Di Malam Hari Menuju Pagi

Kehidupan hanya lah perjalanan yang fana.

Gw yakin kalau yang terjadi di dalam hidup itu adalah sebuah pembelajaran. Dengan berbagi, dan tak berpikir atas pikiran sendiri, pasti bisa lebih bijak ngadepin segala hal.

Emang hari ini gak ada apa. Cuma keheningan yang ramai dan gw laluin dengan macul lebih dalem lagi. Entah lah modal itu gw kumpulin buat apa.

Berjanji ke diri sendiri kalau gw gak akan ngecewain semua pihak. Gw berusaha agar apa yang gw dapet gak akan nguap seperti pelajaran berharga yang sudah gw lewatin di masa lalu.

Saling menjabat, saling berpegang, untuk meninggalkan keletihan ini.

Setelah berhasil mencurahkan isi hati yang paling jujur, gw pun melalui jalanan menuju stasiun Palmerah. Tempat gw berada dan muncul dari dulu hingga sekarang masih menjadi anak Senayan.

Gak ada bangganya sih gw. Lebih bangga lagi misalnya gw tau apa yang gw mau lakuin. Apa yang ingin gw wujudkan dan ingin sampaikan ke orang-orang sayang sama gw dan selalu memberikan masukan ke gw.

Langkah demi langkah pun gw lewatin. Stasiun yang ramai di antara sisa-sisa kepadatan orang-orang pengejar mimpi yang ingin pulang.

Specify your own dreams. 

Dengan lantang pak bos ngomong ke gw. Itu yang terngiang di pikiran gw hingga akhirnya kereta datang.

Di antara kelengangan yang masih ramai, gw duduk dan merenung. Apa sih yang salah di hidup gw. Apa sih yang menjadi kendala untuk melalui kehidupan yang tak mulus ini. Kenapa Tuhan masih mau memberikan perhatiannya lewat sejuta masalah ke gw.

Entah ada bulan atau gak. Tapi, gw ngerasa kok malam ini malam yang sedang cantik-cantiknya. Dengan senyum dalam hati, gw hanya bisa ikhlas menatap malu semua yang selama 27 tahun ini gw torehkan dalam kehidupan gw.

I've do nothing dude!

Berpapasan dengan pelarian gak mau gw lakuin. Karena sebenarnya gw tau kok apa yang gw mau. Gw tau kalau semua yang gw lakukan dengan jujur akan membuahkan hasil yang manis juga.

Tiba di rumah, dan siap menyerahkan sadar gw ke tidur yang panjang ini. Sembari berdoa kepada Tuhan, menangis di hadapan-Nya. Malu karena gw sebagai manusia belum bisa membahagiakan-Nya atau orang-orang tersayang di sekitar gw.

Pencarian dalam keheningan ini pun akan terus berlanjut. Aku butuh doa.

Terlelap.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Ketipu Sama Ujan

Telah Lahir