Besak Pasar Dari Pata Diang
Eh... eh... eh..... gw hampir aja sendirian di rumah hari ini. Udah dari pagi gak ada siapa-siapa. Gw tadinya udah seneng aja tuh sendirian lagi di rumah. Eh pas magrib uni gw dateng dan mulai membawelkan dunia. Gak lama setelah itu adek gw dateng. Lengkap deh gw bertiga plus ipar gw, Kimba, di rumah.
Paling enak sekarang ngomong apa yaa? Hmm... yang kepikiran dalam otak gw adalah tentang sebuah kebesaran. Ada apa dengan kata ini? Apakah identik dengan gw? Manusia dengan tinggi 183 cm dan berat 95 kg ini? heheheh.
Tentunya di sini yang mau gw bahas adalah bukan kebesaran dalam makna fisik atau sesuatu yang terlihat. Misalnya gw mau bandingin dengan kata kekecilan mungkin kata kekecilan hanya mempunyai satu makna yaitu sempit atau tak muat. Tapi kebesaran di sini adalah bagaimana seseorang dianggap besar dan hebat di mata orang lain.
Kadang orang bakal bertanya apakah dirinya sudah menyandang kata kebesaran itu sendiri. Hal yang harus disikapi adalah apakah sesorang itu sudah melewati banyak fase atau tidak dalam hidupnya. Orang kadang menganggap kalau dia itu sudah melewati banyak fase dan menganggap dirinya besar. Oleh karena itu, setiap dia menemui kegagalan jadinya hanya tenggelam dengan peratapan.
Kadang jadi orang besar itu tentunya didukung dengan lingkungan yang udah nganggep kalau orang itu besar. Misalnya gw (A-) sudah punya banyak karya yang hebat dan semuanya menganggap hebat, jadilah gw besar. Kalau dipikir-pikir besar itu ternyata datang dari orang sekitar dan bukan karena gw sendiri yang bilang ke orang-orang kalau gw besar.
Tadi seharian gw cuma posting aja di milis Creative Circle Indonesia dan banyak banget dari postingan gw ditanggapi dan dikoreksi sama beberapa orang. Ternyata orang banyak juga yang masih peduli ama gw. Dimulai dengan mas Didot yang mengoreksi gw kalau gw dibilang 'mengecilkan' diri sendiri.
Nah, ketemu kan dengan kata ini. 'Kecil" di sini gw cuma mau bilang kalau gw bukan sok-sok mau ngerendah dengan semua postingan yang gw isi di milis itu. Emang sih tahun lalu gw selalu pake signature di akhir postinga gw "fresh graduate sastra Indonesia UI," dan sekarang gw ganti dengan "Pencari Kesempatan Kerja Copywriter." Tapi, gw cuma gak mau aja dibilang kalau gw itu merendah. Karena sebenernya yang sedang gw lakukan adalah mencari celah yang akan menjelma menjadi kesempatan buat gw.
Apakah kata merendah sama dengan merunduk? Tentunya beda, karena yang sedang gw lakukan adalah merunduk. Merendah itu yang sering dilakukan orang yang krisis percaya diri kayaknya. Kalau kaya gw? Percaya diri banget sih gak, tapi gw gak gak pede juga. Karena gw masih ngerasa disayang semua orang. Contohnya? Postingan gw di milis dikoreksi oleh banyak orang.
Kedua, gw dikasih tau ama mas Aat kalau di indsutri kreatif itu dilihat berdasarkan karya yang dipunya dan kata dia eksis di milis aja gak cukup. Ada benernya juga yang dikasih tau mas Aat, tapi bukan itu yang sedang gw lakukan juga. Karena gw bukan sok-sok eksis tapi justru gw sedang mencari yang namanya kesempatan itu. Berhubung gw belum kerja dan gw belum punya media untuk berkarya yang gw bisa lakukan adalah numpahin pendapat-pendapat di milis.
Ketiga, adalah mas Rotua Siagian yang tadi mosting gw dan ngasih sebuah kutipan. Berikut kutipannya,
Hi Ikhwan,
Baru nemu kata2 bagus dari Les Brown:
"Trying to achieve a goal is like flying a plane. There will be turbulence at the beginnning. You have to prepare for it, fasten your seat belt and ride it out. And eventually even though you may not be able to see through the thick clouds and rain and even though it feels like you are going to crash and burn at any moment you'll eventually reach a comfortable altitude."
....Only if you never give up flying^^
Moga2 bisa memberi semangat.
Cheers,
Rotua Siagian
Nah ini dia nih yang berhubungan ama postingan gw sekarang. Ternyata kalau mengibaratkan diri gw dengan terbang, maka gw akan ditantang sejauh apa gw bisa bertahan di atas awan. Gw harus bisa selalu bertahan di atas awan sana dengan semua hal yang gw punya dengan tempaan angin yang suatu saat bisa menghempaskan gw ke tanah kapan pun dia mau.
