Gagal Nonton Bedah Bukunya Ombud
Gw SEBEL BANGET! Karena hari ini gw lupa dateng ke bedah buku Sex After Dugem-nya Ombud di Pondok Indah Mal. Tapi, emang karena hari ini gw ngelakuin banyak hal.
Hal pertama yang gw lakukan adalah mengantar bokap dan nyokap ke RS Harapan Kita di Slipi. Ngejenguk besan mereka yang sedang sakit di sana. Serem banget deh pokoknya kalau ngeliat orang sakit, apalagi udah ngomong-ngomong ngaco. Jadi besan bokap gw itu sakit jantung, tapi liver dia kena akibat komplikasi yang terjadi.
Setelah gw menjenguk, gw langsung melesat ke arah Pasar Minggu untuk mengantar koper saudaranya nyokap. Sesampainya gw di sana gw kasih aja sama pembantunya. Rumahnya di daerah Pancoran. Setelah itu gw pun melesat ke Depok.
Rencananya emang mau nganter nyokap dan bokap akupuntur di Mal Depok. Di sana langganan mereka berada. Eh ternyata nyokap gw ini janjian dengan Bunda dan Uncle. Akhirnya kami makan di Simpang Raya terlebih dahulu. Karena konon katanya kalau sebelum akupuntur dianjurkan makan dulu.
Sampailah gw di tempat akupuntur. Menunggu sekitar 2 jam, akhirnya gw pisah sama bokap nyokap dan gw ikut Uncle nganter Bunda. Sesampainya di rumah Bunda, gw ketemu dengan Jabal, Ara, dan Lena juga. Tak lama gw di sana, Paman dan Gita dateng. Ternyata nyokap gw janjian sama Paman untuk ngomongin masalah rumah di Kotogadang.
Berbicara tentang rumah tersebut, Paman berpendapat bahwa rumah itu gak akan bisa diperbaiki kalau tak ada uang. Jadi dari pihak keluarga nyokap harus mempunyai uang terlebih dahulu baru meminta uang kepada pihak keluarga yang lain. Rumah pusaka itu tetap harus diperbaiki agar semua bisa menghargai keberadaan rumah itu. Paman gw adalah "mamak" yang sangat baik dalam mengambil keputusan.
Lalu gw pun pulang setelah Faris datang dari lesnya. Gw, Jabal, Gita, Faris, Lena, dan Paman bersama-sama pulang ke Depok timur. Di tengah jalan, kami sempat mampir di tukang bakso rudal. Wah, pulang dari situ kaya orang hamil gw kekenyangan. Udah baksonya murah banget lagi.
Ngobrol punya ngobrol, gw pun akhirnya terlibat perbincangan menarik di meja makan rumah Uncle. Jadi, topik yang diangkat mengenai konsep "memberi." Memberi dalam arti sempit dan luas. Gw pun mulai memaparkan mengenai hal-hal yang ada ketika bekerja di tempat sebelumnya.
Dan gw akhirnya punya kesimpulan bahwa sejauh gw bekerja kemarin gw belum melakukan yang dinamakan "memberi." Dan jangan pernah sekali-kali menganggap bahwa gw yang butuh pekerjaan atau perusahaan. Tetapi, harus sama-sama membutuhkan. Dan tentunya vonis ada di gw sebagai pekerja. Karena sesungguhnya gw bekerja atas keahlian yang punya, bukan karena kesempatan yang diberikan oleh perusahaan.
Segala macem deh pokoknya yang gw omongin. Mungkin akan gw bahas di tulisan gw berikutnya. Oh iya, hari ini gw mendapat banyak masukan dari orang lain. Khususnya tentang kebiasaan menulis gw. Jujur, gw seneng banget karena ternyata gw masih disayang banyak orang (pede banget?). Tapi, gak apa-apa lah pede aja dulu, baru berkarya kembali.
Apalagi perkembangan yang terjadi di blog gw. Masa gw tinggal seharian langsung melonjak pembacanya hingga 300 orang? Mudah-mudahan tulisan gw diapresiasi dengan baik oleh orang lain. Gak hanya yang baik sih, yang buruk pun gw terima jika itu membangun. Minta maaf juga kepada mas Rino Joe atas kesalahan ejaan dalam tulisan gw dan omongan gw yang ngelantur.
