16 Hari Untuk Selamanya
Wah kayaknya gw udah lama banget nih gak nulis blog gw tersayang ini. Emang semua pembaca setia gw tau kan kalau gw baru aja dinas ke luar kota untuk menjalankan misi yang diberikan ama kantor. Jadinya gw hampir gak pernah bersentuhan ama yang namanya internet. Paling gw mengandalkan Blackberry gw. Itu juga cuma ngapdet status Facebook, Twitter, atau ngirim data ke kantor.
Jadi sepanjang perjalanan 16 hari ini, gw ditugaskan untuk menjadi supervisor di acara Kirab Bedug Lintas Jawa Sumatera 2009 bersama Wings Food. Dalam acara ini biasalah, produk pionir Wings Food, Kecap Sedaap, Mie Sedaap, dan Ale-ale, dibuatkan raksasanya dan menaiki trailer 40 feet yang membawa rombongan marawis di belakangnya. Selain itu iring-iringan 10 mobil lainnya mengikuti berangkatnya trailer besar itu mengitari kota-kota di Jawa Barat pada tahap awal.
Mesjid Pondok Indah Jakarta dan Puda'i Bandung
Kota pertama dimulai dari Mesjid Pondok Indah Jakarta. Kalau menurut gw pribadi, salah banget memilih mesjid ini sebagai lokasi acara. Karena emang gak masuk ke dalam target dari produk-produk klien gw itu. Isinya cuma orang-orang kaya semua, jadinya produk klien gw di sini gak laku-laku amat. Selesai dari Mesjid PI, langsung rombongan berangkat menuju Bandung, kota kedua.
Di tengah jalan gw dan rombongan sempat kelimpungan karena hujan yang mengguyur perjalanan kami. Seiring dengan perjalanan, akhirnya rombongan marawis yang telah keujanan itu diungsikan ke mobil kami. Setelah lama berjalan, di tengah jalan mobil APV yang digunakan untuk membawa agensi (gw dan mas Dodo) tiba-tiba los gas dan koplingnya. Alhasil jam setengah 4 pagi kami masih mogok di kilometer 96 jalan tol Purbaleunyi. Dengan segala daya dan upaya, akhirnya mobil kami bisa ditarik sampai dengan keluaran tol Padalarang Barat.
Di sana mobil EO menjemput pemain-pemain marawis yang harus tampil jam 7 pagi mengitari kota Bandung. Akhirnya mobil kami pun dijemput oleh yang punya, dan dengan menggunakan mobil lain gw dan mas Dodo berangkat menuju kota Bandung.
Sebagai kota kedua, Bandung, mempunyai keunikan tersendiri. Karena di sini pengunjung mencapai angka yang sangat spektakuler. Penjualan dari klien gw sendiri pun mencapai angka yang besar. Sampai pada akhirnya melihat keindahan Bandung di sore hari membuat gw sangat bangga pernah berada di kota ini.
Mesjid At Taqwa Cirebon
Rombongan dan semua menginap di hotel. Dan kembali memulai perjalanan menuju kota ketiga yaitu Cirebon. Kami berangkat sekitar jam 6 pagi. Dengan mengantuk, gw dan semua tim berangkat menuju kota Cirebon. Perjalanan menuju Cirebon memang sangat melelahkan. Memakan waktu sekitar 5 setengah jam.
Sesampainya gw dan tim tiba, semua langsung siap siaga berada di pos masing-masing. Karena acara akan dimulai pada pukul 1 siang. Belum sempat istirahat, gw dan tim yang lain langsung memulai pekerjaan. Gw dan tim berkoordinasi terus dengan pihak EO dan klien yang kebetulan ada di sana.
Ketika hari sudah mulai petang, gw mulai ngerasain kalau Ramadan di daerah itu begitu bermakna. Suasana di Cirebon indah banget. Selain panas dan semua kehangatan yang terjadi, tapi gak ngebuat gw dan tim patah semangat dalam menyelesaikan hari.
Acara pun selesai, gw dan mas Dodo pergi ke hotel untuk beristirahat.
Mesjid At Taqwa Karawang
Setelah menginap semalam, rombongan akhirnya pergi ke Karawang sebagai kota keempat. Gw berangkat menggunakan mobil yang disewa untuk agensi duluan. Dan, mas Dodo bertugas di atas Trailer.
Sesampainya di lokasi, gw kaget banget dengan lokasi yang sangat sempit. Setelah langsung berkoordinasi dengan semua pihak baik Mesjid dan EO, gw dan Putra (anak Pratama) langsung menerima kabar kalau rombongan baru boleh masuk ke lokasi sekitar jam 2 siang. Akhirnya dari jam 11 rombongan diungsikan ke lokasi lain.
