Posts

Showing posts from August, 2010

BS-BS

Asiknya bisa kembali ke peraduan. Dengan berbekal keletihan di minggu yang melelahkan ini, gw kembali bisa menghirup dinamika asik yang ada di keluarga. Bisa kembali bertemu dengan keramaian lain selain di kantor emang ngebikin pikiran rada jernihan. Karena gw bisa menemukan sisi yang "hilang" di saat gw sibuk selama seminggu menjalankan roda cita-cita. Apalagi dengan bertempatkan rumah yang selama 5 hari gw tinggalin, kayanya emang enak banget kalau apa-apa dikembaliin ke rumah. Setelah 5 hari jadi pribadi yang berjuang, kalau di rumah mah mau jungkir balik seenaknya gw juga bisa. Yang pasti gw menjalankan fungsi gw selama ini, anak ibu gw. Terlalu banyak pelajaran yang minggu ini bisa gw dapetin. Meskipun agak ngos-ngosan, tapi gw yakin kalau minggu ini banyak banget yang bisa gw ambil. Emang derasnya pekerjaan ngebuat gw semakin tak bisa memilih waktu yang "lazim" untuk bisa beristirahat. Tempaan demi tempaan ngebuat gw seperti dikejar anjing dalam menghadapinya.

Mendadak Punya Kampung

Mendadak nasionalis, atau mendadak agamis? Kadang momen ngebentuk sifat-sifat manusia juga ya. Apalagi ditambah perkembangan teknologi informasi yang bisa ngebantuk manusia untuk mendapatkan info jauh lebih cepat. Terlihat juga jadinya kalau mendeteksi kemendadakan jauh lebih cepat dan mudah. Apa aja sih yang ngebentuk misalnya terjadi mendadak seperti yang baru aja dialami? Misalnya ambil contoh aja kalau kemaren itu hari kemerdekaan negara Indonesia. Jadi yang terbentuk hampir semua orang bisa mendadak nasionalis yang menggelegar. Gw gak bilang kalau gw gak seperti itu. Tapi, momen yang berskala raksasa emang kadang bisa mempengaruhi orang lain seperti halnya sebuah aksi dan reaksi. Tapi, hampir di sekeliling gw pun menjadi "mendadak" nasionalis dan ngedepanin apa tuh yang selama ini terlupakan. Misalnya kenegaraan atau patriotisme. Gak salah juga sih. Apalagi ditambah dengan momen bulan Ramadan yang pas banget juga ngebuat orang-orang jadi mendadak agamis. Yang tadinya ke

Rest Area

Hari ini gw bener-bener ngerasain banget yang namanya rehat sejenak dari sejuta rutinitas yang ada. Mungkin gak begitu penting sih, tapi bertemu keluarga itu menurut gw hal yang paling gw cari ketika udah seminggu beraktivitas. Mulai dari memaksakan tubuh yang sedang lelah ini untuk pulang ke rumah, bahkan sampai berbuka bersama dengan keluarga besar gw tadi. Gw sih seneng ngelewatin ini. Karena menurut gw bertemu keluarga itu bisa jadi hal yang menyenangkan. Kadang di dalam perjalanan jauh itu membutuhkan tempat beristirahat. Kalau misalnya keluar kota kan juga banyak tuh di tengah jalan yang bernama rest area . Kadang orang ngerasa sanggup melanjutkan perjalanan tanpa berhenti sejenak. Tapi, sinting aja kalau gw berlaku seperti itu. Gak salah kok berhenti sejenak untuk merenggangkan otot-otot yang kendur karena telah berjalan jauh. Apalagi, di tempat itu gw bisa makan, gw bisa minum, gw bisa melakukan semua hal yang sepanjang perjalanan gak bisa gw lakukan. Yaa, kalau dianalogikan pe

Haruskah Takut Untuk Berubah?

Banyak orang, ternyata, yang sulit menerima perubahan dalam hidupnya. Sedikit saja harus keluar dari apa yang diharapkan, kadang menjadi polemik yang mau gak mau harus dihadapi. Baru hari ini, katanya, di kantornya dia dirombak mengenai pengaturan tempat duduk. Dia bilang kalau yang terjadi ketika pagi-pagi tempat duduk sudah berubah total, banyak orang yang gak terima dengan perubahan yang dilakukan. Ini hal kecil aja lho ya, padahal dia bilang dengan bertambahnya jumlah pegawai pada akhirnya dengan space ruangan terbatas, harus dimaksimalin agar semua pegawai mempunyai tempat. Suka ngebayangin aja jadinya. Karena kadang orang yang tadinya naek mobil merci, terus tiba-tiba ada masalah dan dia harus naek Carry, jadi suka ada pergolakan sendiri. Ya, orang suka gak mau tuh mengalami downgrade dalam hidup. Tapi, kalau emang terjadi gak akan pernah bisa mengelak kan? Karena terkadang melihat semua yang terjadi, udah tabiat binatang manusia gak mau berada ke dalam keadaan yang "berubah

Egois Itu Perlu

Ngeliat dia yang sibuk setiap hari jadi suka mikir sendiri atas apa sih yang dilakukan. Yaa, kalau ngeliat dari setiap gerak-gerik yang dia lakukan, terlihat sih kalau dia sedang menikmati fase dalam proses hidup dia sekarang. Bangun pagi, berangkat berjuang, berjuang, pulang malem, dan banyak hal yang dia lakukan tanpa letihnya. Gak hanya pulang malem, pulang pagi pun kadang dia lakukan dalam beberapa hari terakhir. Seneng sih bisa ngeliat dia yang sedang berproses dalam kesendiriannya. Bahkan sampai beberapa orang atau temen deketnya pun bilang kalau dia itu egois. Egois mungkin ada, tapi dia selalu yakin kok kalau yang dia lakuin itu untuk banyak hal di sekitarnya. Emang gak terlihat secara langsung, tapi dari tindak-tanduk yang dia selalu lakukan nunjukin kalau dia itu sedang menunjukkan rasa perhatian dia ke lingkungan di sekitarnya. Emang kalau langsung di -judge kalau dia itu egois, rasanya terlalu buru-buru ya. Karena dia sendiri tau kok apa yang sedang dia lakukan. Egois kadan

RPM Tinggi!

