Teknologi Menghilangkan Kepakaran

Yakin gak sih informasi yang seliweran belakangan ini betul atau kebetulan? Atau betul yang direncanakan?

Jaman sekarang itu kalau ngeliat sesuatu bisa apa aja, tapi kita dikepung dengan berbagai informasi serupa dan berdasarkan algoritma yang terbentuk karena jejak atau cookies internet yang dihasilkan dari ponsel kita.

Ibarat bisa ngeliat sejauh mungkin, tapi ngeliatnya di dalem pipa panjang yang sempit. Bisa ngeliat jauh, tapi hanya disodorin informasi serupa yang jejaknya gw bikin di ponsel.

Apakah berita itu-itu aja jadinya berimbang? 

Kalau ngutip kata Adolf Hitler, "Sampaikan lah meski itu salah, lama-lama itu akan jadi kebenaran."

Apakah pola ini yang sedang berjalan dalam pemerolehan informasi sekarang-sekarang ini? Di mana manusia udah diperbudak dengan gadget yang bikin gw pun nerima apa yang jadi interes dan kesukaan gw?

Mungkin yaa, gw bilang mungkin. Karena apalah dan siapalah gw, hehehe.

Tergelitik juga gw bicara dengan seorang sahabat yang bilang kalau analisis tanpa kerangka berpikir logis itu gak ada gunanya. Tapi, lebih ke berpikir konstruktif di era sekarang mah kelamaan cuy. Karena orang lain udah bikin rudal, kita masih bikin pempek kapal selam.

Banyak hal yang sebenarnya gak bisa melulu dilandasin kerangka berpikir yang fundamental. Meskipun gw rasa itu juga penting.

Ibarat Toyota yang selalu bikin produk dengan riset yang lama, mendalam dan matang. Sehingga Toyota menghasilkan produk-produk terbaik. Yang tentunya minim komplain.

Beda lagi sama Tesla, selalu bikin produk dengan tergesa-gesa, dengan riset seadanya, tapi breakthrough the innovation, tapi komplain banyak.

Gak salah dua-duanya. Tapi, dengan percepatan teknologi dan informasi, rasanya gaya Tesla yang lebih disukai anak-anak generasi di bawah gw. 

Kalau nungguin hal yang konstruktif, kelamaan cuy. Tesla yang destruktif justru memberikan gairah banyak ke generasi yang lebih muda. Di mana jawaban tentang hal apapun ada di dalam genggaman.

Selain polarisasi informasi yang dibikin oleh pipa algoritma, kemunduran sekarang adalah orang dapat suka-suka aja berpendapat dan bahkan nyalahin orang dengan data yang cuma sedikit. Ya itu tadi, menurut Habib Husein Ja'far, "Teknologi itu menghilangkan kepakaran." 

Mau itu bidangnya apa juga, karena mediumnya bebas, orang jadi suka-suka aja ngebantah dan saling serang orang lain di media sosial. Jadi gak ada etika. Tapi, mau nyari data juga gimana. Penyedia layanan tentu ngasih data pencarian yang nguntungin mereka doang. 

Ibaratnya gw itu megang pipa yang begitu banyak di tangan gw. Dan, gw pun bisa melihat sejauh apapun di dunia ini lewat pipa digital itu. Tapi, ya sebatas informasi yang dijejelin dari pipa itu aja. Sisi luar pipa tersebut kaga keliatan cuy.

Saran gw, kalau mau browsing pake VPN (Virtual Private Network). Paling gak, gw bisa dapet perspektif data pencarian dari pipa algoritma negara lain, jadi lebih berimbang aja.

Belom lagi kalau pipa tersebut diberikan secara cuma-cuma dan seolah-olah "memaksa" gw harus berkacamata kuda sama informasi tersebut.

Serem sih. Gw pun harus selalu skeptis terhadap sebuah isu yang berkembang di ranah digital. Gw pun akhirnya setelah berapa lama meng-uninstall seluruh portal berita di hape gw. Karena menurut gw udah mulai toxic dan beritanya gak berimbang.

Entah lah, jaman sekarang harus percaya sama siapa atau apa. Yang penting tetep berusaha skeptis dan kritis atas seluruh isu yang berkembang. Karena, sebenernya itu semua kudu diendapin dulu karena takutnya berujung hoax.

Yaaa begitulah secarik tulisan di pagi hari yang mungkin menggelitik gw beberapa hari ini. Jangan percaya sama tulisan gw yaaa. Cari rujukan sendiri yaaa. Yang berimbang. Dan, itu juga kalau bisa, hahahahaha.

parah loe...

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Nasi Padang Agensi Jepang