Gw Gak Sespesial Itu Juga Kali...
Ngadepin orang itu ternyata gak semudah yang gw pikirkan yah. Karena menyamakan pikiran itu banyak tantangan di dalamnya. Kadang kles atau gesekan itu datang tanpa gw inginkan.
Bulan Desember kemaren, gw baru aja diajak oleh salah satu rekan kerja yang baru aja diangkat jadi ketua Koperasi Karyawan kantor gw. Gw diminta oleh beliau untuk menjadi sekretaris koperasi yang baru. Tugas gw gak berat sih, tapi yang pasti gw jadi layer pertama untuk menghadapi orang-orang di kantor yang ingin meminjam dana koperasi.
Baru aja menjabat sebentar, gw udah ditumpukan dengan sejuta permasalahan. AD/ART yang belum rampung dan gw harus selesaikan, desakan-desakan yang pengen supaya peraturan yang dibuat itu diperlunak, atau pengkhususan/pengecualian yang jadi alesan orang-orang untuk dapat meminjam.
Ternyata gak segampang itu yang meng-cover semua keinginan banyak orang. Jujur aja, AD/ART pun dibuat gak pengen gw berat ke segelintir pihak doang. Lah, karena emang di dalam ilmu koperasi semua orang punya hak dan kewajiban yang sama kan?
Pelajaran di awal ini gw jadiin sebagai batu loncatan untuk ke semua langkah yang akan dilakukan koperasi karyawan kantor gw ini jadi bermanfaat. Gak cuma tempat untuk mencari sampingan selain gaji, atau sebagai tempat untuk semata-mata memuaskan laper mata doang. Jangan sampe deh.
Kenapa semua orang meminta agar diri mereka dispesialkan?
Dengan berbagai alasan agar tujuannya berhasil, kadang gw suka gak abis pikir di saat orang meminta dengan alasan bahwa mereka adalah yang paling menderita. Karena emang pada dasarnya semua orang juga punya masalah kok. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan yang sama. Tinggal gimana mereka memposisikan agar mereka gak terjerembab dengan permasalahan yang lebih besar lagi. Terbelit.
Maaf-maaf aja nih. Gw termasuk orang yang saklek atau firm lah kalau kata orang enggris. Jadi jangan paksa gw untuk iba dengan berbagai alasan drama yang bisa menitikan air mata, karena gak akan berfungsi di gw.
Terkadang gw tau segala sesuatunya harus imbang antara logika dan perasaan, atau rasional dan emosional. Tapi, kalau menurut gw kalau urusan hepeng, ya semua kudu rasional dan bisa dirasionalisasikan.
Dispesialkan. Gw tentu kadang ngerasa gitu juga. Gw orangnya gak demen diem, demen tampil dan kadang malah jadi over acting. Biasaa kok kalau gw selalu pengen jadi sorotan. Tapi, gw selalu mengimbanginya dengan prestasi dan achievement. Karena kalau gak, gw cuma tong kosong nyaring bunyinya.
Gw memberi bukan hanya untuk melepaskan orang dengan apa yang telah gw beri. Tapi, gw pengen orang lain ketergantungan karena nilai positif yang gw tularkan.
Ibarat misalnya suka sama cewek nih, tuh cewek akan gw bikin supaya bertekuk lutut sama gw. Meskipun, setelah itu gwnya sendiri yang akan bertekuk lutut. Kudu saling tuang, kalau gak bakal luber salah satunya.
Semua orang spesial, tapi mbok yang bisa nempatin diri. Misalnya out of topic malah nanti jadinya ngelebar dan bisa bikin orang ill feel. Gimana caranya mau spesial misalnya gw sendiri menempatkan diri gw di tempat yang paling rendah?
Misalnya kembali ke masalah koperasi, terkadang orang banyak merasa bahwa dirinya paling menderita. Wah, dia kaga tau aja. Semua orang menderita kok. Semua orang punya masalah dan konflik masing-masing. Pada dasarnya loe gak sespesial itu juga.
Harusnya dibalik, "Gw pengen minjem duit karena gw sombong gak pernah minjem dan gw butuh sesuatu untuk dipinjam. Agar hidup gw berwarna dengan hutang, karena gw punya tanggung jawab untuk mengembalikannya."
Atau, "Gw suka sama loe karena gw cukup tampan, baik hati, rajin salat, sering berdoa, punya mimpi banyak, penuh kasih sayang, tinggi, besar, putih, baik-baik, ganteng, gentong, punya integritas, ngerokok cuma dikit, subur, sehat, pekerja keras, sayang orangtua, chubby, brewok seksi, pake gelang, pake jam tangan, sekretaris koperasi, dan loe layak mendapatkan gw."
Kalau diballik, di situ lah kepercayaan diri meningkat dan nilai positif bakal membara di dalam hati. Gw gak akan meminta untuk dianggap spesial, tapi gw ada karena gw emang sangat spesial.
