sangat percaya dengan suara hati. Sebelumnya gw gak mengindahkan atas semua keputusan yang gw a

Memberi Pertolongan

Gak segampang itu juga ya ternyata? Emang orang terkadang hanya bisa menganalisis ketika ada sebuah masalah. Gw pun misalnya sedang teguh akan sebuah pendirian, akan mencoba sekuat tenaga bahkan sampai titik darah penghabisan. Tapi, ketika tak ada jalan keluar? Malu gak sih kalau gw harus meminta tolong ke orang-orang di sekitar ga? Sebenernya di sinilah gw diuji sejauh mana gw "memberi" apapun ke atau dari orang-orang di sekitar gw. Awalnya kalau dirasa emang meminta tolong ke orang lain itu seperti akan menjatuhkan diri sendiri. Apalagi diawali dengan gw yang sombong dan seakan bisa mengerjakan semuanya dengan sendiri. Akan tetapi, gimana ketika gw mentok dan gak bisa menjalankan apa yang seharusnya gw lakukan? Kalau menurut gw, misalnya dari awal gw sudah ringan tangan dan selalu memberi tentu gw gak akan malu juga meminta tolong. Karena gak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Apalagi hidup itu take and give. Gak selamanya gw disuapin, tapi terkadang tanpa diminta pun

Bimbang

Suka kesel gak sih kalau berada di dua pilihan yang sulit? Terkadang manusia malah mencoba mencari kelemahan di antar keduanya. Pilihan emang terkadang membuat diri sendiri jadi bingung. Gamang, bimbang, dan perasaan-perasaan yang kadang malah gak dibutuhkan kehadirannya. Membuat skala prioritas atas apa yang dihadapi tampaknya jadi pilihan banget ketika nemuin keadaan kaya gini. Entah kenapa berat banget rasanya harus membuat skala seperti itu. Karena gw tau kalau gw lakuin itu akan dapet banyak penyangkalan terhadap pilihan yang dibuat. Waktu pun mau gak mau berjalan terus tanpa ba-bi-bu. Rambut semakin tumbuh, jenggot harus selalu dicukur, dan gw harus tau apa yang akan dan mau gw perbuat. Menyerahkan sepenuhnya kepada waktu gak selamanya benar. Karena gw pun sebenernya harus tau apa sih yang gw pilih itu. Terkadang gw pun suka menyangkal terhadap pilihan yang gw ambil Tapi, apakah selamanya harus bertahan atas keadaan seperti ini? Gw sebel banget sih ketika harus menghadapi keadaan

Salahkah Waktuku?

Seorang perempuan berusaha menutupi kekesalannya karena gak kunjung bisa menemui keramaian di luar sana. Dengan dua buah hatinya dia berusaha memberikan yang terbaik untuk memberikan cintanya sebagai seorang ibu. Perempuan itu hampir gak pernah bertemu dengan keramaian. Ketika ingin mengunjungi sesiapa, dua buah hatinya itu menjadi opsi baru di mana dia harus selalu tinggal dan hadir di tengah keduanya. Sedih sih kalau ngeliat perkembangan perempuan itu. Di saat umurnya yang masih muda, dia sudah harus mengurus kedua buah hatinya. Tapi, apakah dia harus menyesal? Mungkin perasaan itu gak pernah keluar dari mulutnya. Tetes demi tetes air mata berjuang ia berikan demi yang terbaik untuk kedua pangerannya. Di saat dia melihat isak tangis dan senyum keduanya, perempuan itu pun menyadari kalau mereka adalah aset yang dititipkan Tuhan kepadanya. Dia adalah uni gw. Mungkin perasaan yang terbangun dan dirasakan sama seperti yang gw raskaan sekarang. Uni gw emang masih terhitung muda untuk memp