Tapi, gw berpendapat bahwa nulis-nulis aja dulu baru nanti ngomongin ejaan. Kalau mikirin ejaan, nanti gw gak nulis-nulis jadinya. Terima kasih kepada mas Rino Joe, ke depannya akan saya perbaiki lebih baik. Karena susah juga mas kalau menulis juga dan mengedit juga. Ada reporter ada editor. Kalau sekarang? Gw berfungsi sebagai keduanya. Karena pengembaraan ini saya lakukan untuk diri gw sendiri.
Sekarang jam waktu hampir jam 2 pagi. Dan gw kayaknya mau tidur dulu. Mudah-mudahan gw besok dapat berkarya lagi, dalam bentuk apa pun!
Oh iya, jawaban udah diberikan oleh Ogilvy One. Ternyata mereka belum bisa menerima gw. Karena jawaban atas Copywriter Test dari mereka gw tidak lulus. Mereka bilang jawaban gw kurang liar, atau gw terlalu sempurna buat mereka?. Pede banget gw? hehehehe.
Tetapi, ini tak menghentikan gw untuk mencari dan mencari lagi. Gw seneng karena dari pihak Ogilvy One, mba Prita Hapsari, gak hanya memberikan koreksi tapi juga menyemangati gw untuk dapat terus berkarya. Dan dia mendoakan agar gw dapat menjadi lebih baik lagi. Satu lagi! Dia memberikan waktu yang selebar-lebarnya ke gw kalau ingin berdiskusi dengan dia!
Senangnya gw hari ini, ternyata jawaban pahit bisa terlihat manis kalau gw mau melihatnya dengan manis. Meraih tentu lebih mudah dari pada mempertahankan. Nah, gw sedang dalam posisi meraih dan belum teraih juga sih apa yang gw inginkan. Karena begitu banyak yang ingin gw capai dalam hidup gw ini.
Quote: Bayarnya BS-BS yaaa, bayarin SAYA! (Gita)
Hal pertama yang gw lakukan adalah mengantar bokap dan nyokap ke RS Harapan Kita di Slipi. Ngejenguk besan mereka yang sedang sakit di sana. Serem banget deh pokoknya kalau ngeliat orang sakit, apalagi udah ngomong-ngomong ngaco. Jadi besan bokap gw itu sakit jantung, tapi liver dia kena akibat komplikasi yang terjadi.
Setelah gw menjenguk, gw langsung melesat ke arah Pasar Minggu untuk mengantar koper saudaranya nyokap. Sesampainya gw di sana gw kasih aja sama pembantunya. Rumahnya di daerah Pancoran. Setelah itu gw pun melesat ke Depok.
Rencananya emang mau nganter nyokap dan bokap akupuntur di Mal Depok. Di sana langganan mereka berada. Eh ternyata nyokap gw ini janjian dengan Bunda dan Uncle. Akhirnya kami makan di Simpang Raya terlebih dahulu. Karena konon katanya kalau sebelum akupuntur dianjurkan makan dulu.
Sampailah gw di tempat akupuntur. Menunggu sekitar 2 jam, akhirnya gw pisah sama bokap nyokap dan gw ikut Uncle nganter Bunda. Sesampainya di rumah Bunda, gw ketemu dengan Jabal, Ara, dan Lena juga. Tak lama gw di sana, Paman dan Gita dateng. Ternyata nyokap gw janjian sama Paman untuk ngomongin masalah rumah di Kotogadang.
Berbicara tentang rumah tersebut, Paman berpendapat bahwa rumah itu gak akan bisa diperbaiki kalau tak ada uang. Jadi dari pihak keluarga nyokap harus mempunyai uang terlebih dahulu baru meminta uang kepada pihak keluarga yang lain. Rumah pusaka itu tetap harus diperbaiki agar semua bisa menghargai keberadaan rumah itu. Paman gw adalah "mamak" yang sangat baik dalam mengambil keputusan.
