Posts

Showing posts from July, 2010

Mahal? Atau Tak Ternilai?

Ngekos di Kuningan? Beeeuuuuhhh, kedengerannya sih premuim banget. Apalagi lokasi di daerah Setiabudi deket belakang RS mata Aini, ngebuat semua orang pasti berpikir kalau harganya mahal banget. Kemaren sih sempet ngiter-ngiter untuk bantu dia nyari kosan di sana. Harganya sih emang variasi banget. Apalagi keadaan kamar, luas kamar, atau berAC atau tidak, itu berpengaruh banget sama harganya. Ngekos di daerah sana emang pantas lah dengan harga yang premium juga. Menilai kerasnya hidup di Jakarta, ngebikin harga emang gak ngebohongin. Ditambah dengan akses jalan yang deket dari mana-mana. Itulah yang dibayar. Awalnya sempet kaget mendengar harga-harga yang ditawarkan. Tapi, dengan pencarian yang mantab capeknya itu, akhirnya ngebikin dia memilih untuk berteduh di sebuah kamar yang masih terjangkau. Kalau dibandingin sama jarak dan kerasnya perjalanan, tentu dengan Rp 900 ribu itu gak akan ngebuat banyak pertimbangan. Soalnya dia juga harus bertarung dengan waktu misalnya tidak ngekos. B

Bertahan

Ya, dia sedang sibuk ternyata mengumpulkan dan menerjemahkan mimpi dan harapannya. Suatu saat dia pengen banget ngedapetin sebuah hal. Apa pun yang dia lakukan selalu untuk mewujudkan mimpi terbesarnya dia. Kadang dia pun gak ngerti apa yang harus dia lakukan. Yang penting dia tau kalau dia menjalani dengan ikhlas dan jujur, dia bisa mendapatkan, minimal secuil, dari apa yang diperjuangkan. Sampe pada satu titik, dia sudah berusaha dan berdoa dengan keras dan belum kunjung dapet apa yang dia ingin. Hebatnya, dia bisa memutar balik otak dan terus berusaha dalam pengembaraan yang tak berhenti. Jenuh juga sih, menurut dia, melewati segala hal yang seperti tak punya ujung. Ya, kata dia sih dia sudah mulai agak jenuh. Tapi, dia yakin kalau yang diperjuangkannya itu akan berbuah manis suatu hari. Suatu hari dia keluar rumah. Dia pun tau kalau keluar dari rumah itu akan menghabiskan banyak biaya. Gak hanya biaya untuk ongkos, tapi kata dia usaha dan tenaga itu termasuk ongkos juga lho. Bertem

Gak Jelas

Pelajaran emang dateng dari mana aja. Khususnya sekarang, gw lagi berpetualang aja keluar dari rumah untuk bisa mendapatkan banyak hal. Ternyata bertemu dengan banyak orang bisa nambah pengetahuan lebih banyak lagi. Banyak orang terpenjara dengan zona nyaman yang sedang dia jalani. Alhasil gak mau keluar dari tempurung yang sebenernya gak make sense dijalani. Apalagi, terkadang pikiran buruk ngebuat gw takut melangkah. Kenapa orang cenderung seperti itu? Hal utama adalah kekinian yang memberikan kenyamanan itu yang ngebuat orang gak mau keluar. Khususnya nyaman yang didapatkan dan membuat gw tak mau lebih. Ke luar negeri! Ke New York! Bah, itu mah impian gw banget. Gw jadi semangat misalnya sampai suatu saat mimpi gw mengejar ke tempat itu. Kalau tinggal di sana mungkin kelewat mimpi kali ya, tapi minimal gw ke sana ngapain dikit aja gw udah seneng banget pasti. Yaaa, namanya juga mimpi kan? Gak salah ini kan punya mimpi mewah? Hehehehe, yang penting mah optimis. Gw sebenernya gak tau

RESPEK

Belajar untuk respek sama orang itu ternyata gak semudah apa yang gw pikirkan. Mengucapkan "selamat pagi pak, apa kabar?" Kadang jadi sulit banget terucap dari mulut gw. Apalagi menempatkan orang jauh lebih tinggi dari gw, menjadi tantangan yang sulit banget gw lakuin. Gak hanya gw, kadang orang kebanyakan pun seperti itu. Arogansi yang timbul dan meradang, kadang jadi momok tersendiri dalam hubungan sesama manusia. Keinginan bisa dilihat lebih, keinginan untuk menjatuhkan orang, dan semua negativitas kadang membusung di dada gw. Gak ada yang bisa ngebuktiin kalau apa yang udah gw lakukan bernilai. Gw? Jangan harap, karena di saat gw nganggep yang gw lakukan itu bernilai, di situlah gw gak ngedapetin apa-apa dari apa yang gw lakukan. Terkadang gw pun hanya bisa mengawang-ngawang sendiri jadinya. Apa yang gw harapkan kalau gw mengabaikan pandangan orang? Gw sih sekarang ngerasa kalau penilaian orang lain punya porsi yang amat sangat besar. Khususnya terhadap apa yang gw lakuka

