2 Menit Untuk Selamanya

Gw sebenernya terinspirasi banget ketika gw pulang kantor dari Kemang sehabis take VO beberapa hari yang lalu. Saat itu, hujan deras. Dan, gw sedang berteduh sambil menunggu diantarkan payung.

Saat gw sedang menunggu, gw ngeliat sosok laki-laki yang sedang menggendong anaknya yang masih bayi. Umurnya kira-kira masih sebulan lah bayinya itu.

Sosok ayah itu terlihat sedang nyelimutin anaknya agar tidak kedinginan karena hujan. Sambil sesekali menyuapi bubur untuk agar anaknya itu tak kelaparan.

Sesekali anaknya itu batuk karena tersedak dan ayah itu langsung sigap menyuapi anaknya sesendok air putih. Tanpa lupa ayah itu membenahi kembali pakaian yang nyelimutin anaknya itu. Ayah itu pun memikul tas dia dan tas yang berisi perlengkapan bayi tersebut.

Dengan sedikit tersenyum, gw ngerasa baru aja ngeliat momen yang sangat berharga. Di saat gw sedang menunggu, dalam hati gw berkata kalau apakah gw sanggup berposisi seperti ayah yang tentunya sangat menyanyangi anaknya itu?

Kalau gw rasain, ayah itu pasti senang dan gak akan yang namanya terbebani dengan anak bayinya itu. Menyuapi anaknya, memberi minum ketika dia tersedak, membenahi pakaian yang menyelimuti, menenteng barang bawaan dia dan bayinya, dan melindungi anaknya dari gangguan dingin sekali pun. Gw sangat ngerasa kasih sayang sangat terbentuk di saat gw ngeliat momen itu.

Entah mungkin sedang menunggu ibunya, atau memang dia hanya sendiri mengurus anaknya itu. Ayah itu pun begitu menunjukkan kasih sayang dia dengan semua tindakannya. Dia melakukan itu hanya untuk sang buah hatinya itu. Tapi, dia gak ngerasa kalau momen itu memberikan orang-orang di sekitarnya tersenyum. Gw ngeliat momen itu gak nyampe 2 menit, tapi terngiang-ngiangnya sampai sekarang.

Seorang ayah, tentunya akan melakukan apapun yang terbaik untuk anaknya. Dia akan melindungi, mencari nafkah, membesarkan, dan semua yang terbaik untuk anak dia akan lakukan. Gak akan pernah tuh lelah, capek, dalam memberikan itu semua. Gw ngeliat dari yang terdekat gw aja deh, my babe, alias bokap gw yang sampe sekarang rela mencari nafkah di tengah laut (nakhoda), jauh dari keluarga, dan semiliar tindakan yang dia lakukan tentu untuk istri dan anak-anaknya.

Apalagi ketika gw berada di fase ujung tanduk. Ketika gw terserang penyakit stroke, dan gw sempat berada di ujung nafas gw. Bokap dan tentunya bantuan nyokap akan melakukan apapun agar gw tetap hidup, dan gw tetap jadi anak laki-lakinya. Bokap mencari pinjaman sana-sini untuk membayar biaya rumah sakit, bokap gw sujud di kaki Tuo gw agar diberikan maaf atas dirinya sebagai anak laki-laki agar mendoakan gw bisa sembuh, dan segala macem yang dilakukan bokap gw demi tetap berada di sampingnya.

Nah gw juga sempet terinspirasi filmnya Denzel Washington yang berseting rumah sakit. Dia saat itu gak punya duit, dan dia didiskriminasi oleh karena dia orang kulit hitam. Dia berucap "Gw gak mau ngubur anak gw! Gw mau anak gw yang ngubur diri gw!" Begitulah kalau diterjemahin. Dan, emang bener perjuangan ayah itu kadang emang gak terlihat tapi kalau dikupas ternyata kerasa juga ya. Dan sampai detik ini, gw masih tetap hidup.

Kadang gw suka mikir, apakah gw sanggup berlaku sebagai pria? Bukan hanya pria, apakah gw sanggup berlaku sebagai ayah? Emang sih, pertanyaan itu mungkin buat gw masih jauh banget kayaknya. Tapi, gak apa-apalah kalau emang kepikir. Setelah gw ngeliat momen ayah yang tadi itu, gw jadi ngerasa bisa gak sih gw?

Bokap gw pernah bilang, "Ayah gak perlu kamu kaya, kamu Profesor, kamu presiden. Tapi, kamu bisa melebihi ayah kalau kamu bisa memperlakukan anak dan istri kamu jauh lebih baik dari ayah memperlakukan kamu, ibu, uni, dan Dhila. Dan, perasaan itu cuma kamu yang tau." Wah gw langsung TERTOHOK!

Gw langsung berpikir apakah gw sanggup melakukan yang dikatakan oleh bokap gw itu. Ternyata seiring berjalannya hidup gw gak akan jadi selamanya jadi pria. Tapi, gw akan jadi suami, akan jadi ayah, akan jadi kakek, akan jadi buyut, dan lain-lain. Gw harus bisa ngejalanin profesi gw ini sebagai laki-laki.

Emang menohok banget sih yang dikatakan bokap gw itu. Gw ngerasa emang bokap gw itu sayang banget sama gw. Gw, anak laki-laki satu-satunya, yang tentunya dia harapkan bisa menggantikan dia kelak. Gak harus menjadi, tapi setidaknya lebih baik dari dia sekarang.

Kasih sayang itu gak harus nyata, yang penting tulus dan ikhlas ngelakuinnya. Pasti yang memberikan kasih sayang itu akan ngerasain kok.

Kasih! Lupakan!
Kasih! Lupakan!

Gw pun sangat ngerasa dekat dengan perasaan kaya gini karena emang bentar lagi keponakan gw, Troy Kauda Wardhana (insya allah), akan hadir di dunia. Keponakan pertama gw, anak pertama uni gw dan Kimba, dan cucu pertama di keluarga gw. Kimba pun tadi cerita kalau dia jadi semangat untuk mencari nafkah demi bayi yang sedang dikandung oleh uni gw. Dan itu tak hanya sebatas pertanggungjawaban, tapi itu adalah kasih sayang.

Semoga kedatangan dia memberikan warna lebih di dalam kehidupan gw khususnya, dan kehidupan keluarga gw umumnya. Selamat datang ke dunia keponakan pertama gw! Gw akan memberikan kasih dan sayang sesanggup yang gw bisa. Mudah-mudahan gw akan bisa menjadikan gambaran ini sebagai sesuatu yang positif buat gw.

Terima kasih pria, terima kasih suami, terima kasih ayah, terima kasih kakek, terima kasih buyut.

Terima kasih sayang.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Ketipu Sama Ujan

Telah Lahir