Orbit
Belajar menata semua orbit-orbit yang berputar terus dalam hidup gw. Sepagian ini gw baru aja ngobrol bareng Uncle gw yang berbicara tentang orbit. Dia berusaha ingin menjelaskan kalau manusia itu hidup dengan orbit. Orbit yang akan terus berputar jika lingkaran itu semakin terbentuk.
Orbit itu diibaratakan dengan rutinitas yang selalu dilakukan. Orbit itu tentu adalah sesuatu yang akan semakin membuat gw mempunyai tenaga yang besar dalam menggunakan tenaga gw dalam mencapai sesuatu. Kalau diibaratkan sebuah putaran yang selalu gw lakukan dalam menghadapi hidup gw.
Misalnya dahulu orbit yang selalu gw lakukan adalah bangun pagi, mengejar 512, bekerja di Pulo gadung, dan pulang dengan 512 lagi. Nah itu contoh simpel untuk nunjukkin sebuah orbit. Keseharian yang gw lakukan setiap saat tanpa ada kelelahan yang mengganggu. Tapi, gimana misalnya orbit itu hancur atau bahkan gw terpental dari orbit itu?
Nah itu yang sedang gw alami sekarang. Orbit yang dahulu gw lakukan ketika masih bekerja adalah kegiatan yang emang gw lakukan setiap hari dan tanpa ada kelelahan yang ada. Sehingga semuanya berjalan tanpa ada masalah. Namun, apa yang terjadi ketika gw terpental atau gw keluar dari orbit itu?
Ya, itu yang sedang gw alami. Gw seperti kehilangan arah dan menanggapi semua tekanan seperti sesuatu yang besar untuk gw. Karena gw sendiri yang gak bisa me-manage semua orbit yang sepertinya tanpa sadar gw "bunuh."
Entah kenapa gw sekarang ini seperti sedang merasa sangat tertekan. Dengan keadaan gw yang jobless dan gak ada kegiatan ini gw seperti kelempar dari orbit yang pernah gw putari itu. Gw sendiri gak tau kenapa berasanya jadi kaya gini banget. Tapi, bisa gw maknain kalau gw gak bisa berkutat dengan keterpurukan gw sendiri sekarang. Gw harus bisa mencari dan memaknai semua hal agar bisa mendapatkan semua orbit yang sebenarnya bisa gw buat.
Ya emang gak hanya kehilangan satu atau dua orbit, yang gw rasain sekarang adalah gw yang masih belum mempunyai pasangan. Gw gak tau ya kayaknya waktu gw lepas dari Narrada semua berjalan lancar-lancar aja. Mungkin di saat itu gw masih berpacaran yang tentunya gw masih punya orbit lain yang membuat gw masih berputar.
Sekarang, baru sebulan aja kayaknya tekanan tuh bertubi-tubi dan membuat gw semakin ngerasa "begah" aja jadinya. Mungkin ketidakpunyaan pasangan membuat gw juga jadi ngerasa jadi useless banget. Kaya gak ada yang gw kejar jadinya di saat seperti ini. Menurut seorang sahabat, gw pun harus bisa memaknai kesendirian gw ini dengan baik.
Apa yang membuat gw keluar dari orbit itu? Ya jawabannya cuma satu, karena gw sendiri. Gw gak bisa mempertahankan semua dengan baik. Gw kehilangan orbit gw ketika gw masih berpacaran karena keegoisan dan kebatuan gw yang membuat gw seakan-akan nyaman dengan keberadaan gw di orbit lain.
Ternyata setelah gw sadarin, orbit gw yang selama ini gw cari selama di Pulo gadung membuat gw itulah cikal bakal yang ngebuat putaran kehidupan di orbit lain menjadi terbengkalai. Atau bahkan gw keluar sendiri dari orbit yang tak sengaja gw "Tuhankan." Alhasil kesinambungan di semua orbit-orbit yang seharusnya gw anggap sama besar, jadi ngebikin gw kehilangan itu satu per satu. Menjadi yang paling benar sendiri dan jadi ngerasa gw kaya Matahari yang dikelilingi orbit.
Itu yang sebenarnya salah selama ini. Hal itulah yang harus gw bisa ubah dengan keberjalanan gw ini. Mungkin gw yang lalu itu gw yang masih gak bisa mendapatkan pencarahan atas orbit-orbit yang berputar, entah itu besar atau kecil, dalam hidup gw. Bener juga sih, semakin gw nganggep besar daya sentrifugal yang berputar, semakin besar juga harapan dan usaha yang gw lakukan terhadap orbit tersebut.
Kaya cerita seorang sepupu gw yang tiap hari kerjaannya cuma berjalan mengawasi tokonya ke Cileungsi, Bogor, dan beberapa tempat. Tapi, gw semakin tau kalau emang yang dia lakuin itu adalah menyalakan motor sebagai tanda dia siap menjalankan orbitnya di hari itu. Di sepanjang perjalanan pasti dia mendapatkan pencerahan, inspirasi, dan apapun yang ngebikin dia semakin kuat dan besar atas orbit yang dilakukan.
Belajar dari hal yang dilakukan, sebenarnya gw sih yakin kalau gw bisa menciptakan orbit baru yang ngebikin gw berputar dan bergerak terus, akan ngebuat gw gak bakal seterpuruk ini. Misalnya gw mencipta apa-pun yang gw yakini bisa gw jadiin putaran baru. Menulis blog, mencari pacar, atau yang sedang gw lakukan yaitu mencari pekerjaan. Tentunya semua akan ngebikin gw semakin yakin atas keberputaran gw di hidup gw ini.
Karena emang orbit itu bisa gw lakukan kalau gw sendiri tau apa dan gimana memaksimalkannya tanpa melupakan orbit-orbit kecil lain yang ikut berputar. Gw harus bisa menjalani semua dengan baik dan benar. Minimal benar menurut gw sendiri. Gw pun harus sanggup berputar dan mengelilingi semua orbit yang akan gw putari dengan semua usaha dan niat.
Batu? Gak bisa dibilangin? Atau gw yang masih jauh dari kebisaan mendengar dan mencerna orang lain? Itu cuma masalah proses. Yang pasti mau gak gw sendiri menjalani dan mencipta semua orbit yang ada di dalam hidup gw. Entah besar atau kecil, cuma gwlah yang tau. Seiring berjalannya semua proses, tentu gw akan lebih bisa memahami atas semua hal yang gw lakukan.
Menjadi dewasa, itulah yang sedang gw lakukan. Mudah-mudahan perbincangan pagi ini menjadikan diri gw yang semakin bisa mendengar dan mencerna omongan orang lain. Terima kasih atas semua yang ngebikin gw harus bisa mencipta orbit baru, dan maaf kalau banyak hal-hal yang tidak disukai sepanjang prosesnya.
Ingat! Ikhwan Aryandi juga manusia!
SEMANGAT!
Comments
Post a Comment