Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
Detik ini, aku merenung akan ketabahan yang dipunya dari Hujan Bulan Juni. Seharusnya di bulan ini sudah tak ada hujan yang turun. Kering, dan mengemaraukan tanah-tanah basah yang menebarkan aroma indah.
Semua manusia punya rahasia. Semua manusia punya rintik kerinduan yang masuk ke sela-sela hati dan perasaan yang muncul dan tak akan pernah hilang.
Bunga yang ditumbuhkan dari pohon yang menyimpan sejuta harapan dan rangkaian makna.
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Menjadi manusia yang bijak memang tak semudah itu. Kadang keingkaran mewarnai kekhilafan yang aku punya. Rumput indah di seberang sana membiarkanku menginjak rumput tempat aku berdiri sekarang.
Menorehkan jejak-jejak baru yang hanya membuahkan ragu dalam melangkah atau dalam memutuskan.
Di persimpangan jalan.
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Arif, hanya berusaha memahami kalau hidup ini hanya sekelumit cobaan. Tanpa membiarkannya mengucap atau bahkan terucap. Mengatakan kepada pohon bunga tadi kalau...
... aku punya cinta.
Hujan Bulan Juni.
SDD
Comments
Post a Comment