Kenapa semakin besar orang semakin banyak tempaan dalam hidupnya? Itu namanya hukum alam, karena sesungguhnya semua orang tau akan hal itu. "Semakin tinggi pohon semakin besar anginnya," setuju gak loe sama pepatah ini? Harus setujulah, karena emang begitu adanya. Kebesaran seseorang selalu diikuti dengan kekencangan tempaan yang didapatinya.
Dikoreksi orang? Salah satu proses juga memang dalam menjadi besar dan hebat. Inget, jangan pernah menolak untuk dikoreksi oleh orang lain karena sesungguhnya kritik itu adalah pujian terindah. Tentunya jika dikoreksi ambil yang positif, buang yang negatif. Sedap gak tuh gw ngomongnya? Hehehehehe.
Karena gw mau jadi orang besar, jadi gw harus dapat selalu merasa positif atas apa yang gw lakukan dengan orang lain? Betul tidaak? (gaya A'a Jimmy).
Sedih, senang, nyusruk, bahagia, gembira, akan gw laluin tentunya. Dan gw SIAP! Kalau gak siap percuma aja dong gw ngelaluin hidup. Dan gw hanya bisanya menunggu kesempatan. Gak bisa! Gw harus selalu mencari kesempatan! Kesempatan menjadi besar! Menyandang kata BESAR itu gak mudah! Dan gw SIAP ngelaluin prosesnya!
Doakan! A-.
Kembali ke kehidupan gw yang hampir sendiri lagi hari ini. Eh uni gw dateng dan langsung menggegerkan kesendirian gw di rumah. Buset dah mulut gak ada abisnya nyerocos uni gw itu. Nyuruh mulu dan jadi pemalas luar biasa sekarang. Dan dia selalu menggunakan dalih keponakan gw yang bentar lagi lahir, untuk menyuruh-nyuruh adek-adeknya, heheheh no offense un.
Besok gw ada kawinannya Fadjri angkatan 03 di Kebagusan Jagakaras. Kalau kata Harry, bonzaga, Kebon Zagakaras, alah? Iya dia menikah dan semakin melengkapi petanyaan gw kenapa banyak banget yang kawin belakangan ini? Besok misalnya udah gak da kegiatan, gw harus ngejemput bokap, nyokap, tante Widha, dan Tuo di Bandara Soekarno-Hatta.
Tadi udah telepon bokap dan paling aman gw udah sampai di bandara ham limaan gitu deh. Gak tau sih gw besok abis kawinan mau ke mana. Yaudahlah jalanin aja. Sempet ketawa juga tadi pas ditelepon bokap terus ditanya kok belom ada yang manggil ama bokap. Ya meneketehe? Sekarang yang gw bisa lakukan menunggu dan mencari lagi tentunya.
Udah ah, gw nulis udah panjang banget nih, kalau gak disetop gak selesai-selesai.
Quote: Besar itu big, kalau kebesaran itu ke-big-an.
Paling enak sekarang ngomong apa yaa? Hmm... yang kepikiran dalam otak gw adalah tentang sebuah kebesaran. Ada apa dengan kata ini? Apakah identik dengan gw? Manusia dengan tinggi 183 cm dan berat 95 kg ini? heheheh.
Tentunya di sini yang mau gw bahas adalah bukan kebesaran dalam makna fisik atau sesuatu yang terlihat. Misalnya gw mau bandingin dengan kata kekecilan mungkin kata kekecilan hanya mempunyai satu makna yaitu sempit atau tak muat. Tapi kebesaran di sini adalah bagaimana seseorang dianggap besar dan hebat di mata orang lain.
Kadang orang bakal bertanya apakah dirinya sudah menyandang kata kebesaran itu sendiri. Hal yang harus disikapi adalah apakah sesorang itu sudah melewati banyak fase atau tidak dalam hidupnya. Orang kadang menganggap kalau dia itu sudah melewati banyak fase dan menganggap dirinya besar. Oleh karena itu, setiap dia menemui kegagalan jadinya hanya tenggelam dengan peratapan.
Kadang jadi orang besar itu tentunya didukung dengan lingkungan yang udah nganggep kalau orang itu besar. Misalnya gw (A-) sudah punya banyak karya yang hebat dan semuanya menganggap hebat, jadilah gw besar. Kalau dipikir-pikir besar itu ternyata datang dari orang sekitar dan bukan karena gw sendiri yang bilang ke orang-orang kalau gw besar.
Tadi seharian gw cuma posting aja di milis Creative Circle Indonesia dan banyak banget dari postingan gw ditanggapi dan dikoreksi sama beberapa orang. Ternyata orang banyak juga yang masih peduli ama gw. Dimulai dengan mas Didot yang mengoreksi gw kalau gw dibilang 'mengecilkan' diri sendiri.
Nah, ketemu kan dengan kata ini. 'Kecil" di sini gw cuma mau bilang kalau gw bukan sok-sok mau ngerendah dengan semua postingan yang gw isi di milis itu. Emang sih tahun lalu gw selalu pake signature di akhir postinga gw "fresh graduate sastra Indonesia UI," dan sekarang gw ganti dengan "Pencari Kesempatan Kerja Copywriter." Tapi, gw cuma gak mau aja dibilang kalau gw itu merendah. Karena sebenernya yang sedang gw lakukan adalah mencari celah yang akan menjelma menjadi kesempatan buat gw.