Hidup Ini Indah

Ya, keadaan terbaik adalah ketika gw merasakan kejadian-kejadian yang berlangsung "sekarang" itu emang keadaan terbaik yang diberikan Tuhan untuk gw. Tanpa ada keinginan untuk memaksa atau berkeinginan di luar apa yang sudah diberikan-Nya. Baru aja subuh tadi berlangsung final piala dunia 2010 yang berlangsung di Afrika Selatan. Di sana gw ngeliat kalau emang yang dinamakan meraih itu jauh lebih mudah. Karena emang momen meraih itu sendiri akan terjadi tak begitu sering dalam hidup. Terlihat Spanyol berhasil meraih juara dalam pagelaran akbar 4 tahun sekali itu. Pertanyaan yang akan muncul jadi satu terbentuk, "bisa gak mereka mempertahankannya 4 tahun mendatang?" Banyak yang kalau gw implementasikan dalam keadaan nyata bahwa tak banyak orang yang bisa mempertahankan apa yang sudah dia dapatkan. Bahkan kadang kala gw menyalahkan takdir, ketika sesuatu itu gak bisa gw pertahankan. Kenapa orang bergantung sekali dengan takdir yang ada? Kenapa selalu takdir yang dijadi

Jujur Dengan Bohong

Bayangkan kalau di dunia ini tak ada kebohongan sama sekali, dan diisi dengan manusia yang JUJUR semua. Hahahahaha, jadi kepikiran gw setelah ngobrol sama ipar gw, Kimba. Jadi, dia baru aja nonton film yang ceritanya dunia di mana tak ada kebohongan di dalamnya. Jadi mikir sendiri gw tentang arti sebuah kejujuran. Karena emang itu yang dielu-elukan orang dalam bersikap dan menghadapi dinamika hidup. Kadang orang pun gak bisa menjalani hidup kalau di sekeliling dia penuh dengan kebohongan. Tapi, gw jadi gak ngebayangin kalau di dunia ini semua orang jujur. Karena seperti gak ada sekat sama sekali yang bisa dibikin dalam melindungi atau menahan sebuah pemikiran. Apalagi kejujuran itu ngebuat orang kadang memberi tahu apa yang seharusnya gak diberitahukan. Nah, dilanjutkan dalam film itu kalau ada seseorang yang baru saja menemukan kebohongan yang emang seperti barang baru. Orang itu pun seperti "penemu" akan kebohongan yang ngebuat perubahan sendiri di dalam dunia tempat dia ti

Gagal dan Pesimis Untuk Sukses

"Semua orang berhak untuk gagal, tapi gak ada siapa pun yang berhak untuk pesimis." Itu sebuah pemikiran yang gw dapetin pas nonton Oprah di tivi tadi. Emang ya, suka ngerasa kalau pesimis itu suka menghantui tindak-tanduk manusia. Hal itu akan ngebikin gw jadi sosok yang gak punya mimpi dan harapan. Tapi, yang namanya perasaan kan gak bisa ditahan kan? Kadang suka timbul di saat yang gw gak inginkan. Apa yang menjadi pemikiran pun kadang kalah sama yang namanya pesimis. Dan, bisa membunuh apa yang sudah gw perjuangkan. Gw gak bilang kalau di antara semua semangat membara yang ada, suka timbul perasaan seperti itu. Jangan bilang kalau dalam diri gw gak bisa positif kan? Akhirnya semua harus dijalanin dengan positif kan? Naik turun itu pun akan jadi hal yang sangat wajar kalau gw jalanin dengan baik. Pasang surut lah istilahnya. Karena emang filosofi kadang di atas kadang di bawah pun jadi ada benernya. Maksain kalau logis sih gak apa-apa. Tapi, kalau emang seakan dipaksakan,

Melangkah Atau Sprint?

Senang rasanya bisa terus bermimpi dan melakukan hal-hal yang gw suka lakukan. Mungkin sampai gw sampai pada tahapan yang menyenangkan melalui semua perumpamaan yang sering gw rasain tanpa gw sadari. Bangun pagi, melihat matahari, dan memupukkan cita-cita dan harapan setinggi mungkin. Hal yang harus selalu gw lakukan dalam menghadapi semua proses dalam hidup ini. Orang lain mungkin menyerah, tapi gw yakin kalau gw gak akan menyerah. Perasaan lelah mungkin ada, tapi gw yakini kalau yang gw lakukan ini benar dan sejalan dengan yang gw rencanakan setiap detiknya. Gw punya perencanaan, tapi tetep yang di atas lah yang punya kuasa dalam menentukan. Berharap, berusaha, berharap, berusaha, menjadi agenda gw setiap harinya. Senang? Tentunya dong. Karena gw benar-benar ikhlas ngejalanin prosesnya. Entah kenapa gw gak mau jadi orang yang sombong dalam melihat segala sesuatu. Apa yang jadi tantangan, justru itu yang gw anggap makanan. Mudah-mudahan gw bisa selalu mendapati semua dengan senyum. Ka