Lima Tambah Lima Sama Dengan Sepuluh

Satu lagi dari Mayora, yak betul! Satu lagi interview gw lalui. Tadi siang gw baru aja ngelakuin interview di Grey Worldwide, yang adalah advertising kedua gw yang multinasional. Akhirnya genap juga gw lima kali melakukan interview setelah gw resign dari Narrada.

Senang? Yaiyalah, gw akhirnya masih menyadari kalau gw masih bergerak. Gw masih berusaha dan berusaha lebih keras untuk tetap berjuang dalam menyelam di industri yang mudah-mudahan memberikan gw peruntungan yang baik. Di Grey tadi, gw diwawancara oleh ibu Jeni langsung di ruangannya.

Yang unik dari interview kali ini adalah gw ditanya oleh dua orang dalam waktu yang berbeda. Pertama, ibu Jeni mewawancarai gw dan bertanya mengenai apapun yang bisa dijadikan bahan rekomendasi gw diterima. Mulai dari latar belakang pendidikan, bagaimana gw ketika di tempat sebelumnya, sampai pertanyaan yang tak akan pernah ada rumusannya untuk menjawab, "apa alasan perusahaan ini untuk meng-hire Anda?"

Gw sempet gelagepan gitu deh ketika ngejawab. Tapi, insya Allah yang gw jawab sudah cukup diplomatis. Mudah-mudahan itu menjawab pertanyaan ibu Jeni. Mudah-mudahan juga gw diterima bekerja secepatanya, A-. Kedua, gw ditanya oleh Mas (lupa namanya) yang bertindak sebagai client service di perusahaan yang masih ada di payung Grey.

Hal pertama yang jadi lucu adalah ternyata Mas (lupa namanya) ini anak sastra juga. Dia anak sastra Cina angkatan 87. Wah jauh banget yah, dia kuliah gw baru setahun umurnya jadi manusia. Akhirnya, suasana jadi cair dan jadi enak banget ngobrolnya. Beberapa anak IKSI angkatan dia gw tanya, termasuk mas Asep Sambodja.

Ketika dia bertanya, dia banyak memberi sebuah gambaran nyata mengenai bekerja di sana. Gw pun berharap kalau gw diterima, gw gak akan mencoba menutup diri gw untuk berkembang dan mengembangkan diri secara positif. Gw senang bisa melihat bagaimana mas (lupa namanya) ini antusias mendapatkan pelamar yang ternyata satu almamater. Seneng bercampur tertantang setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari dia.

Hari ini gw laluin dengan wawancara dan langsung berangkat ke Daksa, rumah nenek gw. Di sana gw bertemu (lagi) dengan tante Widha, yang baru aja kembali dari Australia. Banyak juga sih yang gw obrolin. Mulai dari gw ceritain gimana interview gw, sampai dia mengoreksi apa aja yang udah gw ceritain. Koreksi yang dikasih, supaya untuk interview gw berikutnya gak ngelakuin kesalahan yang sama.

Gw sih cuma bisa maknain kalau interview itu adalah proses yang gak akan ada sebuah rumus atau pola untuk menghadapinya. Karena kadang yang udah dipersiapkan dengan matang, misalnya sambil nyeloteh atau presentasi di depan kaca di kamar, kadang gak bisa teraplikasikan dengan baik. Karena gw sendiri pun gak tau medan tempat yang akan gw datangi itu seperti apa. Tempatnya aja gak kebayang, apalagi orang yang akan menanyai gw?

Gw seneng, udah bisa ngelaluin interview yang jumlahnya udah sama dengan ketika baru-baru banget terjun ke dunia ini. Dulu waktu gw masih fresh graduate, Go Ad, Cabe Rawit, ADvantage, Narrada, dan Bintang Pratama. Sekarang, Alive Indonesia, Creative Management, JC&K, Ogilvy One, dan kelima ini Grey Worldwide.

Gw udah nembus angka yang masih sangat kecil sih, karena mungkin orang-orang hebat di industri ini udah muak kali ngelakuin yang gw lakuin sekarang ini. Tapi, kalau kata tante Widha, mumpung masih muda kejar terus yang diimpikan. Seperti kata bokap gw, gagal? coba lagi, coba lagi, coba lagi, coba lagi. Di hidup ini gak ada lagi yang dikerjakan selain mencoba mengejar kesempatan di impian.

Impian gw sekarang adalah bisa bekerja dan mengakhiri kepengangguran gw ini yang tentunya berusaha dan berusaha kembali tanpa henti, alah? hehhehe.

Doakan gw, lima tempat? Masih sedikit? Coba terus! Loe akan nemuin yang terbaik nanti!

Quote: Lima adalah ibu kota Peru.

Comments

  1. lo pasti bisa melewati setiap proses itu. dan niat lo untuk tetap positif dalam usaha pengembangan diri lo sangat gue dukung.

    mimpi apa pun boleh ada dalam kepala kita dan kita berhak memperjuangkannya. yang penting kita tahu yang baik untuk dilakukan dan dicapai.

    sukses, Ko.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Akhirnya Gw Menikah