Percaya deh. :)
Bulan Desember kemaren, gw baru aja diajak oleh salah satu rekan kerja yang baru aja diangkat jadi ketua Koperasi Karyawan kantor gw. Gw diminta oleh beliau untuk menjadi sekretaris koperasi yang baru. Tugas gw gak berat sih, tapi yang pasti gw jadi layer pertama untuk menghadapi orang-orang di kantor yang ingin meminjam dana koperasi.
Baru aja menjabat sebentar, gw udah ditumpukan dengan sejuta permasalahan. AD/ART yang belum rampung dan gw harus selesaikan, desakan-desakan yang pengen supaya peraturan yang dibuat itu diperlunak, atau pengkhususan/pengecualian yang jadi alesan orang-orang untuk dapat meminjam.
Ternyata gak segampang itu yang meng-cover semua keinginan banyak orang. Jujur aja, AD/ART pun dibuat gak pengen gw berat ke segelintir pihak doang. Lah, karena emang di dalam ilmu koperasi semua orang punya hak dan kewajiban yang sama kan?
Pelajaran di awal ini gw jadiin sebagai batu loncatan untuk ke semua langkah yang akan dilakukan koperasi karyawan kantor gw ini jadi bermanfaat. Gak cuma tempat untuk mencari sampingan selain gaji, atau sebagai tempat untuk semata-mata memuaskan laper mata doang. Jangan sampe deh.
Kenapa semua orang meminta agar diri mereka dispesialkan?
Dengan berbagai alasan agar tujuannya berhasil, kadang gw suka gak abis pikir di saat orang meminta dengan alasan bahwa mereka adalah yang paling menderita. Karena emang pada dasarnya semua orang juga punya masalah kok. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan yang sama. Tinggal gimana mereka memposisikan agar mereka gak terjerembab dengan permasalahan yang lebih besar lagi. Terbelit.
Maaf-maaf aja nih. Gw termasuk orang yang saklek atau firm lah kalau kata orang enggris. Jadi jangan paksa gw untuk iba dengan berbagai alasan drama yang bisa menitikan air mata, karena gak akan berfungsi di gw.
Terkadang gw tau segala sesuatunya harus imbang antara logika dan perasaan, atau rasional dan emosional. Tapi, kalau menurut gw kalau urusan hepeng, ya semua kudu rasional dan bisa dirasionalisasikan.
Dispesialkan. Gw tentu kadang ngerasa gitu juga. Gw orangnya gak demen diem, demen tampil dan kadang malah jadi over acting. Biasaa kok kalau gw selalu pengen jadi sorotan. Tapi, gw selalu mengimbanginya dengan prestasi dan achievement. Karena kalau gak, gw cuma tong kosong nyaring bunyinya.
Gw memberi bukan hanya untuk melepaskan orang dengan apa yang telah gw beri. Tapi, gw pengen orang lain ketergantungan karena nilai positif yang gw tularkan.
Ibarat misalnya suka sama cewek nih, tuh cewek akan gw bikin supaya bertekuk lutut sama gw. Meskipun, setelah itu gwnya sendiri yang akan bertekuk lutut. Kudu saling tuang, kalau gak bakal luber salah satunya.
Semua orang spesial, tapi mbok yang bisa nempatin diri. Misalnya out of topic malah nanti jadinya ngelebar dan bisa bikin orang ill feel. Gimana caranya mau spesial misalnya gw sendiri menempatkan diri gw di tempat yang paling rendah?
Misalnya kembali ke masalah koperasi, terkadang orang banyak merasa bahwa dirinya paling menderita. Wah, dia kaga tau aja. Semua orang menderita kok. Semua orang punya masalah dan konflik masing-masing. Pada dasarnya loe gak sespesial itu juga.
Harusnya dibalik, "Gw pengen minjem duit karena gw sombong gak pernah minjem dan gw butuh sesuatu untuk dipinjam. Agar hidup gw berwarna dengan hutang, karena gw punya tanggung jawab untuk mengembalikannya."
Atau, "Gw suka sama loe karena gw cukup tampan, baik hati, rajin salat, sering berdoa, punya mimpi banyak, penuh kasih sayang, tinggi, besar, putih, baik-baik, ganteng, gentong, punya integritas, ngerokok cuma dikit, subur, sehat, pekerja keras, sayang orangtua, chubby, brewok seksi, pake gelang, pake jam tangan, sekretaris koperasi, dan loe layak mendapatkan gw."
Kalau diballik, di situ lah kepercayaan diri meningkat dan nilai positif bakal membara di dalam hati. Gw gak akan meminta untuk dianggap spesial, tapi gw ada karena gw emang sangat spesial.
Percaya deh. :)
Comments
Post a Comment