Untuk Pagupon

ORGASME. Mungkin itu kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan keadaan gw sekarang. Gw ngeliat kalau semua perjalanan akhirnya tiba di ujung. Pagupon, tempat gw beranjak dewasa, baru aja nyelesein trilogi pementasan Lelaki di Bawah (2005), Matahari di Belakang (2007), dan pamungkasnya Naluri di Batas (2009). Pementasan terakhir ini dilangsungkan di Komunitas Salihara Pasar Minggu pada 17 dan 18 november 2009.

Akhirnya tiba juga di ujung penantian. Semua kepenasaranan yang dibuatnya sudah terjawab sudah. Tanpa batas, tanpa ruang, dan tanpa pagar yang dibuat oleh semua orang yang sedang atau pernah terlibat di dalamnya. Dengan manis semua rangkaian pementasan 4 tahun ini akhirnya menutup lembarannya dengan sangat manis dan bahagia.

Lelah, senang, bahagia, dan sejuta perasaan mewarnai keberadaan gw dan tentunya orang yang terlibat di dalamnya. Gw emang kali ini hanya berada di luar bagian dari Pagupon. Tapi, entah kenapa dua malam pementasan yang diselenggarakan itu ngebuat gw kembali ke dalam kehagangatan rumah yang sudah lama gw rindukan. Bertemu dengan senior-senior, kembali menjadi adik kecil mereka, dan gw saat ikut di dalamnya itu masih bau kencur banget. Walaupun sebenarnya sekarang gw masih bau kencur sih, tapi bau kencur di dunia kerja.

Melihat antusiasme dan apresiasi yang diperlihatkan dari semua pihak yang menonton, tampaknya emang semua menanti apa jawaban dari trilogi pementasan ini. Akhirnya semua terjawab sudah. Walaupun dengan tangis, tawa, gembira, dan semua hal yang emang ngebikin gw semakin ngerasa sangat bangga pernah berada di dalam rangkaian puzzle ini.

Teringat ketika gw menjadi tim lighting di LDB, menjadi tim seting di MDB, dan menjadi penggembira di NDB. Entah gw ngerasa sangat senang bisa berada di dalam mereka. Mengikuti semua dinamika yang ada, merasakan getir dan manisnya berproses di dalamnya, dan ngerasain semua pendewasaan yang ngebuat gw sangat ngerasa indah pernah di dalamnya. Gw bisa jadi selalu pribadi yang masih "kecil" di dalam menghadapi semua prosesnya.

Gw ngeliat semua proses yang terjadi dalam rangkaian sebagai sebuah "miniatur kehidupan." Di dalamnya gw seperti melihat semua intrik yang terjadi secara jelas dan nyata dalam menghadapi semua proses dalam hidup. Melihatnya sebagai sebuah miniatur yang tentunya ngebuat gw seperti berada di dalamnya. Entah berusaha masuk ke dalamnya, berusaha keluar darinya, atau ingin bertahan dan terus berproses di dalamnya.

Miniatur hidup yang di dalamnya ada kejujuran. Itulah yang gw rasain. Karena emang di dalam ngadepin ini semua kejujuran dalam menilai sesuatu jadi nilai lebih yang ngebuat gw semakin ngerasa baik. Kejujuran emang gw butuhin sekarang. Gak sekarang aja sih, kemaren dan yang akan datang, kejujuran sangat dirasakan benar adanya.

Menghadapi realitas hidup yang sesungguhnya membuat gw semakin ngerasa sangat butuh untuk kembali meluruskan semuanya. Di saat gw belok, sableng, atau di saat gw gak bisa mendengar dan mencerna omongan orang yang ngebuat gw berdiri di atas kebenaran yang gw buat sendiri. Di saat seperti ini Pagupon seperti membuat gw menjadi sangat alim lagi. Membuat gw jadi seperti sangat baik pernah mencintai orang-orang di dalamnya.

Menjadi burung dara-burung dara yang terbang tinggi ke atas, membuat gw juga harus bisa kembali dan pulang ke sangkar. Di saat sangkar itu ternyata adalah sumber kebenaran dalam hidup gw. Melihat semua realitas yang ada dalam hidup, dan rumah atau sangkar itu seperti memberikan spirit baru ke gw. Dengan semua kegagalan, pencapaian dalam hidup, atau kemurungan yang kerap melanda.

Pagupon, seperti memberikan gw makna "rumah" tempat gw berteduh, tempat gw merajut masa tumbuh, dan tempat gw memaknai cinta dan kasih dalam bentuk yang sebenarnya dan jujur. Pagupon, membuat gw semakin memaknai apa itu arti pendewasaan yang terbentuk di dalam proses gw sekarang.

Pagupon itu segalanya buat gw.

Sampailah semua di ujung penantian. Gw dan semua pihak yang terlibat sudah sampai di gerbang penantian yang tentunya akan memberikan kami sebuah cerita manis yang akan selalu dikenang seumur hidup. Saatnya Pagupon melangkah lebih jauh lagi dan memaknai semuanya dalam sebuah agenda baru. Sudah saatnya regenerasi. Apakah sanggup? Gw rasa sanggup, karena emang di situlah tantangan baru untuk adik-adik gw yang masih berkuliah dalam menghadapi semua hal yang terjadi.

Gak selamanya kalian jadi adik, pada saatnya kalian pun akan jadi kakak. Kakak yang ketika bertemu dengan yang lebih kakak, akan jadi lebih merunduk lagi dan menyadari kalau gw ini masih dan terus akan menjadi adik. Itulah keluarga.

Fiuh... Gw udah kehabisan kata-kata deh. Intinya bahtera kepercayaan yang 4 tahun terbentuk ini mudah-mudahan gak jadi hal yang mudah tersapu oleh angin, termakan oleh debu, dan terkikis oleh zaman. Sampai kapan pun kenangan akan terus bernaung di dalam benak semua yang terlibat. Mencintai, menyayangi, dan menjadikan semua ini sebagai pelajaran berharga adalah agenda kita semua, Pagupon.

Terima kasih dan maaf untuk semua burung dara-burung dara yang pernah atau sedang berada di dalam sangkarnya ini. Gw hanya satu dari kalian yang akan terus pergi dan terbang jauh ke atas sana dalam memaknai perjalanan hidup yang amat sangat panjang ini.

Gw semakin yakin dalam melangkah dan pergi lebih jauh lagi. Doakan gw kembali dan melihat keindahan itu lagi di masa yang akan datang. Selamat jalan, dan selamat Pagupon.

Aku menemukan keramaian kembali di sini.
Aku mencari separuh hidupku yang hilang di sini.
Aku mencari keindahan dalam "rumahku" ini.
Dan, aku belajar mencinta lebih baik di sini.

Pagupon.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Nasi Padang Agensi Jepang