Alhamdulillah Keterima Negeri!
Menapakkan kaki di pagi hari di stasiun yang nun jauh di daerah Grogol. Ya apalagi, Stasiun Grogol, hehehe. Pagi yang membawa gw ke Mal Ciputra Jakarta yang berada di Jakarta Barat.
Pagi yang seru harus meeting dengan klien yang super duper ciamik. Membahas kerjaan baru dan kerjaan yang akan datang. Pas nyamper ke Starbucks kok yah berasanya udah lama juga gak ke sini.
Ngomong, ngemeng, ngiming, dan akhirnya meeting pun selesai. Sehingga membawa gw ke kantor. Untung selesai sebelum Jumatan, jadi masih bisa solat Jumat di kantor.
Siang ini heboh banget. Bos gw, Kiki, bawa tahu telor yang dipadu dengan ikan cue, sama sambal yang pedesnya alaium gambreng dah. Ikannya pedes, petisnya pedes, sambelnya apalagi, hahaha. Akhirnya menyelesaikan makan siang dengan perut dan bibir panas.
Waktu bergulir sampai sore hari. Berita gembira dari bos AE, anaknya baru aja diterima jalur mandiri Unand. Betapa bahagia terlihat di raut mukanya bosque. Dia bilang dari kemaren deg-degan anaknya bakal kuliah apa enggak, tapi akhirnya dia berhasil membawa kebahagiaan di tengah-tengah keluarganya.
Penasarannya kenapa seluruh anak di Indonesia kepengen masuk Universitas Indonesia. Yaiyalah, UI mungkin mirip atau bahkan lebih bagus UGM dari segi akademik. Tapi posisinya UI di ibukota dong. Meski sekarang FK dan FKG-nya doang, hehehe.
Kesombongan anak UI itu gak cuma bikin anak-anak yang ada di dalamnya jumawa. Tapi anak-anak yang belum masuk pun ngerasain kalau betapa susahnya masuk kampus kuning itu. Anak-anak yang berkompetisi pun makin beragam dan luar bioskop lah nyereminnya kalau belom masuk sikut-sikutan nilainya.
Mungkin predikat SMA favorit itu juga yang bikin beban kenapa harus masuk universitas favorit juga. Jadi kesannya kalau dari SMA favorit itu jaminan masuk universitas ternama atau UI lah contoh. Lebih ke beban moral jadinya dan kalau menurut gw kasian anaknya.
Kesombongan anak-anak UI itu emang bikin semuanya jadi heran kenapa semua orang berbondong-bondong kepengen masuk. Yang gagal banyak. Banyak banget malah. Yang diterima amit-mait dikitnya.
Makanya UI itu bukan untuk anak-anak pinter, tapi untuk anak-anak yang mempersiapkan diri. Gak cukup pinter doang boz, kudu ahlli strategos juga.
Bosque yang selama ini murung dan marah-marah mulu akhirnya bisa tersenyum dengan baik. Selamet yeee... Mudah-mudahan amanah anaknya masuk kampus negeri. Kampus rakyat aka kampus perjuangan. Meski di Sumatera Barat, hehehe.
Hari ini bersinar banget dan ceritanya banyak yang seru-seru alias membahagiakan. Azeg.
Oke, sekarang sudah saatnya istirahat. Selamat berakhir pekan semuanya...
parah loe...
Pagi yang seru harus meeting dengan klien yang super duper ciamik. Membahas kerjaan baru dan kerjaan yang akan datang. Pas nyamper ke Starbucks kok yah berasanya udah lama juga gak ke sini.
Ngomong, ngemeng, ngiming, dan akhirnya meeting pun selesai. Sehingga membawa gw ke kantor. Untung selesai sebelum Jumatan, jadi masih bisa solat Jumat di kantor.
Siang ini heboh banget. Bos gw, Kiki, bawa tahu telor yang dipadu dengan ikan cue, sama sambal yang pedesnya alaium gambreng dah. Ikannya pedes, petisnya pedes, sambelnya apalagi, hahaha. Akhirnya menyelesaikan makan siang dengan perut dan bibir panas.
Waktu bergulir sampai sore hari. Berita gembira dari bos AE, anaknya baru aja diterima jalur mandiri Unand. Betapa bahagia terlihat di raut mukanya bosque. Dia bilang dari kemaren deg-degan anaknya bakal kuliah apa enggak, tapi akhirnya dia berhasil membawa kebahagiaan di tengah-tengah keluarganya.
Penasarannya kenapa seluruh anak di Indonesia kepengen masuk Universitas Indonesia. Yaiyalah, UI mungkin mirip atau bahkan lebih bagus UGM dari segi akademik. Tapi posisinya UI di ibukota dong. Meski sekarang FK dan FKG-nya doang, hehehe.
Kesombongan anak UI itu gak cuma bikin anak-anak yang ada di dalamnya jumawa. Tapi anak-anak yang belum masuk pun ngerasain kalau betapa susahnya masuk kampus kuning itu. Anak-anak yang berkompetisi pun makin beragam dan luar bioskop lah nyereminnya kalau belom masuk sikut-sikutan nilainya.
Mungkin predikat SMA favorit itu juga yang bikin beban kenapa harus masuk universitas favorit juga. Jadi kesannya kalau dari SMA favorit itu jaminan masuk universitas ternama atau UI lah contoh. Lebih ke beban moral jadinya dan kalau menurut gw kasian anaknya.
Kesombongan anak-anak UI itu emang bikin semuanya jadi heran kenapa semua orang berbondong-bondong kepengen masuk. Yang gagal banyak. Banyak banget malah. Yang diterima amit-mait dikitnya.
Makanya UI itu bukan untuk anak-anak pinter, tapi untuk anak-anak yang mempersiapkan diri. Gak cukup pinter doang boz, kudu ahlli strategos juga.
Bosque yang selama ini murung dan marah-marah mulu akhirnya bisa tersenyum dengan baik. Selamet yeee... Mudah-mudahan amanah anaknya masuk kampus negeri. Kampus rakyat aka kampus perjuangan. Meski di Sumatera Barat, hehehe.
Hari ini bersinar banget dan ceritanya banyak yang seru-seru alias membahagiakan. Azeg.
Oke, sekarang sudah saatnya istirahat. Selamat berakhir pekan semuanya...
parah loe...
Comments
Post a Comment