Merenung Lagi

Niat hati kepengen konsisten kalau upload video terus gw bikin versi tulisannya, tapi apa daya kegakmampuan gw me-manage waktu ngebikin semua hanya jadi angan-angan. Emang gitu deh ya jadinya.

Tapi, belakangan emang gw jadi ngebias gitu maunya apa. Mau ngabadiin momen lewat video bergerak, foto, atau hanya sekedar tulisan. Ababil banget yeh, padahal gak sadar umur, heehhee.

Oh iya, happy long weekend ya buat semuanya. Karena Jumat ini emang ada tahun baru Imlek. Oh iya lagi, selamat tahun baru Imlek untuk yang merayakan.

Ngomongin kerjaan emang gak ada berhentinya. Ya kembali lagi, perkembangan jaman yang makin dan tambah cepet ini ngebikin semua jadi gak kebagian kue. Pengen bertahan dengan keadaan pun gak sebanding effort-nya.

Semua tumbang satu per satu. Dan, semua seakan berubah dengan pesat dan cepat.

Beberapa brand besar jadi hancur akan itu. Seakan gak perlu konglomerasi lagi untuk mendapatkan uang. Semua bisa dilakukan sendiri.

Jujur dalam benak gw terbersit, "ngapain lagi gw bertahan ya di dunia yang akan hancur?"

Tapi, yang bikin penasaran adalah ujungnya. Ujung dari semua keruntuhan dunia yang gw geluti sekarang. Yakni periklanan.

Gw sih selalu beranggapan kalau mau ngikutin jaman, dan berubah serta menyesuaikan, pasti akan ada aja jalan. Mudah-mudahan gw gak salah yah. Tapi, jangan percaya gw juga. Percaya sama Allah, hehehehe.

Akhirnya ngabdi juga ama yang mayoritas kan. Seluruh dunia menggunakan platform yang bernama Google ini lah yang hanya bisa dilakukan sekarang. Meski, sebenarnya gak salah juga misalnya loe mau bertahan, tapi mau sampe kapan?

Sebenernya perubahan-perubahan itu kepengen gw share entah di video atau di tulisan, atau justru gambar.

Tapi, entah lah. Gw hanya seorang yang kepengen besar dengan usaha gw sendiri. Tanpa menipu, menghancurkan, atau menebarkan negative vibe kepada siapapun yang menikmati karya gw.

Hari ini hanya berpikir, dan berkontemplasi atas apa langkah gw ke depan.

Mari merenung.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Ketipu Sama Ujan

Telah Lahir