Rusak Susu Sebelanga



Pernah gak sih ngerasa kalau gw sedang fokus dan sedang mencurahkan apa yang gw lakuin itu demi sebuah tujuan hebat?

Entah sih emang terkadang jadi sesuatu yang imajiner di saat ada satu hal aja yang tiba-tiba gak ngedukung. Misalnya, keraguan.

Keraguan yang hebat itu membikin gw seperti melihat rumput tetangga lebih hijau dari rumput yang sedang gw injak. Alhasil, gw cuma ngerasa yang gw dapatkan itu sekedar fatamorgana.

Keyakinan terkadang harus dilawan dengan berbagai hal yang tentu harus jujur. Meski, kadang kejujuran itu menyakitkan.

Misalnya ada seorang perempuan di depan sana bernama "cinta" yang sedang gw kejar dan sedang gw perjuangin. Fokus dong gwnya. Karena gw yakin apa yang gw rasain di saat pandangan pertama melihatnya pun timbul keyakinan yang teramat besar.

Oleh karena itu, perlu kah gw melakukan hal-hal yang menginjak rumput yang sedang gw pijak sendiri sekarang?

Ini yang gw maksud tanggung jawab. Tentu atas apa yang gw pernah perbuat, gw harus bisa bertanggung jawab dong. Karena sebenernya cuma itu yang diperlukan di saat orang lain menantikan, mengharapkan, atau bahkan mengelu-elukan gw.

Kalau gw yakin ya gw harus berjuang. Komit untuk berjuang sampe mati.

Namun, sementara gw berjuang pasti ada kendala baik dari gwnya atau bahkan dari hal-hal di luarnya. Perlukan gw melakukan sesuatu yang bisa ngancurin semuanya? I don't think so.

Karena bisa aja semua yang gw lakuin itu hancur-lebur karena secuil kebodohan yang gw lakuin. Untungnya gw sadar kalau kebodohan itu langsung terbayar lunas. Jadi, gw gak berani macem-macem.

Andaikan gw ingin mengajak si "cinta" itu bertarung melawan semua derasnya arus kehidupan, gw harus siap bertanggung jawab atas apa yang udah pernah gw lakukan.

Keikhlasan itu yang terkadang sulitnya minta ampun. Gw yakin atas apa yang gw perjuangin sekarang. Meski masih imajiner, tapi gw tau kalau gw melakukan itu semua demi kebaikan.

No betrayal.

Karena dahaga gw atas rumput tetangga yang menengarai gw untuk berkhianat, gw membiarkan semuanya hancur berantakan atas apa yang sedang gw perjuangkan.

Gw gak mau karena nila setitik rusak susu sebelanga.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Ketipu Sama Ujan

Telah Lahir