Apakah kata merendah sama dengan merunduk? Tentunya beda, karena yang sedang gw lakukan adalah merunduk. Merendah itu yang sering dilakukan orang yang krisis percaya diri kayaknya. Kalau kaya gw? Percaya diri banget sih gak, tapi gw gak gak pede juga. Karena gw masih ngerasa disayang semua orang. Contohnya? Postingan gw di milis dikoreksi oleh banyak orang.
Kedua, gw dikasih tau ama mas Aat kalau di indsutri kreatif itu dilihat berdasarkan karya yang dipunya dan kata dia eksis di milis aja gak cukup. Ada benernya juga yang dikasih tau mas Aat, tapi bukan itu yang sedang gw lakukan juga. Karena gw bukan sok-sok eksis tapi justru gw sedang mencari yang namanya kesempatan itu. Berhubung gw belum kerja dan gw belum punya media untuk berkarya yang gw bisa lakukan adalah numpahin pendapat-pendapat di milis.
Ketiga, adalah mas Rotua Siagian yang tadi mosting gw dan ngasih sebuah kutipan. Berikut kutipannya,
Hi Ikhwan,
Baru nemu kata2 bagus dari Les Brown:
"Trying to achieve a goal is like flying a plane. There will be turbulence at the beginnning. You have to prepare for it, fasten your seat belt and ride it out. And eventually even though you may not be able to see through the thick clouds and rain and even though it feels like you are going to crash and burn at any moment you'll eventually reach a comfortable altitude."
....Only if you never give up flying^^
Moga2 bisa memberi semangat.
Cheers,
Rotua Siagian
Nah ini dia nih yang berhubungan ama postingan gw sekarang. Ternyata kalau mengibaratkan diri gw dengan terbang, maka gw akan ditantang sejauh apa gw bisa bertahan di atas awan. Gw harus bisa selalu bertahan di atas awan sana dengan semua hal yang gw punya dengan tempaan angin yang suatu saat bisa menghempaskan gw ke tanah kapan pun dia mau.
Kenapa semakin besar orang semakin banyak tempaan dalam hidupnya? Itu namanya hukum alam, karena sesungguhnya semua orang tau akan hal itu. "Semakin tinggi pohon semakin besar anginnya," setuju gak loe sama pepatah ini? Harus setujulah, karena emang begitu adanya. Kebesaran seseorang selalu diikuti dengan kekencangan tempaan yang didapatinya.
Dikoreksi orang? Salah satu proses juga memang dalam menjadi besar dan hebat. Inget, jangan pernah menolak untuk dikoreksi oleh orang lain karena sesungguhnya kritik itu adalah pujian terindah. Tentunya jika dikoreksi ambil yang positif, buang yang negatif. Sedap gak tuh gw ngomongnya? Hehehehehe.
Karena gw mau jadi orang besar, jadi gw harus dapat selalu merasa positif atas apa yang gw lakukan dengan orang lain? Betul tidaak? (gaya A'a Jimmy).
Sedih, senang, nyusruk, bahagia, gembira, akan gw laluin tentunya. Dan gw SIAP! Kalau gak siap percuma aja dong gw ngelaluin hidup. Dan gw hanya bisanya menunggu kesempatan. Gak bisa! Gw harus selalu mencari kesempatan! Kesempatan menjadi besar! Menyandang kata BESAR itu gak mudah! Dan gw SIAP ngelaluin prosesnya!
Doakan! A-.
Kembali ke kehidupan gw yang hampir sendiri lagi hari ini. Eh uni gw dateng dan langsung menggegerkan kesendirian gw di rumah. Buset dah mulut gak ada abisnya nyerocos uni gw itu. Nyuruh mulu dan jadi pemalas luar biasa sekarang. Dan dia selalu menggunakan dalih keponakan gw yang bentar lagi lahir, untuk menyuruh-nyuruh adek-adeknya, heheheh no offense un.
Besok gw ada kawinannya Fadjri angkatan 03 di Kebagusan Jagakaras. Kalau kata Harry, bonzaga, Kebon Zagakaras, alah? Iya dia menikah dan semakin melengkapi petanyaan gw kenapa banyak banget yang kawin belakangan ini? Besok misalnya udah gak da kegiatan, gw harus ngejemput bokap, nyokap, tante Widha, dan Tuo di Bandara Soekarno-Hatta.
Tadi udah telepon bokap dan paling aman gw udah sampai di bandara ham limaan gitu deh. Gak tau sih gw besok abis kawinan mau ke mana. Yaudahlah jalanin aja. Sempet ketawa juga tadi pas ditelepon bokap terus ditanya kok belom ada yang manggil ama bokap. Ya meneketehe? Sekarang yang gw bisa lakukan menunggu dan mencari lagi tentunya.
Udah ah, gw nulis udah panjang banget nih, kalau gak disetop gak selesai-selesai.
Quote: Besar itu big, kalau kebesaran itu ke-big-an.
Comments
Post a Comment