Lalu gw pun pulang setelah Faris datang dari lesnya. Gw, Jabal, Gita, Faris, Lena, dan Paman bersama-sama pulang ke Depok timur. Di tengah jalan, kami sempat mampir di tukang bakso rudal. Wah, pulang dari situ kaya orang hamil gw kekenyangan. Udah baksonya murah banget lagi.
Ngobrol punya ngobrol, gw pun akhirnya terlibat perbincangan menarik di meja makan rumah Uncle. Jadi, topik yang diangkat mengenai konsep "memberi." Memberi dalam arti sempit dan luas. Gw pun mulai memaparkan mengenai hal-hal yang ada ketika bekerja di tempat sebelumnya.
Dan gw akhirnya punya kesimpulan bahwa sejauh gw bekerja kemarin gw belum melakukan yang dinamakan "memberi." Dan jangan pernah sekali-kali menganggap bahwa gw yang butuh pekerjaan atau perusahaan. Tetapi, harus sama-sama membutuhkan. Dan tentunya vonis ada di gw sebagai pekerja. Karena sesungguhnya gw bekerja atas keahlian yang punya, bukan karena kesempatan yang diberikan oleh perusahaan.
Segala macem deh pokoknya yang gw omongin. Mungkin akan gw bahas di tulisan gw berikutnya. Oh iya, hari ini gw mendapat banyak masukan dari orang lain. Khususnya tentang kebiasaan menulis gw. Jujur, gw seneng banget karena ternyata gw masih disayang banyak orang (pede banget?). Tapi, gak apa-apa lah pede aja dulu, baru berkarya kembali.
Apalagi perkembangan yang terjadi di blog gw. Masa gw tinggal seharian langsung melonjak pembacanya hingga 300 orang? Mudah-mudahan tulisan gw diapresiasi dengan baik oleh orang lain. Gak hanya yang baik sih, yang buruk pun gw terima jika itu membangun. Minta maaf juga kepada mas Rino Joe atas kesalahan ejaan dalam tulisan gw dan omongan gw yang ngelantur.
Tapi, gw berpendapat bahwa nulis-nulis aja dulu baru nanti ngomongin ejaan. Kalau mikirin ejaan, nanti gw gak nulis-nulis jadinya. Terima kasih kepada mas Rino Joe, ke depannya akan saya perbaiki lebih baik. Karena susah juga mas kalau menulis juga dan mengedit juga. Ada reporter ada editor. Kalau sekarang? Gw berfungsi sebagai keduanya. Karena pengembaraan ini saya lakukan untuk diri gw sendiri.
Sekarang jam waktu hampir jam 2 pagi. Dan gw kayaknya mau tidur dulu. Mudah-mudahan gw besok dapat berkarya lagi, dalam bentuk apa pun!
Oh iya, jawaban udah diberikan oleh Ogilvy One. Ternyata mereka belum bisa menerima gw. Karena jawaban atas Copywriter Test dari mereka gw tidak lulus. Mereka bilang jawaban gw kurang liar, atau gw terlalu sempurna buat mereka?. Pede banget gw? hehehehe.
Tetapi, ini tak menghentikan gw untuk mencari dan mencari lagi. Gw seneng karena dari pihak Ogilvy One, mba Prita Hapsari, gak hanya memberikan koreksi tapi juga menyemangati gw untuk dapat terus berkarya. Dan dia mendoakan agar gw dapat menjadi lebih baik lagi. Satu lagi! Dia memberikan waktu yang selebar-lebarnya ke gw kalau ingin berdiskusi dengan dia!
Senangnya gw hari ini, ternyata jawaban pahit bisa terlihat manis kalau gw mau melihatnya dengan manis. Meraih tentu lebih mudah dari pada mempertahankan. Nah, gw sedang dalam posisi meraih dan belum teraih juga sih apa yang gw inginkan. Karena begitu banyak yang ingin gw capai dalam hidup gw ini.
Quote: Bayarnya BS-BS yaaa, bayarin SAYA! (Gita)
nggak ngbahas om budnya dah
ReplyDeleteSalut buat Ikhwan, yang telah menterjemahkan kritik orang lain sebagai pemacu menuju kesempurnaan.., tetap semangat
ReplyDelete