Doa Beliau
Harapan akan selalu ada di tiap benak manusia. Contohnya gw. Gak pernah tuh gw pernah berhenti berharap dalam apapun yang gw lakukan di dunia ini.
Sepertinya halnya harapan yang didambakan oleh orangtua yang selalu jadi prioritas buat gw. Ingin rasanya membalas hutang budi yang dimiliki, tanpa ada keinginan untuk pamrih.
Seperti halnya keinginan untuk selalu membahagiakan mereka, segala daya dan upaya gw lakukan demi sebuah penantian besar. Entah penantian apa itu.
Ngomong-ngomong entah, kenapa gw selalu berjuang di atas keentahan itu. Banyak orang hanya berjuang demi apa yang sedang mereka dapati di waktu kini. Namun, mereka melupakan target atau tujuan, atau bahkan mengkhianatinya.
Salam dan doa pun gw dapati begitu ikhlas dari orang yang tentu gak semudah itu. Dari orang yang menjadi orangtua "lain" buat gw. Di antara dampratan atau bahkan amarah yang gw hempaskan, namun keikhlasan lah yang ngebangun semua jadi sesuatu yang indah.
Mulai dari doa tulus, atau bahkan kehampaan dan kealpaan yang gw punya, mereka pun bisa berjuang atas keinginan besar mereka. Walaupun dalam kenyataannya, kejujuran berbicara lain.
Aku minta maaf yah, aku minta maaf sama sosok luhur itu. Aku juga manusia yang tak luput dari dosa dan kesalahan. Janji aku tadi, akan aku tepati. Demi Allah dan demi kebahagiaan engkau sosok yang kukagumi.
Seperti perjalanan yang tak pernah berhenti dan gak ada ujungnya. Gw cuma bisa berdoa kepada Allah atas semua kebaikan yang diberikannya. Hanya ingin berserah, tanpa ada maksud apa-apa.
Makasih ya wahai sosok terbaik, aku cuma seorang anak yang tak pernah berbakti, selalu ingkar dan khianat atas semua harapan yang kubangun. Aku akan memenuhi janji terakhir yang tadi aku ucapkan.
Pesanmu begitu berharga. Menyemangatiku di saat aku jatuh, dan menjadi tonggak bangkitnya aku atas berwarnanya hidup ini. Salam buat semua yang mengharapkan aku dan maaf aku tak sesempurna itu.
Hanya berujar.
Comments
Post a Comment