Positif Negatif Dualisme

Pagi ini gw nyoba nulis di tengah-tengah kerjaan yang menumpuk. Kesibukan emang ngebuat gw jadi jarang nih meng-update tulisan di rumah gw ini. Blog gw jadinya beda-beda 3 sampe 4 hari, padahal gw pengennya supaya dalam sehari itu menyisakan waktu minimal setengah jam untuk menulis.

Apa yang jadi kebiasaan gw ini ngebuat gw semakin pengen bikin buku. Teringat waktu gw masih kuliah, temen gw Endang anak Sejarah yang sudah gape menulis dan sudah masuk ke buku ketiganya saat itu, yang menginspirasi gw saat itu. Dan, seorang Budiman Hakim yang mengispirasi gw dengan ketiga buku tentang iklannya itu.

GW BERIKRAR AKAN MENULIS DAN MEMBUAT BUKU MINIMAL 1 BUKU SEUMUR HIDUP GW! ITU JANJI!

Sepanjang gw hidup sekarang, gw ngerasa kalau emang yang namanya belajar itu gak akan pernah berhenti. Baik dari hal yang kecil, atau sampai hal yang besar. Hal ini disebabkan gw adalah manusia, dan manusia itu cenderung bisa berpikir dan merasa.

Kenapa hal ini gw selalu dapatnya dengan baiknya ketika gw disalahkan? Ya, emang gw sangat suka dengan kenegatifan. Gw suka bergelut, berdiskusi, atau pun berantem (kalau perlu). Tapi, di sini gw tekankan bahwa gak semuanya beradu negatif itu salah. Karena sesungguhnya ketika berada di keadaan yang negatif, gw akan menjadi pribadi gw yang sebenarnya.

Di saat seperti ini gw akan membela diri, beradu pendapat, dan semua hal yang tentu akan memunculkan sifat asli gw. Bukan karena gw mau, tapi itu otomatis keluar dengan sendirinya. Menurut gw sih gitu, karena emang di saat negatif itu manusia berada dalam "tekanan" untuk dapat menyelamatkan diri. Menyelamatkan diri dari apa pun itu.

Sadar gak sih kalau lagi negatif itu keluar semua sifat asli? Entah ya, kalau gw ngerasanya itu. Yang pasti gw selalu merasakan kalau hal ini adalah hal yang mendewasakan. Kalau hal ini dilalui oleh sebuah pergolakan hebat, pasti gw akan mendapatkan hasil yang baik. Entah apapun itu.

Di lingkungan kerja yang baru gw sangat ngerasa merunduk. Karena emang gw mendapatkan lingkungan pekerjaan yang sama rata umurnya. Jadi ego dan perasaan menggebu-gebu, yang biasa dibilang "jiwa muda," ngebuat gw gak bisa seenaknya memberikan pendapat. Walaupun, semuanya sampai di keadaan deadlock, di situ gw ngerasa harus ada yang mengalah. Kalau perlu gw mengalah gw akan mengalah. Demi kebaikan bersama.

Yang pasti pelajaran mengenai negatif dan positif ini gak akan pernah gw lupain dan gw akan mencoba menata semuanya. Karena gw akuin, pelajaran dari seorang sahabat, kalau negatif itu gak akan pernah lepas dari positif. Dualisme ini saling melengkapi dan membuat semua harusnya menjadi semakin berawarna.

Positif? Semua pasti udah tau bagaimana menghasilkan dan mengaplikasikannya. Hal ini justru paling jarang muncul deh kalau menurut gw dalam kehidupan gw dan manusia pada umumnya. Ya, emang gw pernah menuhankan positivisme, tapi gw akuin sekarang kalau hal yang sudah gw jelaskan di atas itu harus jadi perhatian orang juga. Karena emang HARUSNYA orang bisa banyak belajar dari semua komponen hidup yang "dualisme."

Mungkin gak disadari, tapi gw tau gw harus "bangun" dari tidur nyenyak gw yang selama ini ngebuat gw istirahat dalam bentuk yang salah. Salah menurut gw lho ya, karena benar salah itu cuma gw yang tau. Yaiyalah, masalah kan gw yang ngadepin kan? Hehehehe.

Gw sebenernya masih belom bisa mengatakan gw akan memilih yang mana atau berusaha yang mana. Pokoknya gw beranggapan kalau ada benar ada salah, hitam putih, laki-laki perempuan, baik jahat, klasik modern, dan semua dualisme yang tanpa disadari menjadi pengembang dari khasanah peradaban manusia.

Hahahaha, berat banget gw ngomongnya. Tapi, sejauh ini dualisme yang gw dapatkan ini harus saling mengisi. Sampai pada akhirnya gw sadar mana yang terbaik buat gw. Gw punya MIMPI! Dan, gw akan menjalaninya semua dengan baik. Entah bagaimana itu, tapi gw gak akan berhenti mengejarnya. Gw gak santai kok, dan gw berpacu dengan waktu dalam mengejarnya.

Yang terbaik adalah yang gw jalani sekarang, tanpa melupakan target gw apa.

AKU PEMIMPI (YANG/ DAN) REALISTIS!

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Ketipu Sama Ujan

Telah Lahir