Sahabatku

Tubuhku jatuh terkulai lemas karena hebatnya kuasa Allah yang menggerakkan rasa sakit di kepalaku tak bisa kulawan. Orang-orang pun sontak beranjak berlari ingin merengkuh dan membopong badan besarku yang sedang menari terjatuh.

"Toloongg..."

Satu kata yang bisa aku ingat ketika terpaut sebuah kuasa Tuhan yang sedang diberikan manis kepadaku.

"Brak!"

Kudapati badanku yang terbaring lemas dan sedang bergemulai mengikuti bentuk tanah yang menadahi badanku. Begitu banyak bayang-bayang orang yang tak ada yang kukenal berusaha menamparku, menggoyang-goyang badanku, memberikan aku air minum.

Aku lupa.

Ternyata aku sedang melawan teman baik yang menemaniku sejak bangku sekolah dasar. Entah kenapa aku belum bisa berdamai dengannya. Dia masih saja mengganggu dan menjadi batas untuk setiap langkah yang aku lakukan.

Sedikit cerita tapi banyak yang bisa aku dapati ternyata aku masih memiliki badan dan jiwaku yang sedang berproses. Aku memiliki semua rasa sakit itu. Terima kasih Tuhan.

Saat ingin jatuh, ada sebenarnya sedikit perasaan ingin memeluk apapun yang bisa menahan beratnya badanku ini. Memberikan kehangatannya agar bisa menemani tubuhku bernapas mengikuti layu dan runtuhnya semua perlawananku.

Adakah yang bisa memberikan cinta tanpa henti?

Tuhan pasti mengerti saat hambaNya bertanya akan Dia. Ketika sakit itu datang dan semua menjadi nol saat aku tak bisa bertanggung-jawab atas diriku sendiri. Saat itulah aku merasakan masih diberikan perasaan olehNya.

Seandainya bisa, ingin kuputar kembali ke masa 16 tahun yang lalu ketika aku berada di ICU, di balik berjuta-juta kabel pesakitan yang membawaku ke ujung nyawa yang ternyata sekarang memberiku seorang teman. Dan, sahabat terbaik.

Selamanya. Aku akan berteman dengan sahabat terbaik yang selama ini selalu bisa menegurku dengan keras dan memberikan batas jika aku sudah melewati apa yang harusnya aku miliki.

Mungkin tak mudah mengehentikan atau bahkan mengusirnya. Tapi, aku bahagia memilikinya sebagai bentuk rasa syukurku kepada Allah.

Aku tahu untuk apa dan siapa aku hidup sekarang. Untuk cinta yang akan selamanya diberikan dengan menghilang dan muncul tanpa aku minta. Bahkan untuk sekarang dan keinginanku untuk memiliknya.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Ketipu Sama Ujan

Telah Lahir