Ombud, SEX AFTER DUGEM bagus!

Sex After Dugem: Catatan Seorang Copywriter, tajuk sebuah tulisan Budiman Hakim yang dikenal dengan Ombud. Buka halaman pertama saya begitu terkesan karena yang memberikan prakata terhadapa buku ini terdiri dari orang-orang terkenal. Mulai dari Alex Komang, Tika Bisono, dan sebagainya.

Membaca lebih lanjut, wah ada nama saya di halaman terima kasih, terima kasih Ombud. Yang pasti saya merasa jauh lebih terhormat memiliki buku ini. Ombud berhasil menurunkan apa yang dia pikirkan dan semua kejadian hidup yang dialaminya dalam sebuah tulisan. Mulai dari plesetan, rasis, cerita tentang anaknya Leon, kasus ciuman, bahkan cerita si Kirby yang bikin merinding.

Tapi, yang saya paling suka adalah ketika Ombud menceritakan frame di saat kelahiran anaknya Leon, bahkan proses di balik Ombud menamai anaknya Leon. Gokil! Saya tersentuh banget rasanya. Walaupun saya belum punya anak, tapi saya terenyuh membacanya. Ombud begitu piawai menumpahkan perasaan ke dalam sebuah tulisan.

Sama bagian yang paling lucu menurut saya adalah masalah injury time. Ombud menjelaskan fenomena yang sudah menjadi mental mungkin. Bahkan ke hal yang begitu pribadi, masalah salat contohnya. Yang membuat saya bangga adalah ketika bagian anak magang. Jadi teringat ketika saya magang di kantor Ombud, MACS909, saya pernah melontarkan hal itu ke Ombud, dan Ombud tertawa dengan lantang. Eh malah kejadian itu diabadikan di buku ini. Anak magang itu saya kan om? hehehhe.

Secara keseluruhan, buku ini menghadirkan perjalanan hidup dari Budiman Hakim yang ditulis dengan begitu baik dan lugas. Budiman Hakim menjelaskan dengan bahasa yang bahasa dia tentunya, okem, begajulan, tidak konsisten, tapi konsisten terhadap gaya yang dipunya oleh dia.

Yang saya salut sama Budiman Hakim dalam proses penulisan buku SAD ini adalah bagaimana Ombud memohon izin kepada saya untuk meminjam plesetan yang saya lontarkan saat magang (2007). Padahal kalau hanya plesetan tentunya bisa saja diakui sebagai karya dia. Tapi dia tidak, dia malah minta izin kepada saya. Begitu senang, bangga, dan mengangkat jempol karena hal sekecil plesetan pun dia tetap meminta izin kepada pelontarnya. Dia orang yang sangat menghargai orang lain.

Buku setebal 300an halaman ini, memberikan pencerahan mengenai pentingnya punya blog. Karena zaman sekarang, semua kejadian bisa diabadikan di blog jadi semakin tua Anda, Anda pun tidak kehilangan cerita tentang proses yang pernah Anda lalui. Selain itu, Ombud mengajarkan bagaimana bersikap dalam menghadapi proses dalam industri kreatif ini.

Yang membuat saya tercengang ketika baru mengambil buku ini di MACS909, ketika membuka halaman pertama Ombud menandatangani dan menulis, "to Ikhwan, di dunia ini tidak ada yang instan!" Wah kebetulan banget sama keadaan saya waktu itu yang baru saja tidak diperpanjang kontrak saya di advertising di bilangan Hang Tuah Raya. Ombud membuat saya belajar dan bertahan agar tidak mudah keok dalam menapaki hidup, khususnya di dunia kreatif.

Ya, sampai sejauh ini dia masih menjadi idola saya, dalam hal ini dia dan Asep Hernalah yang membuat saya tercebur dan ingin menyelam lebih dalam lagi di industri kreatif ini. Mudah-mudahan kesuksesan Budiman Hakim semakin menjadi-jadi, dan begitu juga saya juga sebagai penggemarnya. Terima kasih atas ilmunya saat saya magang dan begitu banyak ilmu lain yang saya dapat ketika berkelana sendiri di industri kreatif ini.

Buku SAD ini bagus! Terima kasih Ombud, sudah melegitimasikan kalau Copywriter itu profesi mulia. Dan saya ingin menjadi seperti Ombud! Copywriter dengan sejuta keahlian. Buku ini termasuk salah satu dari 1 recommended book of the year!

Salam

NB: Untuk Ombud, kesalahan ejaannya banyak banget om, untung aja Ombud konsisten, jadi ketolong deh jadinya, hehehehe.

Ikhwan Aryandi
ikhwan.aryandi@yahoo.com
http://ikhwanaryandi.blogspot.com
http://ikhwanaryandiporto.carbonmade.com

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Akhirnya Gw Menikah