Amrie Hakim dan Budiman Noor, Inspiring!
The Greatest Gift Of All
Di dunia tak ada yang mutlak. Semua serba relatif sesuai dengan teori Eyang Einstein. Menunggu kelahiran anak , waktu merambat bagai siput. Saat pacaran jarum jam melaju bergegas.
Budiman Hakim, sahabatku copywriter ternama berteori bahwa kata bisa berubah makna. Contohnya, ketika seorang jejaka mencuri cium pacarnya, sang gadis sambil memukul lembut dada si cowok berkata :"ih...benci deh...sebel...sebel', dengan rona muka merah bahagia.
SMS dengan bunyi berita sama, mengakibatkan reaksi jauh berbeda. Berita "I am pregnant" dari istri, diterima Joko sambil berteriak gembira. Sementara berita yang sama dari sang 'mistress' membuat Joko berkeringat dingin. "Mati aku...!" desahnya.
Main golf, kalah gopek ceng Anda bayar dengan senang hati, sebagai bagian dari ongkos memperluas jejaring. Memberi 2 lembar ribuan lusuh pada pengemis kecil yang kuyup kehujanan di perempatan Pondok Pinang, Anda menggerutu menyalahkan pemerintah yang alpa memenuhi janji kampanye "pro poor policy".
Untuk membeli tas kulit Birkin Hermes seharga usd 6,000 sampai sekarang Anda rela inden, sementara brosur Dompet Dhuafa tergeletak di meja dan belum sempat dibuka.
Apa yang kita cari? Bila tahu bahwa semuanya adalah relatif, kenapa kita masih bergegas tiap pagi menuju kubikel bernama kantor , menggeram melawan macet, memelototi pengendara motor dan mengulang rutinitas ini ketika pulang bakda Isya?
Apa yang kita cari, sahabat?
Saya ketemu banyak orang yang gamang. Ketika usia melewati 2/3 perjalanan hidup, kita mulai mencoba mengubah kordinat. Bahwa keluarga adalah 'Job No.1', semua sepakat. Kesehatan mahal harganya, tak ada yang kontra. Berbuat baik dan respek pada sesama, juga dianjurkan Obama. Tapi ada satu kekuatan alami yang kita harus pelihara : daya guna persahabatan.
"True friendship is like sound health; the value of it is seldom known until it be lost."
- Charles Caleb Colton
Persahabatan tak mutlak diukur dengan pencapaian materi. Perhatian, respek dan 'genuine care' sudah lebih dari cukup.
Apa yang harus Anda berikan ketika seorang sahabat yang telah punya segalanya berulang tahun? Dengan rumah bertingkat tiga neo klasik plus basement memuat 21 mobil Mercedes-Benz segala tipe di atas tanah seluas 5000m2 di area termahal Pondok Indah, benda apa yang dapat memuaskan hasratnya?
Ketika acara buka kado , bertumpuk hadiah peralatan golf termahal, jam tangan mewah, dasi-dasi segala merek. Hanya satu hadiah yang membuat dia dan istrinya menangis. Sebuah Al-Quran indah lengkap dengan terjemahannya.
Masihkah Anda meragukan bahwa segalanya di dunia ini sangat relatif?
Persahabatan memperkaya kehidupan."Friends are the most important ingredient in this recipe of life." Dalam era 'cukup dua anak' dan biaya pendidikan lebih mahal dari biaya nikah , maka mitos 'banyak anak-banyak rejeki' selayaknya diubah menjadi 'banyak sahabat-banyak peluang'.
"Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend." - Albert Camus
Saya suka bermain golf karena di lapangan golf persahabatan tercipta tanpa pretensi. Hubungan bisnis tercipta sebagai 'by product'. Dan mengapa saya selalu 'confirm' setiap permintaan dari siapapun juga untuk jadi 'Friends' di akun facebook saya? Karena pasti ada niat baik mereka untuk mau 'melamar' jadi teman saya."Everyone is a friend, until they prove otherwise."
Tadi malam, ketika sudah sampai di rumah saya mendapat sms dari teman memberitakan bahwa anak lelaki pertama sahabat kami alumni ITB 73 telah meninggal dunia. Langsung saya berangkat, karena saya tidak bisa dan -naudzubillahi mindzalik- tidak sudi membayangkan betapa hancurnya hati seorang ayah yang harus menguburkan putra kesayangan yang wafat di usia 24 tahun. "Fathers are not supposed to bury their sons!!!"