Fiuuuhhhh.... Gila banget emang 2 minggu belakangan ini. Gw ngerasa kaya dikejar-kejar anjing yang tak kunjung lelah ngejar gw. Gw akuin emang gw lagi berada dalam masa penyesuaian yang gede banget. Gak hanya gede, kencang juga speed- nya. Derasnya pekerjaan yang memompa gw untuk terus berkarya meski dalam waktu yang sangat sempit, ngebuat gw banyak belajar jauh berlipat-lipat lebih cepat. Deadline yang hanya dalam hitungan menit, tekanan demi tekanan, dan teriakan atasan ngebuat gw semakin harus bisa nyiasatin dan menghasilkan karya-karya yang baik. Ternyata enak juga ya kalau speed sangat tinggi. Entah dalam berbuat atau bekerja. Apa pun itu, ternyata gw dipaksa memahami dalam waktu yang jauh lebih singkat. Apalagi pressure dalam menghadapi sebuah fase itu ngebuat gw selalu berpikir kerasa untuk bisa nge- blend dan cepat mengerti. Banyak lho orang yang gak bisa menyesuaikan sebuah fase kalau fase itu menuntut gw lebih cepat mengerti. Justru yang ada orang banyak yang mundur dan ka

Selamat Ramadan Yaa

Jujur dan bekerja dengan hati. Itu yang dia tanamkan setiap hari untuk bekerja dan melangkahkan kaki keluar dari rumah setiap hari. Dia selalu yakin atas yang dia lakukan dan gak pernah takut walah terhadang batu besar di depannya. Yaa, belakangan emang dia sering cerita kalau di tempat dia bekerja banyak aja permasalahan yang timbul. Gak gara-gara dia juga sih, tapi dia selalu menganggap itu sebagai bagian dari menuju sebuah kemenangan. Banyak orang yang ada masalah dikit, kabur dan gak mau menyelesaikan masalah itu. Berbeda dengan dia yang selalu menghantam dan nabrak-nabrakin diri bahkan ke sebuah tembok besar sekali pun. Dia pun juga gak lepas dari salah kok. Kadang kesalahan-kesalahan yang gak seharusnya, dia lakukan dan bikin orang kesel. Tapi, dia gak pernah kabur atau takut. "Yang penting berjalan sesuai dengan rel yang terbentuk. Banyak omong? Mungkin itu gambaran dia dulu. Dibilangin selalu ngejawab dan selalu mencari pembenaran. Tapi, mungkin keadaan yang ngebikin dia s

Siapa Takut Salah?

Sepertinya dia gak sabar untuk dapet terus pelajaran-pelajaran baru. Awalnya dia seperti terlihat bertubi-tubi ngerasain masuknya pelajaran baru yang didapatnya. Apalagi gak semua orang bisa tahan dengan gempuran di tempat yang sebelumnya belom pernah dimasuki. Hari demi hari dia lewati. Walau belum seminggu, tapi dia cocok banget dan selalu ngerasa kalau dia menikmati hidupnya. Cocok bukan berarti tempat atau hal baru yang dia masuki kan. Yang penting gimana caranya dia survive atas hal-hal yang dia yakinin akan ngedewasain dia. Apalagi tantangan untuk hidup sendiri pun dia hajar juga. Bukannya gimana, tapi emang kalau jarak menjadi masalah, tentu jalan terbaik lah yang akan diambil. Dia juga udah ngerasain kok apa rasanya menjauh dan terjauhkan. Banyak yang dia pelajari di minggu pertama. Awalnya kaget pasti ada. Justru dentuman-dentuman yang shocking begitu, dia yakini akan ngebuat dia jadi "besar." Terserah sih mau liat dari mana kata besar itu sendiri. Yaelah, baru bera

Sampai Pada Saatnya Dia Berhasil

Mungkin minggu ini adalah minggu sangat menyenangkan untuk dia. Di samping perjuangannya membuahkan hasil, tentunya dia pengen selalu bisa memberikan yang terbaik yang dia punya. Begitu banyak badai yang dilalui, tapi keteguhan emang bikin dia semakin yakin ngejalanin hidup. Cobaan demi cobaan dia rasain, dan semua emang ngebikin jadi semakin kuat. Bangga juga sih ngeliat dia bisa melalui fase demi fase. Yang terpenting adalah sekarang dia berhasil ngedapetin kembali lapangan pertandingan yang dia cari. Kadang emang suka kesel ngeliat batunya dia, tapi ternyata dia bisa kok membuktikan kalau dia emang sanggup. Terkadang, suka salut sama tahan bantingnya dia. Soalnya liat aja, dia selalu bertindak sesuai hati nurani dia. Oleh karena cobaan yang berubah-ubah, dia semakin seperti gak bisa ngedengerin omongan orang lain. Tapi, dia mengerti kok orang-orang di sekelilingnya dia selalu mendukung dia. Kalau gak, dia gak bakal bisa ngelaluin masa-masa suram dalam hidup. Perjuangan baru sedang d