Badak, Lebah, Sapi, Kingkong

Tadi pagi gw dicengangkan dengan sebuah tindakan yang menjadi opini di antara status Facebook atau Twitter yang menjadi banyak di antara teman-teman perempuan gw. Awalnya gw bingung, "Obsesiku menikah dengan lebah." Apa yang dimaksud dengan lebah, badak, dan saudaranya itu? Itu seperti menjadi tren sesaat yang membuat gw bingung.

Ternyata gw ngeliat postingan dari Blackberry Messenger dari uni gw. Itu adalah seperti hal yang dilakukan oleh perempuan-perempuan yang menyebarkannya lewat sms dan media-media komunikasi lainnya.

Ternyata di antara semua yang dapat gw analisis, itu adalah sebuah bentuk ungkapan yang dilakukan oleh beberapa perempuan yang ngerti teknologi dan membentuk sebuah opini yang emang jadi hal yang cuma dimengerti oleh kaum hawa.

Dalam hal ini laki-laki dianalogikan dengan sapi, jerapah, iklan, badak, lebah, dan yang lain. Hal ini jadi semakin ngebuat gw terpana dengan percepatan komunikasi yang ada. Dari sebuah hal yang kecil, analogi simpel tentang laki-laki, yang menjadi pesan komunikasi yang cepat.

Kenapa semua bisa jadi tersebar begitu cepatnya ya? Apa karena media yang digunakan? Atau kesimpelan pesan yang diusung sebagai black campaign yang membuat perempuan-perempuan dengan mudah menggunakannya?

Ya gw sih menganggap itu sebagai sebuah pesan atau kampanye singkat tentang kebersatuan perempuan yang menginginkan kesetaraan dengan laki-laki. Menurut gw gak lebih. Karena emang dari pesan yang digunakan yang mengusung analogi singkat laki-laki yang dibuat simpel menggunakan hewan-hewan yang menunjukkan kemaskulinan.

Ya sampai sejauh ini, di antara banyak konflik tentang tulang rusuk, tapi perempuan itu sangat amat mudah dalam bersatu. Khususnya jika mereka butuh yang namanya suaka dalam mendapatkan kesetaraan dengan laki-laki.

Jadi mikir juga gw kenapa kalau dalam hal ini perempuan sangat cepat yang bersatu dan menyatukan persepsi yang dilakukan dengan tindakan? Tapi, emang jujur aja gw sangat ngeliat karena kaum Hawa yang menyatukan persepsi dengan berpikir secara perasaan.

Kalau pemikiran dilakukan dengan perasaan akan membentuk sebuah kesamaan perilaku karena perasaan yang mereka anggap sama. Menjadi lucu sih, karena emang kaum Hawa yang berpikir dengan perasaan ini selalu menganggap perasaan sebagai tolak ukur.

Berbeda dengan perempuan, laki-laki kadang emang sering memusingkan diri dengan kelogikaan berpikir yang diusung. Jadi tembok-tembok di antara laki-laki jadi sangat tinggi. Apalagi sebuah keinginan menyatukan, kadang menjadi seperti sebuah kompetisi.

Nah, kalau udah denger yang namanya kompetisi, tau sendiri kan laki-laki akan seperti apa?

Tapi, emang di situlah perbedaan yang kadang sangat hakiki. Dan, membuat gw belajar untuk sebuah pengertian mendalam emang. Gw yang laki-laki dan perempuan sebagai lawan jenis gw yang sangat bisa gw hargai. Akan selalu gw tempatkan di tempat yang paling agung tentunya.

Nah, gw jadi melebar gak karuan kan nulisnya? Lagi ngomongin percepatan komunikasi, malah berujung ke perempuan dan laki-laki. Tapi, jujur aja gw emang lagi seneng banget hari ini. Jadi malah gak karuan deh. Gak apa-apalah, yang penting tetap nulis!

Paling enak emang ngebikin hidup jadi terus bahagia ya? Karena gw akan tersenyum terus, apapun keadaannya. Wow!

Mana orang yang katanya ingin berbagi denganku?

Aku menunggunya! Aku rindu!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Nasi Padang Agensi Jepang