Teman Bercerita

Banyak hal yang kadang bikin orang takut punya pendapat. Atau kadang sekedar bercerita atau story telling.

Yang bikin kusut lagi adalah ketika seseorang banyak punya cerita, tapi gak sanggup atau gak bisa cerita sesuai dengan yang dirasa saat itu. Gak salah juga sih.

Kalau menurut gw, kegagalan gw menyampaikan cerita ke orang lain adalah bentuk sebuah kekalahan gw sama diri gw sendiri. Gw gak sanggup membendung semua beban/cobaan hidup yang terkadang ngebunuh kepribadian gw pelan-pelan.

Bercerita sama orang yang gw percaya itu mungkin sebuah anugerah yang bisa dibilang gak bisa gw nilai. Bercerita tentang apapun, mulai dari yang biasa atau sampe yang rahasia sekalipun, gw gunakan sebagai momen terbaik menciptakan aktualisasi diri.

Kegagalan gw bercerita mungkin bisa disebabkan banyak hal. Tingkat sepenting apakah cerita itu, atau bahkan meningkatkanya problematika dari yang ingin gw ceritakan.

Ada tipe orang yang dipancing sedikit, tapi setelah itu tumpah ruah gak karuan bercerita. Ada juga orang yang cuma sibuk dengan masalah, tanpa ada keinginan untuk menceritakannya ke orang lain. Atau bahkan apa pun diceritakan, tapi dengan tetap mempedulikan mana yang harus dan mana yang gak harus dibagi. Kalau gw yang terakhir itu.

Banyak orang bilang gw orang yang speak up. Bahkan banyak orang bilang gw cerewet. Tapi, apakah gw tau sebatas mana ruang yang bisa/patut atau bahkan mana yang gak bisa gw ceritakan. Terkadang kabur sih, karena perasaan itu pun beririsan. Tapi, gw tau kok.

Ketika bercerita ke orang lain, apalagi yang baru kenal atau belum menaruh kepercayaan sedikit pun, banyak batasan yang dipakai untuk ngegas mulut dalam bercerita. Beda sama yang udah gw percaya, mau sampe jumpalitan juga gw gak peduli.

Kepercayaan? Sulit ngedapetinnya, tapi gampang banget ngancurinnya. Hadiah terindah adalah ketika gw dipercaya seseorang untuk mendengarkan ceritanya. Apapun itu, tapi gw tau kalau gw telah dipercaya dalam sekejap, untuk ngedengerin cerita dia. Dalam hal ini, alam bawah sadar sangat memiliki peran penting untuk menggerakkannya.

Banyak transaksi sama orang, dalam hal ini bercerita, gw yakini sebagai bentuk pengungkapan ide atau gagasan. Emang gak semudah yang dibayangin. Tapi gw yakin kalau gw bisa membaca setiap pribadi dan tingkah laku orang dengan baik untuk selalu bersikap positif.

Banyak bercerita pun gw yakini kalau akan membentuk gw ke arah pribadi yang visioner. Karena gw yakin setiap unek-unek yang gw "bagi" itu punya nilai untuk dikomentari orang lain.

Gw pun yakin kalau semua orang punya "tempat" untuk mengaktualisasi diri. Selain teman, sahabat, saudara, atau siapa pun yang bisa menjadi sarana bercerita, gw gunakan tulisan sebagai bentuk melukis apa yang gw rasakan.

Kalau gak punya ruang, berarti gw yakini gw adalah orang yang gak pedulian sama orang lain. Apalagi sama dunia sekitar. Itu lah kenapa gw menulis.

Karena, sebetulnya semua orang butuh teman bercerita.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Nasi Padang Agensi Jepang