Mimpi dan Eksekusi

Weekend. Yap, saat-saat inilah gw peruntukkan ke waktu yang selama satu minggu gw gak bisa penuhi. Gile aje gw marathon nonton DVD aja seharian ini. Tiga film berhasil gw lahap dengan baik.

Emang kalau udah di rumah hari Sabtu dan Minggu bawaannya pengen manjain diri aja. Lagian di waktu inilah gw bisa melakukan apa pun yang gak bisa gw lakukan karena rutinitas. Gw baru aja ngelahap King of Speech, The Expandable, dan The Tourist.

Gw sih ngeliat dari ketiga film ini bahwa betapa Amerika itu emang negara yang benar-benar maju. Mereka bisa membuat set seperti jaman dulu, ngancurin mobil dan gedung, ngebikin efek orang ditembak dengan begitu sempurna, dan masih banyak keajaiban-keajaiban lain dari industri film yang ada di negara Paman Sam itu.

Kalau dibanding ama negara sendiri mah ketinggalan jauh banget. Kayanya mah gak bakal kekejar kalau feeling gw. Apa yang salah ya?

Kalau gw ngeliat orang-orang film di Amerika emang luar biasa banget. Hal yang utama kalau ngeliat hasil-hasilnya sih gw ngerasa kalau semua pekerja kreatif di sana mempunyai fasilitas untuk mengimplementasikan ide-ide liar mereka. Entah dari teknologi, finansial, dan segala hal yang mendukung.

Gw suka heran sendiri sih kenapa di Indonesia gak bisa bikin film kaya gitu. Apa dan kenapanya pun suka jadi pertanyaan tersendiri. Kalau dibalikin lagi, orang-orang film di Amerika sama aja kan, mereka manusia juga. Apalagi sama-sama diberikan akal dan pikiran.

Apa hanya karena fasilitas dan kemampuan mengeksekusi yang tadi gw ungkapin? Kenapa orang selalu mengkambinghitamkan segala hal yang di luar dari kemampuan diri sendiri ya? Gak usah orang, gw aja suka menyalahkan diri sendiri. Padahal gw tau tinggal tahap eksekusi ide, tapi mentok karena ketakutan yang gw punya.

Salah gak sih?

Kalau menurut gw salah sesalah-salahnya. Kenapa orang selalu menunggu fasilitias atau kemudahan itu datang? Harusnya kan gw lah yang harus menjemput bola. Gak usah nunggu teknologi atau kemudahan finansial sama dengan orang Amrik itu. Tapi, gimana caranya berusaha berkarya dengan tulus atas kemudahan yang dihadapi sekarang.

Gak usah bermimpi atau berusaha keluar dari kemampuan yang ada. Selalu berpikir untuk mencoba mencari atau menciptakan kemudahan-kemudahan baru agar karya yang dihasilkan baik. Jangan pernah takut deh mengeksekusi seuah ide atau konsep. Karena keberanian itu yang bisa mengedepankan bagusnya sebuah karya.

Setelah menelurkan karya, gimana rasanya kalau karya yang gw bikin itu bisa mendapat apresiasi dari orang banyak yang menikmati. Pasti menyenangkan banget kalau karya gw disukain. Lebih-lebih lagi gw bisa mendapatkan hasil dari karya itu.

Gak usah menyalahkan segala hal yang di luar diri sendiri deh. Yang penting gimana caranya memperkecil kesulitan, tapi membesarkan jalan keluar. Supaya melatih diri gw sendiri untuk selalu kreatif meski di keadaan yang paling rendah sekali pun.

Kata siapa gw gak bisa bikin iklan sekelas dan sebagus di Thailand sana? Kata siapa gw gak bisa nulis sebagus penulis-penulis kawakan dunia? Kata siapa gw gak bisa? Semua orang bisa kok, toh ada kan karya yang dinikmati dan diapresiasi dengan baik. Secanggih atau seminimalis apa pun itu.

Ya, gw bisa.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Akhirnya Gw Menikah