Laki-laki Itu Berjuang

Pagi ini gw mau nyoba ngebahas sesuatu yang emang mungkin jauh dan kadang gak terpikir di otak seorang kaum hawa. Entahlah, gw jadi banyak mikir tentang ini setelah mendengar cerita dari adek gw gw semalem. Apalagi ditambah dengan kedatangan bokap yang sangat mengejutkan karena sangat unpredictable.

Selepas bertemu bokap, kami sekeluarga terus melepas rindu yang amat sangat hingga kami tenggelam dalam riuh yang mendalam. Apalagi bokap bisa bertemu dengan cucunya, Troy, yang tentu sangat dia sayang. Entah kenapa gw sangat bahagia melihat momen bokap melihat dan menggendong cucu pertamanya itu. Gw jadi ngerasain tentu kalau gw akan berada di posisi dia kelak, atau minimal memberikan dia cucu juga kelak.

Perjalanan hari ini sebenernya membuat gw mikir, apakah seorang perempuan harus selalu mempertanyakan tentang apa yang sudah atau ingin diperjuangkan oleh lelakinya dalam usaha mempertahankan cinta yang mereka bina?

Melihat pembahasan itu, gw jadi sempet mikir tentang keberjuangan seorang laki-laki. Apakah perempuan dengan mudahnya harus merasa bosan atau cuek ketika laki-lakinya itu ternyata sedang aneh ketika "berjuang" untuk dirinya sendiri?

Gw sadarin kalau perempuan kadang suka gak mau ngeliat atas apa yang sudah gw buat. Dari 3 kali hubungan yang pernah gw jalani kadang ngebuat gw mikir kalau tentu gw akan berjuang demi seorang kaum Hawa. Di samping memberikan rasa cinta dan kasih sayang, gw pasti akan memberikan pembuktian atas "perjuangan" yang gw lakukan atas dia.

Karena kalau dipikir, misalnya gw sendiri gak mau berjuang, apalagi yang memacu gw untuk terus mempertahankan sebuah hubungan atau keinginan untuk terus merajut dan membina hubungan yang gw punya.

Ternyata gw sendiri kadang gak boleh tenggelam dalam keberjuangan gw itu. Gw harus bisa melihat semua hal yang terjadi khususnya dengan permaisuri gw saat itu. Agar dia pun juga memahami bahwa gw sedang berjuang. Jangan sampe membuat dia cuek atau tak ingin pedul dan tiba-tiba kabur, lalu setelah mengetahui kalau gw sedang berjuang demi dia, akhirnya dia pun menangis.

Padahal tentu gw akan melakukan semua hal dengan proses tentunya. Kalau belum tau tentang prosesnya, lebih baik perempuan pun harusa bisa sabar karena gw tentu akan melakukan pembuktian atas itu. Kadang perasaan membuat perempuan jadi gak bisa kena dan tau apa yang sedang dilakukan laki-lakinya itu.

Banyak orang bilang, GAK SEMUA LAKI-LAKI. Kalau menurut gw itu benar adanya. Karena sampai sejauh mana gw bersikap, tentu gw akan bisa berlaku kalau gw bukan seperti laki-laki kebanyakan. Jadi, intinya bersikap dan bertindak yang akan mempertaruhkan kredibilitas gw di mata orang lain, khususnya buat permaisuri gw kelak.

Misalnya seorang perempuan baru aja mengetahui apa yang sudah dilakukan atau diperjuangkan oleh laki-lakinya, baru deh perempuan menyesal dan menangis. Itu sih sah-sah aja, karena emang perempuan hadir sebagai tulang rusuk yang dicari oleh laki-laki. Dan, perempuanlah yang menjadi "alasan" laki-laki dalam memutuskan.

Mudah-mudahan perempuan yang gw dapatkan kelak bisa menghargai dan sedikit sabar dalam mencari kebenaran "perjuangan" yang sedang gw lakukan. Mungkin gw gak sesempurna itu jadi orang yang setiap saat bisa "menjelaskan," tapi gw yakin kalau gw sendiri bisa menjadikan diri gw sebagai imam, tentu gw akan bisa membuat permaisuri gw kelak menjadi mengerti atas apa yang gw "perjuangkan."

Seperti yang bokap gw sedang dan akan terus dia lakukan demi keluarga dan seperti yang sedang gw lakukan belakangan ini dalam mencari dan mencipta kesempatan, BERJUANG!

INGAT! Laki-laki itu BERJUANG!

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Nasi Padang Agensi Jepang