Penulis Naik Kereta

Fiuuuuhhhh... Senin pagi masih harus berangkat menuju ke kantor. Berangkat dengan semangat, sampe di stasiun Kebayoran dan naik grab ke kantor.

Suasana masih heboh atas keterimanya anak bosque di Unan. Masih ada-ada lah kerjaan yang baru aja masuk dan langsung menyita waktu. Masuk ke dalam list setiap harinya.

Kebanyakan masih menjalani rutinitas gw sebagai copywriter. Nentuin apa yang mau ditulis, tentuin susunan ide, ngayal, lalu tumpahkan ke dalam tulisan.

Yah begitulah, kalau jadi penulis. Kebanyakan ngayalnya daripada kerjanya, hehehe. Gapapalah yang penting asoy.

Besok kebetulan pada suting, jadinya kayanya gw sendirian nih di kantor. Tapi gapapa. Yang penting hepi cuy.

Selama bisa pulang cepat, kita pulang cepat. Pulang jam setengah enam tuh endes banget. Masih bisa ngerasain enaknya pulang dengan suasana masih terang. Masih bisa ngandelin matahari untuk melihat jalanan.

Biasa lah, ada tumpangan ke Stasiun Palmerah. Nunggu bareng dan menikmati macetnya Asia Afrika sampe stasiun Palmerah.

Ngomong-ngomong, ada 5 stasun yang akan dihilangkan pembayaran tunai. Alias loket yang ada manusianya akan dihilangkan. Termasuk Stasiun Palmerah. Tapi tenang aja, masih bisa beli tiket di vending machine kok. Jadi woles aje.

Penulis emang gak boleh naik kereta? Boleh-boleh aja keleus...

parah loe...

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Ketipu Sama Ujan

Telah Lahir