Ketika memeluknya dan berbisik padanya , saya kehilangan kata-kata. Kata-kata kehilangan makna. Yang dapat saya lakukan hanya mencoba menyerap air matanya yang tumpah pada pundak , dengan harapan sepersekian kesedihannya dapat kita rasakan.
Ratusan teman tiba malam tadi. Dan ratusan teman ini kemudian pulang memeluk anak-anaknya tanpa perlu bicara. Malam itu saya beruntung menyaksikan kekuatan dan daya rengkuh persahabatan.
Mulai hari ini, mari kita perbanyak teman. Seorang bijak pernah berkata:"strangers are just friends waiting to happen." Itulah sebabnya, ketika ikut turnamen golf, saya lebih suka berada dalam grup orang-orang yang belum saya kenal, karena ketika permainan selesai, persahabatan baru saja dimulai.
Dan persahabatan adalah hadiah terbesar sepanjang masa!
Happy Valentine utk Bunda, Iyung, Inel, Bayu/Dida dan semua anggota keluarga tersayang,
Amrie Noor
Itulah sebuah kutipan yang menurut gw spektakuler dan menyentuh banget. Walaupun gw belum pernah bertemu dengan penulisnya, Amrie Noor, tapi gw tau kalau dia itu orang baik. Karena tentunya dunia kreatif baru saja gempar karena tulisan mas Amrie ini. Kalau dari ide dan konsep simpel banget tulisannya, tapi dari segi eksekusi, bener-bener menakjubkan. Kalau saja gw bisa punya kapasitas untuk membuat sebuah tulisan dan membuat sebuah komunitas menjadi gempar akibat tulisan gw itu.
Tapi, tentunya mas Amrie punya kapasitas karena pengalaman yang dipunya oleh dia industri ini, kalau tidak mana bisa? Yang gw takjub ternyata ada gitu orang yang mau menulis, dengan tidak punya pretensi apa-apa dan hanya menulis apa yang dirasakan, tetapi menggetarkan hati kecil setiap orang yang membacanya. Bagaimana ya caranya Om Amrie?
Wah kalau disandingkan dengan Budiman Hakin atau Amrie Noor, gw mah gak ada apa-apanya! Dua orang besar itu adalah raksasa, kalau gw mah masih benih-benih plankton yang masih berusaha dalam sebuah rantai makanan industri ini dan berusaha menjadi raksasa sebesar mereka. Om Amrie berhasil menggetarkan kesadaran kita semua mengenai segala macam yang sudah atau akan dilakukan. Mengutip tulisan Om Amrie,
Persahabatan tak mutlak diukur dengan pencapaian materi. Perhatian, respek dan 'genuine care' sudah lebih dari cukup.
Setuju banget gw, kalau persahabatan itu gak bisa diukur dengan materi. Walaupun materi adalah hal yang paling mudah membuat persahabatan itu hancur atau menjadi sangat erat. Yang gw bisa bilang tentang tulisan Om Amrie ini adalah bagaimana merefleksikan sesuatu dengan baik dan tentunya berdasarkan empiris atau pengalaman yang telah kita lalui. Dan tanpa sedikit pun mengeluh sampai pada saatnya kita sadar, "seberapa banyak yang udah loe berikan?" Berikan di sini adalah sejauh mana loe mengabdikan hidup untuk hidup lo sendiri. Sehingga semua terasa indah, minimal indah untuk diri loe sendiri.
Gw pun gak nyangka bisa baca tulisan seindah ini, dan menghibur banget di tengah keadaan gw yang masih terpuruk porak-poranda karena baru aja jadi pengangguran lagi. Mudah-mudahan setelah mengutip dan membaca tulisan Om Amrie ini, gw jadi semangat mencari kesempatan kerja di industri kreatif ini. Gw gak akan patah SEMANGAT! Gw pengen sebesar dan seraksasa mereka soalnya.
Untuk kedua Om, baik Bud maupun Amrie, saya ucapkan terima kasih karena kalian memberikan saya banyak inspirasi mengenai perjuangan yang sedang saya hadapi. Doakan saya bisa sebesar kalian dan saya bisa bekerja dan berjuang dalam semua kejadian yang sedang dan akan saya hadapi. Walaupun saya copywriter pengangguran dan baru mengecap pengalaman bekerja 3 bulan, saya tetap ingin menjadi yang terbaik, minimal untuk diri saya sendiri. A-.
Terima kasih sekali lagi, maaf kalau saya mengutip tulisan Om Amrie dari OmBud.
