Deksripsi

Hidup gw adalah hidup yang penuh warna. Dengan berbagai tempaan yang terjadi gw bisa menekan semua potensi yang ada dalam diri untuk menjadikannya sebagai penyelesaian yang baik.

Gw gak sendiri. Gw punya banyak teman yang bisa nemenin gw selalu dan terus dalam ngadepin hidup gw ini.

Hidup gw indah. Dan begitu sayang untuk gw lewatin dengan hal yang gak berguna. Sampai pada saatnya gw pun akan mengerti.

Semua gak sama, tapi semua bisa sama ketika gw mengambil alih. Dan kesamaan itu jadi baik ketika gw beranjak.

Gw laki-laki. Dan gw tau akan menjadi seorang tumpuan. Imam, pemimpin, nakhoda, dan seribu julukan mengenai pemimpin.

Laki-laki membutuhkan yang namanya tanggung jawab. Dan, tanggung jawab itu gak bisa yang namanya dibuktikan lewat 1 atau 2 proses.

Gw laki-laki yang mencintai lawan jenis. Walaupun 95% sahabat gw cewek, tapi gw gak akan pernah menghilangkan identitas kelaki-lakian gw.

Gw seneng dekat dengan cewek, kompetisi yang terjadi bisa dilihat dari 2 sudut pandang. Beda dekat dengan laki-laki, kompetisi yang terjadi kadang terlihat jelas.

Tanpa disadari gw udah mendekati umur 23. Umur yang udah bukan saatnya main-main. Gw harus menentukan ke mana arah gw akan pergi.

Roda kehidupan terus berputar. Semakin berlomba-lomba dengan waktu, dan gw selalu tertinggal satu langkah.

Gw bisa merangkak, bisa berlari, bisa terbang, dan bisa terbenam. Tinggal gimana proses yang gw buat. Kalau bisa yaa terus terbang tanpa halangan sampai ke langit ketujuh.

Gw saat SMP dan SMA dipanggil tablo. Dan gw selalu menganggap TAmpangnya Baik LhO. Gw pegang teguh akronim itu.

Masuk kuliah Kingkong. Hanya gara-gara Petang Kreatif yang mengharuskan gw menjadi seorang Kingkong.

Beberapa teman dekat pun menghilangkan kenasalannya. Kiko pun menjadi panggilan sayang beberapa teman dekat gw (cewek pastinya).

Gw senang mendapatkan pangilan kesayangan seperti itu. Walaupun sebenernya dalah hati kecil gw, gw lebih nyaman dipanggil "Ikhwan." Seperti apa yang nyokap gw berikan.

Tak lama gw bekerja, gw tau kalau gw itu bisa memberikan apa yang namanya dicari dalam hidup.

Karier, uang, cinta, dan segala macem perasaan yang terbentuk kelak. Gw harus mengejar yang mana ya?

Gw cuma manusia dengan jutaan cita-cita dan berbagai bentuk proses perwujudan. Serta, dengan rangkaian masalah yang terus harus gw selesaikan.

Pertemanan gw jadi indah banget karena emang gw dikelilingi orang-orang yang sempurna di mata gw.

Kerjaan tambah mumet jadinya karena klien yang begitu banyak uang dan maunya. Jadi tinggal mengikuti ritme mereka aja. Gimana yang baik.

Cuma gw yang tau akan ke mana dan gimana hidup gw. Berbagai obsesi dan niat baik hanya akan menjadi dasar dalam ngejalanin ini semua.

Tak hanya sahabat, tapi juga musuh jadi teman yang terbaik dalam menghadapi peperangan di depan.

Letakkanlah cita-cita 5 cm di depan matamu.

Benci dan sayang itu beda tipis. Setipis KBBI atau setebal EYD?

Indonesia nanti menang gak ya lawan Manchester United? Kan sama-sama Merah Putih tuh.

Bonyok dan meragukan bersama cinta.

Hanya karena liburan sekolah, jalan menjadi sangat lengang kali ini. Senangnya.

Melaksanakan pesan bokap untuk menjadi laki-laki yang sebenarnya. Gak hanya melaksanakan, tapi meniti.

Wah gak nyangka gw masih 22!

Sudah tiba saatnya pergi ke dalam jantung pencarian pengalaman.

Karena satu, gw butuh mencinta dan dicinta.

Karena gw adalah laki-laki yang suka nonton.

Dan mereka semua klip menjadi sesuatu yang berada dalam 1 garis.

Gw adalah laki-laki setia. Gw berani menjamin itu. Karena sesungguhnya cinta yang sebenarnya itu didapat tak hanya 1 atau 2 kali bersetubuh.

Jangan lupa pake pengaman dan mengamankan kesucian dia. Maunya aja nelanjangin, tanggung jawab gak mau.

Dia tak berbusana! Wah emang dia sapi, bau lagi keteknya empat.

Gw cuma mencoba melihat semua tanpa ada halangan. Karena sesungguhnya gw udah telanjang.

Telanjang di depan dia, siapa takut?

Dianya siapa dulu nih?

Oooooo ternyata dianya....




Gw sendiri.



Gw dan dia. Gw dan gw sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Ketipu Sama Ujan

Telah Lahir