Saking kecilnya lokasi gw hampir gak yakin kalau trailer 40 feet itu bisa masuk ke dalam lokasi. Tapi, karena kepiawaian pak Muchlizon sebagai sopir trailer terbaik di Wings, trailer yang gedenya alaihim itu bisa masuk ke dalam lokasi. Dan, hal ini membuat semua pihak tercengang. Menurut pak Muchlizon, "santai aja lah, hehehe."
Acara pun akhirnya berlangsung dengan baik. Sampai pada akhirnya selesai. Dan, kami pun menginap kembali di hotel dekat lokasi.
Mesjid Al Barkah Bekasi
Pada esok harinya, pagi-pagi sekitar jam 8 rombongan langsung melaju menuju kota kelima yaitu Bekasi. Saat itu, gw dan tim sangat senang karena bisa berangkat lebih siang. Perjalanan menuju Bekasi sangat cepat. Dengan kecepatan yang sangat bergantung sama trailer, rombongan hanya memakan waktu satu setengah jam masuk ke dalam kota Bekasi.
Di kota ini sama seperti di kota pertama. Oleh karena lokasi kotanya menjadi pusat tempat orang-orang berada, membuat pengunjung tidak begitu ramai di awal. Hal ini lumayan membuat panik gw dan tim.
Selama cara sudah berlangsung, gw dan mas Dodo akhirnya menyempatkan diri untuk pulang ke markas. Kami berdua langsung menuju PTC kantor JJ Jakarta. Sesampainya di sana gw hanya bertemu dengan mas Ray. Tapi, karena baju kotor yang udah berhari-hari itu bisa gw taruh di kantor. Dan, menitip ke mas Timan untuk tolong dicucikan.
Setelah itu, gw dan mas Dodo kembali ke lokasi. Acara pun berlangsung dan dimulai kembali setelah selesai tarawih. Gak nyangka banget, ternyata jumlah pengunjung menjadi sangat membludak. Hal ini disebabakan para jemaah yang selesai salat tarawih langsung memadati lokasi. Kerumunan anak-anak membaut acara menjadi begitu meriah.
Acara pun selesai dan gw kembali ke hotel.
Mesjid Al Istighna Islamic Village Tangerang
Karena lokasi selanjutnya Tangerang, dan lokasi tidak terlalu jauh dari Bekasi, akhirnya gw dan tim memberangkatkan diri sekitar pukul 9 pagi. Dengan menembus tol Tanjung Priok, gw dan tim langsung menuju lokasi di Karawaci.
Acara pada kali ini bisa dikatakan paling sepi. Karena emang lokasi tidak berada di pinggir jalan raya. Lokasi berada di dalam pelosok daerah Karawaci. Hal ini membuat tim kocar-kacir dibuatnya. Semua daya dan upaya dikerahkan untuk membuat acara ramai.
Namun, tampaknya sia-sia. Karena sampai pada akhir acara, jumlah pengunjung tidak menunjukkan jumlah yang signifikan. Nah, karena acara ini ada di daerah Tangerang, gw akhrinya bisa menyempatkan diri untuk pulang ke rumah.
Gw senang banget karena bisa pulang ke rumah. Gw senang karena gw emang bener-bener jadi Bang Toyib yang gak pulang-pulang. Walaupun gw hanya di rumah sekitar 4 jam, tapi gw seneng banget bisa pulang. Sekitar abis sahur, gw langsung berangkat lagi ke lokasi karena akan bersiap-siap menuju Sumatera.
Setelah semua sudah bersiap-siap. Rombongan akhirnya memberangkatkan diri menuju Sumatera. Pengalaman melintasi daerah Sumatera ini bisa dikatakan sebagai pengalaman pertama buat semua pihak. Baik klien, agensi, maupun EO. Tapi, hal ini tak mengurungkan semangat positif tim agar bisa terus melaju dengan semangat.
Sesampainya kami di Pelabuhan Merak, rombongan langsung memotong lewat calo. Jadi rombongan tak ikut antri di antara kendaraan-kendaraan lain yang ingin menyebrang.
Semasuknya gw dan tim, gw langsung mengambil spot untuk melihat hamparan laut yang sangat indah. Oleh karena mas Dodo dan Putra udah berangkat duluan (advance), jadi gw di kapal sendirian aja tuh jadinya. Tapi, pengalaman pertama gw bersama rombongan menyebrang Selat Sunda.
