Tetes Air Mata Kebahagiaan

Semalem gw dan keluarga baru aja diberikan anugerah yang paling indah. Uni gw berhasil melahirkan bayinya dengan kedaan sehat dan normal. Bayi laki-laki dengan bobot 3,1 kg itu telah mewarnai momen semalem. Tangis dan tawa pertamanya di dunia, mewarnai kami juga. Gw, Dhila, dan nyokap berpelukan dan meneteskan air mata kebahagiaan yang luar biasa.

Sebelumnya Kimba bilang kalau dia gak sanggup ngeliat perjuangan uni gw yang sedang berusaha melahirkan anaknya itu. Akhirnya, gw nyoba nenangin dia dengan memberikan semangat agar dia harus kuat ngadepin itu semua. Dia bilang, "Gw gak sanggup ngeliat orang yang gw cintai dan sayang harus berjuang mempertaruhkan nyawa dan raganya nahan rasa sakit yang luar biasa untuk melahirkan anak gw."

Kimba pun sempat meneteskan air mata, dan menunjukkan betapa cinta dan sayangnya ke uni gw. Dan, tentunya ke anak yang sedang uni gw perjuangkan lahir ke dunia. Gw sempet mencoba merasakan atas apa yang terjadi dengan Kimba. Dia ngerasa kalau cinta dan sayang dia gak ada apa-apanya dan dia ngerasa emang kalau perjuangan seorang ibu itu tiada tara. Rela mengorbankan semua kekuatan yang dia punya demi kelahiran sang buah hati.

Ternyata perjuangan seorang perempuan atau ibu itu memang gak ada yang bisa ngalahin. Gw bilang ke Kimba emang kalau yang diberikan Tuhan begini adanya. Gw dan dia dilahirkan ke dunia sebagai seorang laki-laki yang tentu gak bisa ngerasain apa yang dirasain ketika berjuang melahirkan anak ke dunia. Tetes demi tetes air mata pun keluar dari kelopak mata Kimba. Tetes mata kebahagiaan seorang ayah yang telah dan akan memberikan semua curahan kasih dan sayang ke istri dan anaknya yang baru saja lahir ke dunia. Cinta dan kasih sayang yang akan terus mereka kembangkan demi menjaga hubungan mereka dan membesarkan anak mereka.

Apakah tetes mata ini keluar dengan sendirinya ketika menjadi di posisi Kimba? Gw jadi tambah ngerasa kalau Kimba itu begitu sayang dan bisa memposisikan sebagai seorang ayah dan suami yang baik untuk uni dan keponakan gw. Sedih, bahagia, khawatir, dan sejuta perasaan yang dirasakan oleh Kimba melihat perjuangan uni gw.

Gw jadi ngerasa apakah gw pantas dan bisa jadi di posisi Kimba semalem? Apakah gw sanggup berposisi sebagai laki-laki, suami, dan ayah yang baik untuk istri gw kelak? Gak hanya istri, tapi ayah untuk anak gw nanti ketika sedang diperjuangkan oleh istri gw lahir ke dunia nanti?

Rendah, serendah-rendahnya gw ngerasain sekarang. Gw ngerasa belum ada apa-apanya dibanding perjuangan antara uni gw dan Kimba. Cinta dan kasih sayang terbusung di dada mereka semalem. Apalagi ditambah cinta dan kasih sayang yang akan mereka berikan ke anaknya itu kelak.

Cinta dan kasih sayang itu memang bukanlah sebuah label! Sekali lagi apapun di dunia ini bukan label! Cinta dan kasih sayang itu dibentuk, diproses, dan terus diperjuangkan. Tau kan apa yang terjadi ketika semua itu diputus dan berhenti di sebuah titik? Perasaan akan mencintai orang yang kita cintai berhenti gitu aja? Mungkin gak bakal ada apa-apanya dibandingkan cinta dan kasih sayang yang uni gw dan Kimba perjuangkan demi buah hati mereka itu. Dan, kejadian semalem gak akan pernah terjadi.

Apakah cinta dan kasih sayang itu hanya bisa dibentuk dari sebulan atau setahun aja? Gak bakal bisalah! Inti dari itu semua adalah keinginan dari laki-laki dan perempuan dalam memperjuangkan cinta itu sendiri. Jenuh? Kayaknya kata yang harus dibuang jauh-jauh dalam menghadapi makna "cinta" yang sesungguhnya.

Sekali lagi, perjuangan cinta dan kasih sayang yang uni gw dan Kimba bentuk dan perjuangkan adalah sebuah bukti konkret atas apa yang gw rasakan sekarang. Dalam memperjuangkan sesuatu itu janganlah hanya terpaku ama hasil, tapi nikmati ajalah proses yang emang berdinamika itu. Cinta dan kasih sayang? Akan gw perjuangkan demi perempuan yang tepat! Perempuan yang mau menikmati setiap jengkal proses yang terjadi dalam hidup gw dan dia tentunya. Dan, yang sayang sama gw apa adanya.

Sekali lagi, keluarga gw baru aja diberikan anugerah Tuhan, Troy Kaauda Wardana, yang tentunya akan memberikan semua kebaikan positif di dalam keluarga gw.

Di sinilah gw merasakan betapa cinta dan kasih sayang itu dibutuhkan oleh dua insan manusia. Laki-laki dan perempuan.

Terima kasih Tuhan!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Ketipu Sama Ujan

Telah Lahir