Bertahan

Ya, dia sedang sibuk ternyata mengumpulkan dan menerjemahkan mimpi dan harapannya. Suatu saat dia pengen banget ngedapetin sebuah hal. Apa pun yang dia lakukan selalu untuk mewujudkan mimpi terbesarnya dia.

Kadang dia pun gak ngerti apa yang harus dia lakukan. Yang penting dia tau kalau dia menjalani dengan ikhlas dan jujur, dia bisa mendapatkan, minimal secuil, dari apa yang diperjuangkan.

Sampe pada satu titik, dia sudah berusaha dan berdoa dengan keras dan belum kunjung dapet apa yang dia ingin. Hebatnya, dia bisa memutar balik otak dan terus berusaha dalam pengembaraan yang tak berhenti.

Jenuh juga sih, menurut dia, melewati segala hal yang seperti tak punya ujung. Ya, kata dia sih dia sudah mulai agak jenuh. Tapi, dia yakin kalau yang diperjuangkannya itu akan berbuah manis suatu hari.

Suatu hari dia keluar rumah. Dia pun tau kalau keluar dari rumah itu akan menghabiskan banyak biaya. Gak hanya biaya untuk ongkos, tapi kata dia usaha dan tenaga itu termasuk ongkos juga lho.

Bertemu orang baru maupun lama pun menjadi pilihan agar dia bisa mendapatkan hal-hal baru. Karena emang yang dia yakin kalau sebuah hal baru itu bisa dapet kalau emang dia menciptakan momen pertemuan itu sebagai hal baru. Meskipun orang yang ditemuin itu orang lama.

Lucu juga sih ngeliat dia sampe sekarang masih seperti "tenggelam" dalam pencarian. Tapi, ngeliat dia itu membuat orang-orang di sekitarnya bereaksi banyak. Yaaa, gak banyak juga suh. Tapi, minimal orang bereaksi atas apa yang dia lakukan.

Mau diem, mau bekoar-koar, atau bahkan ngeliat hal baru dengan sok-sok tau, kadang ngebuat orang bereaksi atas apa yang dia lakukan. Yang lucu dianya sendiri tau kalau orang diem juga itu sedang bereaksi sama dia.

Tapi, dia punya harapan besar banget lho. Kadang terlihat dari hal-hal yang dengan enteng dia anggep sebagai pembelajaran. Semangat pun dia pupuk setiap hari, setiap hal yang dia langkahkan, dan semua harapan yang sedang dikejar.

Kalau menurut dia sih cuma tinggal masalah waktu. Soalnya dia sendiri gak tau mau sampe kapan begitu. Dia pun gak bisa mutusin begitu aja semua mimpi dia hanya karena dia belum dapetin "lapangan pertandingan."

Dia pun selalu berusaha dengan baik mendengarkan omongan orang lain. Karena suatu hari pernah dia dibilangin sama orang tentang nilai baik. Nilai baik yang tentu tak bisa diukur dari diri sendiri, melainkan orang lain.

Lucu juga sih, seakan orang ngeliat dia sebelah mata. Tapi, sebenernya dia itu sedang berada dalam "pengembaraan" yang panjang. Jadi, dia sama sekali gak takut terhadap jatuh bangun yang terjadi.

Yaa, gak tau juga sih dalemnya. Tapi, entah kenapa dia selalu yakin apa yang dia kerjakan. Meski dia tau yang dia lewati itu salah. Yang penting kata dia mah tabrakin aja dulu, seradak-serudukin aja dulu. Kalau udah nabrak kan jadi tau apa yang harus dilakukan, kata dia dengan yakin.

Hahahaha, dia sih senengnya cuma ngeliat masalah dari sudut pandang yang simpel. Dia gak mau tau atau cari tau misalnya itu bukan masalah dia. Misalnya ada yang ngeganggu dia, baru deh dia keluar dari kandang. Suka aneh juga kalau ngeliat dia udah nyelesein masalah dengan ngaco.

Tapi, emang dia yakin dan senang apa yang dia kerjakan. Jadi, tak ada pun kemarahan misalnya dia tau kalau yang dia perbuat itu akan membuat dia jadi lebih baik.

Percaya dan yakin aja atas apa yang dilakukan, kata dia. Itu yang ngebuat dia sampe sekarang dia masih bertahan.

Entah mau ngeliat hebat dari sudut pandang mana. Tapi, RUMIT! Sekaligus tak terjawabkan.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Ketipu Sama Ujan

Telah Lahir