Saat menyeberang gw ngeliat hamparan yang diciptakan Tuhan dan itu sangat indah. Di sini gw mikir bahwa Tuhan pasti sudah mempersiapkan semua yang "terindah" untuk gw tentunya. Dan, gw akan berusaha mencari dan memperjuangkan hal itu.
Ternyata ketika sampai di Pelabuhan Bakeuhuni, masih sekitar 4 jam lagi menuju kota Bandar Lampung. Akhirnya gw dan tim melanjutkan perjalanan menuju kota Bandar Lampung. Sialnya, di tengah jalan kami semua sempat kesasar. Jadi belokan menuju kota Bandar Lampung kelewatan. Hal ini membuat tim menjadi agak terlambat tiba di lokasi. Yang membuat tak begitu khawatir adalah acara baru akan dilangsungkan esok hari.
Mesjid Jami Al Anwar Bandar Lampung
Setibanya kami di lokasi, kami pun langsung bersiap-siap untuk acara besok. Ternyata lokasi di Bandar Lampung ini adalah pinggiran kota. Kalau acara diselenggarakan di tengah kota, membuat sama aja kaya di Pondok Indah, isinya hanya orang-orang kaya. Jadi sengaja acara diadakan di pinggiran kota. Apalagi lokasi berada di pemukiman padat.
Setelah itu gw pun diberikan kesempatan makan malem bareng pak Kongsi, Manajer Depo di kawasan Bandar Lampung. Gw dan beberapa orang diajak makan di restoran atas bukit. Dan di sini gw ngerasa kalau Bandar Lampung itu adalah kota yang sangat INDAH! Kenapa gw bisa bilang begini?
Menurut gw Bandar Lampung itu kota dengan tatanan paling baik. Selain itu jalanannya yang menanjak dan menurun membuat kota ini menjadi sangat baik. Ketika malam hari, lampu-lampu yang menerangi kota ini membuat gw terbuai dengan keromantisan yang terbentuk.
Apalagi perempuan cantik yang pernah lama gw kagumi berasal dari kota ini. Gw jadi ngerasa gak nyesel pernah dan entah masih atau akan mengagumi perempuan itu. Yang pasti dia sedang mengejar cita-cita juga sama kaya gw. Siapa tau di kemudian hari gw dan dia berjodoh, amiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnnn...... Hehhehehehe.
Keesokan hari pun acara berlangsung di Bandar Lampung. Siapa yang mengira kalau Bandar Lampung menjadi kota dengan kerumunan terbanyak. Dan, hal ini membuktikan kalau masyarakat di Sumatera itu sangat rindu hiburan. Hal ini membuat acara yang diadakan mendapat antusiasme yang sangat baik.
Acara ramai, penjualan produk sangat tinggi, dan respon positif datang dari berbagai pihak. Hal ini membuat tim sangat senang akan semua kejadian di kota ini. Dan, hari itu selesai dengan gembira dan menyenangkan. Kami semua pun kembali ke hotel untuk beristirahat.
Mesjid Agung Palembang
Keesokan harinya kami semua langsung memberangkatkan diri menuju kota kedelapan yaitu Palembang. Denga berangkat di pagi hari, tim dan semua meniatkan diri dengan baik agar bisa sampai di lokasi dengan baik.
Sepanjang perjalanan, gw sangat merasakan bahwa bumi Sumatera Selatan sangat indah. Hamparan kebun kelapa sawit yang membentang luas, sangat gw rasakan sebagai anugerah Tuhan yang sangat indah. Kami pun sampai di Palembang pukul 2 siang. Dengan modal nekat, trailer besar kami langsung melintang di depan Mesjid Agung Palembang.
Hal ini sempat membuat ribut beberapa polisi yang melintas. Oleh karena pusat kota, hal yang dilakukan oleh kami menjadi sangat dilarang. Hal ini sempat membuat bingung semua pihak. Akhirnya pihak klien akan mengurus semua perizinan agar dapat melangsungkan acara di depan pintu jembatan Ampera itu.
Ketika di Palembang ini, gw menginap di rumah Bang Hengki, sepupu jauh gw yang jadi General Manager Excelcomindo Palembang. Gw pun sempat ngobrol dan bersenda gurau dengan abang gw itu. Sampai malapetaka pun tiba. Gw terlambat bangun!
Hahhahaha, akhirnya dengan tergesa-gesa tanpa mandi terlebih dahulu gw langsung minta dianter bang Hengki mendekat ke rombongan yang udah melangsungkan arak-arakan keliling kota Palembang. Gw pun nyegat di lampu merah. Udah mana diliatin orang banyak lagi, kata anak-anak yang lain gw kaya backpacker yang lagi nyari tumpangan, hehhehe.
