Parah Loe...

Out of boundaries, atau di luar batas. Gw jadi kepikiran kalimat ini dari kemaren. Entah kenapa sebuah momen nyadarin gw dari semua kemunduruan atau pelannya performa gw belakangan. Jadinya gw malah menunggu, bukannya ngejemput bola. Seorang sahabat sekaligus rekan kerja di kantor mengkoreksi gw dengan semua kemunduran yang ada di dalam diri gw. "Mana loe yang nyablak dan doyan ngebanyol kalau lagi diskusi," ujar dia. Dia malah nelanjangin gw dan berhasil bikin gw skak mat. Gw pun gak kepikiran banget ternyata gw bisa ngobrol dan saling mengisi di antara semua kesombongan yang ada di gw. "Loe harus udah mulai membiasakan diri loe bertindak melebihi batas." Nah, setelah dia ngomong gitu, gw sedikit terhenyak karena omongan dia yang gw anggap ada benarnya juga. Let say, dia ngasih contoh gw disuruh ngambil kursus disc jockey atau DJ. Hahahahahaha, gw ngakak banget pas dia ngasih contoh itu, tapi dia ngasih contoh emang yang sebelumnya gak pernah kepikiran sama gw. At

Kapan sih gw ngerasa kalau diri gw ini bisa terus memberikan kontribusi untuk hidup orang lain? Kalau gw mau bertahan dengan keadaan yang gitu-gitu aja, pasti yang ada ujungnya cuma gak bisa menghargai orang. Gak pengen banget sih ngerasa jadi yang paling bener, karena jatuhnya cuma berusaha menopengkan diri. Hari ini gw harus nganter adek gw ke daerah Gajah Mada. Emang kalau mau selfish , mah gampang banget. Kalau gw cuma mikirin kepetingan gw, gw bisa aja nolak dan ngelanjutin tidur di kamar berantakan gw. Adek gw ceritanya emang mau ada sebuah proyek bareng salah satu stasiun tv swasta. Ternyata diajaknya gw nemenin dia, diharapkan gw ikut menjaga dia dari hal-hal yang bisa aja gak sesuai. Tanpa disadari adek gw aja masih bergantung sama gw. Gw masih abang yang dianggapnya dia bisa melindungi dia dari orang-orang yang mau macem-macem sama dia. Ternyata benar, gw di sana berusaha ngelindungin adek gw dari semua yang akan dia jalani. Gw gak mau adek gw diapa-apain sama orang-orang yan

Ngerasain banyak perubahan di dalam diri terkadang bikin semangat lagi untuk melangkah. Khususnya dari yang gw lakuin sekarang. Banyak banget yang berubah. Entah dari sudut pandang mana gw pengen liat. Dalam fase kali ini, gw ngelaluin dengan penuh keyakinan. Hal ini membuat gw bisa bertahan dalam waktu yang lama. Tanpa melakukan hal-hal yang konyol dan ngebuat gw kabur lagi dari sebuah pencarian. Gw menyadari kalau yang gw jalani ini banyak rintangannya. Banyak hal-hal yang harus gw pandang dalam bentuk atas nama yang berbeda. Semakin jelas tuh sekat-sekat yang kebentuk. Mulai dari atas nama cinta, atas nama Tuhan, atas nama bisnis, atas nama pertemanan, dan atas nama yang lainnya. Apa aja yang bisa gw lakuin setelah ini sebenarnya setelah gw berhasil melewati fase yang melelahkan ini. Gw bisa belajar tenggang rasa, toleransi, dan banyak hal yang tentu ngebikin gw bisa mengalahkan rasa takut gw. Rasa takut akan kehilangan pekerjaan misalnya. Siapa sih yang pengen jadi pengangguran lag

What happen if in our head full of many ridiculous things? Maybe, sometimes I get so many to do with those. But, actually I don't really care about how to deal with. Some peoples do the ridiculous things to win. But, they can't deal with the risk. Sharpen the things that I should do, maybe will reduce the risk. Otherwise, I can't sure how to win and what to win. Why so many people become bad guy to get through what they want? I shall do the reasonable things to get win. Because, I want to achieve my goal and deal with any risk that I would get. Unless, I already know what kind of happiness I would find. Not only find, but also guess the answer. Furthermore, I will confidence to get through ahead. Who cares? Who really cares about what I do and what I did? Unless, me and myself. Find and guess. Those two words are walking inside my head. In life, I could feel that find is hard. Because, I would be challenged to how hard is my struggle. My effort, my dream, my life, become bi

Wah, udah lama juga ya gw gak nulis. Gokil aja emang, gw same gak bisa nyempeting diri gw sendiri untuk menuangkan pikiran. Padahal banyak aja yang jadi gonjang-ganjing di dalam gw menapaki. Merasa diri jadi agak lambat kalau gw jadi jarang menulis. Karena gw jadi kurang mengulik ide atau pun pemikiran-pemikiran gw yang terangkai kata demi kata. Kepala gw jadi kaya agak penuh sendiri jadinya. Banyak juga temen-temen gw yang menulis hanya karena emang dia bisa pake untuk cari nafkah. Selebihnya, dia gak menuangkannya dalam waktu dan fungsi menulis dalam siatuasi lalin. Gak salah juga sih, tapi gw ngerasa harus terus meningkatkan diri aja misalnya gw pake keahlian di ruang tanpa batas ini. Kenapa tanpa batas? Ya karena kalau gw menulis di sini, gak akan ada yang bisa ngatur gw harus nulis gimana, nulis apa, kapan, dan segala macam yang terkadang membelenggu gw dalam berkarya. Sama aja kaya orang yang biasa melukis, tapi tiba-tiba dia disuruh melukis dengan aturan dan waktu. Emang sih, te