My Little Happiness
Perjalanan hari ini gw laluin dengan mengakhiri di menjelang magrib yang akhirnya menghempaskan tubuh gw di kamar gw tercinta.
Setelah perjalanan yang dimulai di pagi hari dengan menyambangi rumah kakaknya nyokap, pengajian Ninit istri dari sepupu gw Gita, sampai akhirnya tiup lilin ponakan gw dari sepupu gw bang Hendi, Rania.
Sepanjang hari ini sepupu gw, om-om dan tante gw, bahkan sampe ponakan-ponakan gw, berkumpul jadi satu di atap yang sama untuk beberapa saat. Gak kerasa, udah hampir 10 tahun gw sudah tidak berkakek-nenek dari keluarga nyokap.
Kepergian Inyik dan Tuo (Kakek dan Nenek dalam bahasa Padang) emang menyisakan banyak cerita. Terutama keluarga besar yang cukup berbadan besar ini. Namun, gw yakin mereka tetap tersenyum di surga sana akan keluarga yang kakek dan nenek gw berhasil ciptakan ini.
Praktis setelah kepergian kakek dan nenek gw ini, nyokap bersaudara jadi aselon 1. Dan, gw pun berlima-belas sepupuan ini menjadi aselon 2. Gak kerasa juga sekarang gw udah bukan anak kecil lagi. Entah kenapa suka kepengen kembali ke masa sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu.
Bukan berarti gak ada masalah atau gak ada intrik. Banyak kok permasalahan seiring dengan masing-masing yang punya keluarga. Banyak juga yang menjadi polemik seiring berjalannya waktu.
Tapi, di situ gw ngerasa kehebatan nyokap gw bersaudara dalam menjaga keharmonisan keluarga besar ini. Entah kenapa gak pernah ribut berkepanjangan, atau bahkan jika ada masalah langsung diselesaikan secara forum, musyawarah dan mufakat.
Sekarang, gw ngerasa sangat bahagia dengan kehadiran orang-orang yang sangat amat gw sayangi, yaitu keluarga besar gw ini. Begitu banyak pengaruh, intimidasi, atau sekedar perhatian yang bisa gw dapetin di dalam keluarga ini. Banyak hal yang pastinya gak pengen gw hancurkan hanya dengan egoismen gw atau segelintir keluarga aja.
Banyak hal yang bisa memberikan gw ways to move atau ways to solve the problem dengan gw yang bersyukur di antara semua permasalahan hidup gw atau saudara-saudara gw ini. Pada intinya gw ngeliat gambaran lebih aja kalau semua dikembalikan ke keluarga.
Semua ego, arogansi, kesombongan, dan segala hal yang negatif seakan lebur jadi satu di dalam tawa dan senyuman ponakan-ponakan gw, atau bahkan tangis dan sedih dari sepupu atau om dan tante gw. Bahkan senyuman yang terlontar dari bokap dan nyokap gw.
Gw gak mau hal buruk terjadi. Gw pengen hal indah selalu menyelimuti gw dan keluarga gw. Berdoa kepada Tuhan supaya selalu melindungi keluarga yang makin lama makin membuat perjalanan gw semakin berarti.
Setelah perjalanan seharian ini gw ngerasa sangat amat bersyukur diberikan kehadiran sebuah keluarga besar yang cukup harmonis. Meskipun secapek-capeknya gw, gak bisa gw tidur tadi karena rame banget dan digangguin mulu kalau mau tidur.
Tapi, gw sayang keluarga gw.
Setelah perjalanan yang dimulai di pagi hari dengan menyambangi rumah kakaknya nyokap, pengajian Ninit istri dari sepupu gw Gita, sampai akhirnya tiup lilin ponakan gw dari sepupu gw bang Hendi, Rania.
Sepanjang hari ini sepupu gw, om-om dan tante gw, bahkan sampe ponakan-ponakan gw, berkumpul jadi satu di atap yang sama untuk beberapa saat. Gak kerasa, udah hampir 10 tahun gw sudah tidak berkakek-nenek dari keluarga nyokap.
Kepergian Inyik dan Tuo (Kakek dan Nenek dalam bahasa Padang) emang menyisakan banyak cerita. Terutama keluarga besar yang cukup berbadan besar ini. Namun, gw yakin mereka tetap tersenyum di surga sana akan keluarga yang kakek dan nenek gw berhasil ciptakan ini.
Praktis setelah kepergian kakek dan nenek gw ini, nyokap bersaudara jadi aselon 1. Dan, gw pun berlima-belas sepupuan ini menjadi aselon 2. Gak kerasa juga sekarang gw udah bukan anak kecil lagi. Entah kenapa suka kepengen kembali ke masa sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu.
Bukan berarti gak ada masalah atau gak ada intrik. Banyak kok permasalahan seiring dengan masing-masing yang punya keluarga. Banyak juga yang menjadi polemik seiring berjalannya waktu.
Tapi, di situ gw ngerasa kehebatan nyokap gw bersaudara dalam menjaga keharmonisan keluarga besar ini. Entah kenapa gak pernah ribut berkepanjangan, atau bahkan jika ada masalah langsung diselesaikan secara forum, musyawarah dan mufakat.
Sekarang, gw ngerasa sangat bahagia dengan kehadiran orang-orang yang sangat amat gw sayangi, yaitu keluarga besar gw ini. Begitu banyak pengaruh, intimidasi, atau sekedar perhatian yang bisa gw dapetin di dalam keluarga ini. Banyak hal yang pastinya gak pengen gw hancurkan hanya dengan egoismen gw atau segelintir keluarga aja.
Banyak hal yang bisa memberikan gw ways to move atau ways to solve the problem dengan gw yang bersyukur di antara semua permasalahan hidup gw atau saudara-saudara gw ini. Pada intinya gw ngeliat gambaran lebih aja kalau semua dikembalikan ke keluarga.
Semua ego, arogansi, kesombongan, dan segala hal yang negatif seakan lebur jadi satu di dalam tawa dan senyuman ponakan-ponakan gw, atau bahkan tangis dan sedih dari sepupu atau om dan tante gw. Bahkan senyuman yang terlontar dari bokap dan nyokap gw.
Gw gak mau hal buruk terjadi. Gw pengen hal indah selalu menyelimuti gw dan keluarga gw. Berdoa kepada Tuhan supaya selalu melindungi keluarga yang makin lama makin membuat perjalanan gw semakin berarti.
Setelah perjalanan seharian ini gw ngerasa sangat amat bersyukur diberikan kehadiran sebuah keluarga besar yang cukup harmonis. Meskipun secapek-capeknya gw, gak bisa gw tidur tadi karena rame banget dan digangguin mulu kalau mau tidur.
Tapi, gw sayang keluarga gw.
Comments
Post a Comment