Setelah itu gw pun langsung memulai pekerjaan gw di kota Palembang ini. Yang membuat gw lucu dengan kota ini adalah bahasa yang digunakan. Bahasanya itu sangat mirip dengan bahasa Minang. Sampe-sampe gw nyebutnya bahasa Minang KW 1, hahahaha. Eh tak sengaja gw menyinggung perasaannya Chitta sebagai orang Palembang. Gw sama sekali gak bermaksud lho Chit, cuma iseng belaka. Yang pasti gw sangat senang bisa berada di kota ini, karena gadis Palembangnya cantik-cantik! Heehehe. Asli, sumpah, gak bohong gw!
Sepanjang acara, klien dan semua tim menjadi senang karena tim kami inilah sebagai pihak pertama yang bisa mengadakan acara di bundaran alun-alun kota Palembang. Bahkan pihak-pihak lain seperti Honda, Indofood bertanya ke klien gw kenapa kok bisa. Hal ini disebabkan Manajer Depo klien gw di Palembang ini kenal dengan Walikota Palembang dan Gubernur Sumatera Selatan. Jadi udah di-acc dari Gubernur yaudah langsung bisa.
Antusiasme masyarakat Palembang pun sangat diacungi Jempol. Klien gw ampe geleng-geleng kepala karena keramaian yang gak berhenti-berhenti di sini.
Setelah acara selesai gw pun langsung beristirahat. Dan, tim siap untuk berangkat menuju kota Jambi, sebagai kota kesembilan.
Mesjid Al Mabrur Asrama Haji Jambi
Walaupun badan letih, kurang tidur, dan segala macem kelelahan, hal ini gak membuat gw dan tim patah semangat untuk pergi ke kota berikutnya, Jambi.
Gw dan rombongan berangkat pukul 5 pagi. Hal ini dilakukan agar bisa sampai di lokasi pukul 1 siang, karena acara harus berlangsung hari itu juga.
Ada sedikit kejadian ketika menuju Jambi ini. Di tengah jalan salah satu mobil rombongan kami ditabrak oleh mobil yang hilang kendali. Hal ini menyebabkan seluruhan rangkaian konvoi berhenti. Sopir dari tim gw sedikit terluka, namun mobil yang menabrak rombongan kami terlempar ke selokan.
Setelah diadakan kesepakatan akhirnya semua memilih jalan damai. Dan, kami pun bisa melanjutkan perjalanan menuju Jambi.
Dengan araha pak Kung Hi, Manajer Depo wilayah Jambi. Kami pun tiba di lokasi dan langsung diarak mengitari kota Jambi. Kalau menurut gw Jambi tak begitu bagus kotanya. Selain kecil, Jambi tidak mempunyai hal yang khas. Oleh karena itu gw dan tim langsung bekerja aja.
Tim sempat kaget karena kerumunan di Jambi ini sangat sepi. Hal ini mungkin karena lokasi yang dipilih adalah pinggir kota. Oleh karena mesjid-mesji yang ada di tengah kota gak bisa masukin trailer yang gede banget itu.
Semua pihak pun panik. Apalagi di Jambi ini ada penampilan Opik "tomboati." Kan ngeri jadinya kalau sepi acaranya. Tapi, akhirnya klien dengan sigap memberikan semua jurus dan trik. Pada akhirnya di puncak acara, penampilan Opik mendapatkan antusiasme menarik dari pengunjung.
Dengan alunan suara merdu dan lirik lagu rohani yang sangat mengena, membuat masyarakat Jambi menjadi diam dan tertunduk sejenak seraya mendekatkan diri kepada-Nya.
Setelah mendapatkan semua kebaikan di kota Jambi, akhirnya semua pihak kembali ke peristirahatan masing-masing. Dan, gw akhirnya kembali ke hotel.
Giant Hypermart MTC Pekanbaru
Setelah hari berganti, pada pukul 8 pagi rombongan pun langsung melaju menuju kota terakhir yaitu Pekanbaru. Perjalanan terakhir ini bisa dibilang PERJALANAN TERBERAT! Dengan medan yang sangat terjal, kanan jurang kiri tebing, kami melangsungkan perjalanan selama LIMA BELAS JAM! WOW!
Ini bisa dibilang perjalanan paling melelahkan. Lebih dari 3x kami berhenti untuk beristirahat. Akan tetapi, semua hal bisa teratasi ketika pukul 10 malam kami sampai di kota Pekanbaru.