Salam
Di dunia tak ada yang mutlak. Semua serba relatif sesuai dengan teori Eyang Einstein. Menunggu kelahiran anak , waktu merambat bagai siput. Saat pacaran jarum jam melaju bergegas.
Budiman Hakim, sahabatku copywriter ternama berteori bahwa kata bisa berubah makna. Contohnya, ketika seorang jejaka mencuri cium pacarnya, sang gadis sambil memukul lembut dada si cowok berkata :"ih...benci deh...sebel...sebel', dengan rona muka merah bahagia.
SMS dengan bunyi berita sama, mengakibatkan reaksi jauh berbeda. Berita "I am pregnant" dari istri, diterima Joko sambil berteriak gembira. Sementara berita yang sama dari sang 'mistress' membuat Joko berkeringat dingin. "Mati aku...!" desahnya.
Main golf, kalah gopek ceng Anda bayar dengan senang hati, sebagai bagian dari ongkos memperluas jejaring. Memberi 2 lembar ribuan lusuh pada pengemis kecil yang kuyup kehujanan di perempatan Pondok Pinang, Anda menggerutu menyalahkan pemerintah yang alpa memenuhi janji kampanye "pro poor policy".
Untuk membeli tas kulit Birkin Hermes seharga usd 6,000 sampai sekarang Anda rela inden, sementara brosur Dompet Dhuafa tergeletak di meja dan belum sempat dibuka.
Apa yang kita cari? Bila tahu bahwa semuanya adalah relatif, kenapa kita masih bergegas tiap pagi menuju kubikel bernama kantor , menggeram melawan macet, memelototi pengendara motor dan mengulang rutinitas ini ketika pulang bakda Isya?
Apa yang kita cari, sahabat?
Saya ketemu banyak orang yang gamang. Ketika usia melewati 2/3 perjalanan hidup, kita mulai mencoba mengubah kordinat. Bahwa keluarga adalah 'Job No.1', semua sepakat. Kesehatan mahal harganya, tak ada yang kontra. Berbuat baik dan respek pada sesama, juga dianjurkan Obama. Tapi ada satu kekuatan alami yang kita harus pelihara : daya guna persahabatan.
"True friendship is like sound health; the value of it is seldom known until it be lost."
- Charles Caleb Colton
Persahabatan tak mutlak diukur dengan pencapaian materi. Perhatian, respek dan 'genuine care' sudah lebih dari cukup.
Apa yang harus Anda berikan ketika seorang sahabat yang telah punya segalanya berulang tahun? Dengan rumah bertingkat tiga neo klasik plus basement memuat 21 mobil Mercedes-Benz segala tipe di atas tanah seluas 5000m2 di area termahal Pondok Indah, benda apa yang dapat memuaskan hasratnya?
Ketika acara buka kado , bertumpuk hadiah peralatan golf termahal, jam tangan mewah, dasi-dasi segala merek. Hanya satu hadiah yang membuat dia dan istrinya menangis. Sebuah Al-Quran indah lengkap dengan terjemahannya.
Masihkah Anda meragukan bahwa segalanya di dunia ini sangat relatif?
Persahabatan memperkaya kehidupan."Friends are the most important ingredient in this recipe of life." Dalam era 'cukup dua anak' dan biaya pendidikan lebih mahal dari biaya nikah , maka mitos 'banyak anak-banyak rejeki' selayaknya diubah menjadi 'banyak sahabat-banyak peluang'.
"Don't walk in front of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me and be my friend." - Albert Camus
Saya suka bermain golf karena di lapangan golf persahabatan tercipta tanpa pretensi. Hubungan bisnis tercipta sebagai 'by product'. Dan mengapa saya selalu 'confirm' setiap permintaan dari siapapun juga untuk jadi 'Friends' di akun facebook saya? Karena pasti ada niat baik mereka untuk mau 'melamar' jadi teman saya."Everyone is a friend, until they prove otherwise."
Tadi malam, ketika sudah sampai di rumah saya mendapat sms dari teman memberitakan bahwa anak lelaki pertama sahabat kami alumni ITB 73 telah meninggal dunia. Langsung saya berangkat, karena saya tidak bisa dan -naudzubillahi mindzalik- tidak sudi membayangkan betapa hancurnya hati seorang ayah yang harus menguburkan putra kesayangan yang wafat di usia 24 tahun. "Fathers are not supposed to bury their sons!!!"
