Presentasi

Presentasi hidup yang melelahkan ya. Gimana gak, gw ngerasain banyak kejadian hari ini. Mulai dari sebuah penolakan, potret diri yang tercipta, dan semua usaha untuk dapat dilihat oleh orang lain.

Entah kenapa gw ngerasa dalam membuat sesuatu yang dapat dilihat oleh orang lain, hal pertama yang dilakukan adalah menciptakan sesuatu. Tapi, gak selesai di situ. Gimana caranya mempresentasikannya ke orang yang dituju dan buatlah mereka mengangguk atas apa yang telah dipresentasikan.

Di situlah gw ngerasa kalau gak hanya mencipta aja yang bisa gw lakukan, tapi gimana menyodorkannya ke orang lain agar bisa "diterima." Kalau yang muncul hanya gelengan, di situ gw harus ngeliat lagi ke dalam diri gw kenapa gw salah dalam meyakinkannya.

Setelah presentasi tadi kok gw ngerasa kecil ya? Atas apa yang gw presentasikan, dan gelengan kepala yang muncul dari orang yang gw presentasikan. Apa yang salah? Gw atau orang itu?

Harusnya sih gw yang bisa melihat ke dalam diri gw kenapa bisa seperti itu. Orang yang gw hadirkan sebuah presentasi tetaplah "penonton." Tetep aja gw yang harus bisa "meyakinkan" mereka. Tanggapan? Ya gw presentasi ke sepuluh kepala. Ya, sepuluh pendapat dan pemikiran juga yang akan gw dapatkan. Di sini gw harus bisa menyiasati semua potensi gw dalam "memberi." Memberikan yang terbaik yang gw punya pastinya. Sampai pada akhirnya, gw tau yang gw presentasikan itu benar.

Belajar saat gw pulang naek 57, gw ngeliat berbagai pengamen yang naik dan turun bus. Mereka semua berusaha menampilkan semua yang terbaik yang mereka punya. Apapun tanggapan orang itu yang pasti itu yang terbaik yang mereka hadirkan. Entah sih, sudah yang terbaik atau gak. Karena emang mereka mengamen dari pagi sampe malem demi sebongkah berlian.

Ekspresi penumpang-penumpang bermacam-macam. Ada yang tidur, ada yang mencoba mengalihkan ke perhatian yang lain, ada yang tidur, dan lain-lain. Tapi apakah itu salah? Ya gak lah, sebagai penikmat ya mereka cuma berusaha memberikan ekspresi terbaik mereka juga. Walaupun untuk beberapa hal, terlihat seperti gak menghargai.

Di situ sebenarnya kunci dari presentasi. "Menghargai."

Kalau mau dibedah ya ada dua hal yang mendukung dalam sebuah proses presentasi. Pertama adalah gimana caranya gw sebagai yang menyajikan bisa menghargai apa yang gw sajikan. Mulai dari cara presentasi yang bener, dan bisa meyakinkan kalau materi yang gw kasih itu bener-bener baik. Kedua adalah gimana orang yang gw presentasikan itu bisa menerima dan menghargai apa yang telah gw presentasikan.

Kadang gw sendiri suka ngerasa kalau ditolak itu salah sepenuhnya ada di orang yang gw presentasikan. Padahal gak sepenuhnya ya, bisa aja salah datang dari gw. Kadang pun gw udah ngerasa presentasi dengan sepenuh hati, tapi orang yang gw presentasikan gak menghargainya. Semua perkiraan mah bisa datang kapan aja, namanya juga proses. Kalau udah gol baru memulai proses baru.

Emang rumit banget ya. Malem ini gw ngerasa kalau gw masih jauh dari baik untuk mempresentasikan sebuah hal. Ditambah kejadian-kejadian yang mendukung analisis gw tentang presentasi. Kadang gw jadi ngerasa "kecil." Dibandingkan pengamen-pengamen tadi yang tentunya bisa gw kasih label "Raja Presentasi." Di setiap tindak-tanduknya dalam mengais rezeki, mereka akan memberikan semua curahan jiwa dan tenaga untuk mencoba presentasi dengan baik.

Pokoknya untuk ke depan, gw harus bisa terus belajar gimana caranya presentasi. Khususnya presentasi hidup gw ke orang-orang di sekitar gw. Dan, memaknai kalalu presentasi itu juga sebuah proses "memberi." Memberi apapun lah pokoknya.

Tonight still a great night.

Memberi dan menghargai.
Dua sisi mata uang yang saling melengkapi.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Nasi Padang Agensi Jepang