Gw langsung aja nginep dan tidur di hotel. Pantat rasanya udah gosong dan geseng aja jadinya. Akhirnya gw dan semua pihak memulai kembali acara di keesokan harinya.
Dimulai dengan melakukan arak-arakan mengelilingi kota Pekanbaru. Bisa dibilang arak-arakan di Pekanbaru inilah arak-arakan terlama. Dengan durasi satu setengah jam, membuat semua klimaks dalam memaksimalkan semua acara.
Yang bikin unik di sini adalah kehadiran Shireen Sungkar dan kakaknya sebagai bintang tamu acara. Siapa yang gak tau tokoh "fitri" yang lagi ngetop-ngetopnya itu? Alhasil dari awal acara sampai akhir acara semua tim bahu membahu dalam menjaga artis tersebut dari kerumunan massa.
Hehehhe, tapi yang bikin seneng di Pekanbaru ini ketika semua acara selesai. Semua seperti ngerasain orgasme yang tak terkira. Setelah ngejalanin perjalanan berhari-hari ini. Semua masalah, halang rintang, tenggang rasa campur aduk jadi satu. Semua seperti berada di garis finis bersama.
Semua pihak langsung berfoto-foto, berjabat tangan, dan saling mengucapkan terima kasih dan maaf sedalam-dalamnya ke semua orang yang terlibat. Khususnya masalah-masalah, gontok-gontokkan, atau apapun semua adalah proses dalam melangsungkan acara ini. Semua berharap agar waktu jualah yang akan mempertemukan semuanya kembali. Entah dalam kesempatan yang sama atau kesempatan yang berbeda.
Sepanjang 16 hari ini jujur gw ngerasa sangat mendapatkan pengalaman. Bagaimana menjaga hubungan dengan orang, menjalin semua hal dengan baik, bahkan belajar bagaimana mengurus diri sendir bisa gw dapetin di pekerjaan lapangan ini. Jujur gw ngerasa jauh lebih dewasa dalam ngejalanin semua proses 16 hari ini. Di sini gw mau berterima kasih ke semua pihak yang membantu dalam perjalanan kita ini.
Mas Dodo, mba Dyah, Putra, Pak Taswin, Pak Bryan, Pak Muchlizon, Mba Ning, Mba Endah, Mba Erni, Ali, Opick, Pak Martono, dan semua pihak yang namanya gak bisa gw sebutin satu per satu. Setidaknya kalian sudah memberikan banyak pelajaran hidup ke gw.
Mudah-mudahan gw bisa lebih baik lagi dalam menjaga dan membiarkan keberguliran hidup gw ini jauh lebih baik. Pelajaran demi pelajaran tentunya akan membuat gw semakin dewasa dalam mencari kehidupan lebih baik lagi.
Terima kasih gw haturkan juga kepada Ade, yang sepanjang perjalanan selalu memberikan semangat dan perhatiannya ke gw. Ikhwan sangat berterima kasih ke Ade yang gak pernah lupa ngingetin semua hal ke ikhwan. Makasih Ade. Mudah-mudahan ikhwan bisa melakukan hal yang sama atau jauh lebih baik ke Ade.
Yaaa, begitulah perjalanan panjang yang udah gw lakukan sepanjang Ramadan kemaren ini. Mudah-mudahan gak ngebikin bosen semua ketika baca tulisan terpanjang yang pernah gw tulis ini. Dan, mudah-mudahan bisa mengobati kerinduan kepada semua pembaca setia blog gw ini, hahahahaha. Kaya blog gw ini ada yang baca ya? Hehhehe, bodo ah, yang penting gw udah numpahin semua unek-unek yang paling jujur yang gw punya. Mudah-mudahan bisa berguna buat orang laen.
Huaaaah, kepala gw udah keriting banget nulis panjang bener. Tadinya gw mau nyeritain perjalanan kembali gw ke Jakarta dan tentang buka puasa bersama IKSI 04, tapi apa daya, otak gw udah keriting nih. Mungkin besok gw bisa nulisnya ya, hehehehhe.
Ikhwan Aryandi sudah kembali dari kebangtoyibannya. Ikhwan Aryandi siap kembali ke kehidupan nyata dan mengejar kembali cita-cita yang ada di depan sana. Ikhwan Aryandi siap merasakan semua manis dan pahit dalam hidup. Ikhwan Aryandi akan terus mencari yang "TERINDAH" yang sudah dipersiapkan Tuhan untuknya. Ikhwan Aryandi akan mencoba menjadi yang terbaik untuk orang lain atau minimal untuk dirnya sendiri.
Ikhwan Aryandi tetaplah Ikhwan Aryandi.
Comments
Post a Comment