Bangun!
Perang melawan perasaan itu sangat menyulitkan. Belakangan ini gw tertuju pada seorang sahabat yang mungkin ngasih gw banyak cerita.
Seorang pria keturunan ini sudah berumur 40 tahun (taksiran gw). Dan, dengan pribadi dia yang meledak-ledak, ngebuat dia agak sulit menjalin pertemanan dengan orang lain. Ya iyalah, bacotnya itu gak tahan kalau lagi nyela orang.
Di antara semua sepak terjang dia di kantor, dia termasuk sahabat yang banyak ngasih gw inspirasi. Mungkin teman-teman yang seumur dia, gak semurah dia kalau ngasih ilmu dan pengalaman. Dan, kemurahannya berbagi itulah yang gw acungi jempol.
Liat aja tingkah dia kalau lagi brainstorming, pasti ada aja yang keluar dari mulut dia. Ada kalanya dia serius, tapi ada kalanya dia harus becanda. Misalnya gw yang becanda dan dia gak bisa nimpalin balik, dia malah kesel, hehehehehe.
Dia emang termasuk pribadi yang keras. Kenapa gw bilang keras? Karena dia termasuk pribadi yang gak gampang menyerah. Misalnya mengupas sebuah permasalahan, pasti sampai ke akar-akarnya. Bahkan kalau omongan gw gak berdasar, pasti bisa diputar balik sama dia.
Tapi, jujur gw kehilangan sosok dia yang tangguh itu belakangan ini. Dia jauh lebih banyak diam. Entah kenapa kengocolannya dia itu seperti hilang tersapu oleh debu. Gw sih ngeliatnya seperti itu, tapi gak tau sebenarnya apa yang sedang terjadi di benak dia.
Dia lebih membuat ngocol-ngocol yang dulu jadi bikin semua momen berwarna, menjadi sebuah bentuk yang mungkin lebih bisa dimaknai oleh dia. Sahabat ini sekarang seperti kehilangan ruh dari setiap tingkah yang biasa dia lakukan.
Gw sih gak mau ungkapin semua penerawangan gw di sini. Karena bisa aja yang gw tangkep tentang dia salah. Tapi jujur aja, gw sangat rindu dengan tingkah laku dia yang ngocol bin kritis itu meledak keluar dari pribadinya.
Untuk beberapa pihak, kalau gak bisa tahan sama bacot dia, pasti akan sakit hati. Kebalik sama gw. Kalau gw ngadepin orang-orang kaya gini, yang ada mah bakal gw balikin dan gw gak akan semudah itu kalah.
Setiap orang ada fase yang dilewati. Mungkin di saat sahabat yang satu ini sedang "menurun," gw hanya bisa positif kalau gw pun sedang masuk fase melihat dia seperti ini.
Meledak-ledaknya gw dan dia pasti berbenturan, tapi kegigihan dia mempertahankan sikap itu bikin gw berdecak kagum. Karena sikap itu yang tentu harus dimiliki dari seorang dewasa yang dituntut berkarya.
Gw sangat merindukan kegigihan dia dalam "menelanjangi" sebuah masalah atau pekerjaan. Tapi, gw gak berani berpendapat lebih dalam hal ini. Jujur aja, gw pun pasti bisa aja masuk ke dalam fase sahabat yang gw liat sedang "menurun" ini. Entah kenapa gw percaya dengan hal itu.
Semua orang pasti punya pemikiran, dan gw pun berusaha mengupasnya. Meskipun kulitnya doang, tapi gw seneng bisa membuat sahabat yang satu ini jadi sebuah inspirasi. Toh, semua orang punya masalah kan?
Berusaha menuangkan ke dalam tulisan kaya gini sih emang gak nolong sama sekali. Apalagi gw pun gak ngarep apa-apa dari tulisan ini. Gw cuma pengen ngerekam aja kok semua situasi yang ada dengan beberapa kata-kata yang membentuk tulisan.
Ternyata banyak kok hal-hal atau apa pun yang gw bisa ambil dari sahabat-sahabat yang ada di sekeliling gw. Kekecewaan atau pun pelajaran bisa diimplementasikan sebagai sesuatu yang gak akan pernah habis.
Terima kasih sahabat. Gw percaya, gak ada kata terlambat untuk "bangun!"
Comments
Post a Comment