BS-BS
Asiknya bisa kembali ke peraduan. Dengan berbekal keletihan di minggu yang melelahkan ini, gw kembali bisa menghirup dinamika asik yang ada di keluarga.
Bisa kembali bertemu dengan keramaian lain selain di kantor emang ngebikin pikiran rada jernihan. Karena gw bisa menemukan sisi yang "hilang" di saat gw sibuk selama seminggu menjalankan roda cita-cita.
Apalagi dengan bertempatkan rumah yang selama 5 hari gw tinggalin, kayanya emang enak banget kalau apa-apa dikembaliin ke rumah. Setelah 5 hari jadi pribadi yang berjuang, kalau di rumah mah mau jungkir balik seenaknya gw juga bisa. Yang pasti gw menjalankan fungsi gw selama ini, anak ibu gw.
Terlalu banyak pelajaran yang minggu ini bisa gw dapetin. Meskipun agak ngos-ngosan, tapi gw yakin kalau minggu ini banyak banget yang bisa gw ambil.
Emang derasnya pekerjaan ngebuat gw semakin tak bisa memilih waktu yang "lazim" untuk bisa beristirahat. Tempaan demi tempaan ngebuat gw seperti dikejar anjing dalam menghadapinya. Tapi, gw bisa memahami kalau yang sedang terjadi itu emang keputusan yang baik.
Ya gw sih cuma bisa menjalaninya aja. Karena emang itu toh yang lagi gw hadapi? Lagian pengen mengeluh bisa aja, tapi gw lebih milih untuk dia dan ngebagi yang bagus-bagus aja buat orang-orang di sekeliling gw. Karena emang orang lebih suka denger yang baik kan?
Pelajaran baru yang bisa gw dapetin sekarang adalah tentang gaya hidup. Sepupu gw baru aja angkat kaki dari kosan yang baru sebulan dia singgahi. Selain itu, banyak ternyata kejadian seperti gw berbuka puasa bersama yang ngasih gw insight tentang gaya hidup.
Begitu deras emang kalau ngebahas tentang gaya hidup. Khususnya yang berhubungan dengan tempat yang gw berinteraksi dengan sangat sering. Ternyata bermacam-macam tempat orang berinteraksi, bermacam-macam juga topeng yang gw pake.
Boleh disebut mungkin keberagaman orang yang ada di lingkungan yang berorientasi uang. Segala politik dan intrik pun semakin terjadi. Dengan adanya itu, justru gw bisa bilang kalau hidup manusia semakin berwarna.
Gaya hidup emang gak segampang itu ngedeskripsiinnya. Misalnya sebuah pertemanan yang diukur dengan pertemuan BS-BS. Maksud gw di sini adalah bayar sendiri-sendiri.
Ternyata gw baru nyadarin kalau yang dinamakan persahabatan itu kayanya gak cocok kalau diukur dengan pertemuan BS-BS. Namun, gaya hidup seperti ini kerap terjadi di tengah-tengah gw. Jangankan gw, mungkin orang lain pun sangat sering terjadi.
Tapi, ketika gw flashback dan ngeliat pertemuan dengan sahabat-sahabat gw, ternyata gak pernah ada tuh pertemuan BS-BS. Iya banget deh, karena kalau gak gw yang bayar atau sahabat gw itu yang bayar.
Gw akuin emang yang dinamakan persahabatan kental itulah yang ngebikin BS-BS gak terjadi. Karena bener juga kalau semua pertemuan diukur dengan BS-BS, yang ada cuma siapa yang paling kuat mengenakan topeng.
Emang sih gw gak sekaya itu untuk ngebayarin tiap ketemuan. Tapi, terkadang orang itu gak sadar kalau dia mengajak seseorang, wayahnya dia membayari teman yang dia ajak. Bukan masalah bentuk atau tempat mewah yang dikunjungi. Tapi, value yang terbentuk terhadap orang-orang yang siapa tau "berhitung" untuk makan di suatu tempat.
Berhitung apa gaknya orang kan gw gak akan pernah tau. Tapi, misalnya gw tenggelam dengan gaya hidup yang makan selalu di tempat mewah, pasti gw akan menjadi pribadi yang BS-BS juga jadinya. Tanpa pernah berhitung, gw selalu ngajak temen-temen gw untuk makan di tempat mewah.
Gaya hidup BS-BS ini emang lucu sih. Orang selalu pengen dong ketemuan atau bersapa. Tapi, jadi lucu juga kalau mengajak teman yang ternyata dia sedang menabung dan gak mau diajak ke sebuah tempat mewah. Kalau dia gw ajak terus dia terluka gimana?
Bah, jadi panjang kan urusan kalau masalah pertemanan yang dibungkus dengan "gaya hidup" ngaco jadi ngancurin silaturahmi. Lebih baik menata diri sendiri dulu ya kan jadinya?
Karena silly banget kalau persahabatan hancur karena pribadi BS-BS yang terbentuk. Gw yakin kalau gw begitu yang ada malah cuma make topeng gak karuan dah.
Jikalau ditraktir orang di tempat mewah, jangan pernah berusaha mentraktir dia juga dengan tempat yang lebih mewah. Lebih baik mencoba tidak menerapkan pribadi BS-BS tadi dan traktir teman lain yang bisa dan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas gw.
Jujur sih gw gak mau jadi pribadi yang BS-BS kaya gitu. Tapi, gw tau kalau gw pun belom sesempurna itu untuk menata gaya hidup yang kadang bisa kebawa arus. Apalagi gw yang masih labil begini, hehehehe.
Intinya sih menurut gw adalah mengetahui sejauh apa dan sebatas mana gaya hidup itu mengatur tak hanya pergaulan, tapi juga kehidupan gw. Sampai pada saatnya gw bisa memilah hal-hal yang menurut gw prioritas.
Jangan malu lah kalau emang bisa cuma ngajak makan di roti bakar pinggir jalan. Yang penting gw ikhlas dan emang pengen bertemu tanpa topeng yang terpakai. Karena aktualisasi diri yang melalui gaya hidup menurut gw bullshit. Dan, gak akan abadi. Cuma bikin kantong bolong aja, hidup juga jadi gak sehat lagi.
Kalau gw lagi menerapkan gaya hidup BS-BS. Yaitu BAYARIN SAYA, hehehe.
:)
Comments
Post a Comment