Ketika memeluknya dan berbisik padanya , saya kehilangan kata-kata. Kata-kata kehilangan makna. Yang dapat saya lakukan hanya mencoba menyerap air matanya yang tumpah pada pundak , dengan harapan sepersekian kesedihannya dapat kita rasakan.
Ratusan teman tiba malam tadi. Dan ratusan teman ini kemudian pulang memeluk anak-anaknya tanpa perlu bicara. Malam itu saya beruntung menyaksikan kekuatan dan daya rengkuh persahabatan.
Mulai hari ini, mari kita perbanyak teman. Seorang bijak pernah berkata:"strangers are just friends waiting to happen." Itulah sebabnya, ketika ikut turnamen golf, saya lebih suka berada dalam grup orang-orang yang belum saya kenal, karena ketika permainan selesai, persahabatan baru saja dimulai.
Dan persahabatan adalah hadiah terbesar sepanjang masa!
Happy Valentine utk Bunda, Iyung, Inel, Bayu/Dida dan semua anggota keluarga tersayang,
Amrie Noor
Itulah sebuah kutipan yang menurut gw spektakuler dan menyentuh banget. Walaupun gw belum pernah bertemu dengan penulisnya, Amrie Noor, tapi gw tau kalau dia itu orang baik. Karena tentunya dunia kreatif baru saja gempar karena tulisan mas Amrie ini. Kalau dari ide dan konsep simpel banget tulisannya, tapi dari segi eksekusi, bener-bener menakjubkan. Kalau saja gw bisa punya kapasitas untuk membuat sebuah tulisan dan membuat sebuah komunitas menjadi gempar akibat tulisan gw itu.
Tapi, tentunya mas Amrie punya kapasitas karena pengalaman yang dipunya oleh dia industri ini, kalau tidak mana bisa? Yang gw takjub ternyata ada gitu orang yang mau menulis, dengan tidak punya pretensi apa-apa dan hanya menulis apa yang dirasakan, tetapi menggetarkan hati kecil setiap orang yang membacanya. Bagaimana ya caranya Om Amrie?
Wah kalau disandingkan dengan Budiman Hakin atau Amrie Noor, gw mah gak ada apa-apanya! Dua orang besar itu adalah raksasa, kalau gw mah masih benih-benih plankton yang masih berusaha dalam sebuah rantai makanan industri ini dan berusaha menjadi raksasa sebesar mereka. Om Amrie berhasil menggetarkan kesadaran kita semua mengenai segala macam yang sudah atau akan dilakukan. Mengutip tulisan Om Amrie,
Persahabatan tak mutlak diukur dengan pencapaian materi. Perhatian, respek dan 'genuine care' sudah lebih dari cukup.
Setuju banget gw, kalau persahabatan itu gak bisa diukur dengan materi. Walaupun materi adalah hal yang paling mudah membuat persahabatan itu hancur atau menjadi sangat erat. Yang gw bisa bilang tentang tulisan Om Amrie ini adalah bagaimana merefleksikan sesuatu dengan baik dan tentunya berdasarkan empiris atau pengalaman yang telah kita lalui. Dan tanpa sedikit pun mengeluh sampai pada saatnya kita sadar, "seberapa banyak yang udah loe berikan?" Berikan di sini adalah sejauh mana loe mengabdikan hidup untuk hidup lo sendiri. Sehingga semua terasa indah, minimal indah untuk diri loe sendiri.
Gw pun gak nyangka bisa baca tulisan seindah ini, dan menghibur banget di tengah keadaan gw yang masih terpuruk porak-poranda karena baru aja jadi pengangguran lagi. Mudah-mudahan setelah mengutip dan membaca tulisan Om Amrie ini, gw jadi semangat mencari kesempatan kerja di industri kreatif ini. Gw gak akan patah SEMANGAT! Gw pengen sebesar dan seraksasa mereka soalnya.
Untuk kedua Om, baik Bud maupun Amrie, saya ucapkan terima kasih karena kalian memberikan saya banyak inspirasi mengenai perjuangan yang sedang saya hadapi. Doakan saya bisa sebesar kalian dan saya bisa bekerja dan berjuang dalam semua kejadian yang sedang dan akan saya hadapi. Walaupun saya copywriter pengangguran dan baru mengecap pengalaman bekerja 3 bulan, saya tetap ingin menjadi yang terbaik, minimal untuk diri saya sendiri. A-.
Terima kasih sekali lagi, maaf kalau saya mengutip tulisan Om Amrie dari OmBud.
Salam
A- too, gud luck yuaaa. Did u know that Everyone inspiring ;-) ..??
ReplyDelete