Udahan Yuk Berantemnya

Lagi hening di kantor, gak ada apa-apa, gw pun dan yang lain lagi bekerja aja di meja masing-masing yang terpisah satu sama lain. Tiba-tiba ada letusan kaya kembang api gitu, DUAR!

Tiba-tiba ada gerombolan mahasiswa, pakai jaket almamater yang keliatannya pada ngumpul di Moestopo. Terus pada jalan menuju DPR/MPR ke yang lokasinya gak jauh-jauh amat. Ada beberapa almamater sih, tapi gw gak tau pasti anak kampus mana.

Kejadian itu berlangsung sekitar jam tiga sore lah. Dan itu sekana memecah kesunyian yang ada di kantor gw.

Agendanya adalah pengesahan RUU KUHP dan RUU KPK oleh anggota dewan di Senayan. Mereka akan mengetok palu pada esok hari tanggal 24 September 2019.

Gw gak tau sih urgensi yang dipake apa. Meski banyak yang komen kalau RUU KUHP yang baru itu cacat ilmiah, tapi gw gak mau komen apa-apa. Karena KUHP itu ada banyak banget pasal dan entah saling berkaitan apa enggak.

Yang pasti agendanya adalah aksi penyampaian pendapat oleh mahasiswa dan masyarakat akan ketidaksetujuan terhadap pengesahan RUU KUHP itu.

Ada apa ya belakangan di bangsa ini?

Kenapa berbagai hantaman pascacebong-kampret yang melelahkan kemaren itu seakan gak berhenti-berhenti?

Yang bikin gw sedih adalah penolakan ini gak hanya berlangsung di Jakarta. Terjadi juga di Yogyakarta, Makassar, Wamena yang sepertinya semua serentak dan meletup-letup kaya bom waktu.

Ditambah sebelumnya kebakaran hutan yang dilakukan secara serentak. Udah gitu ditambah sebelumnya kasus Papua.

Apakah Indonesia sedang berguncang? Atau diguncang pihak-pihak gak bertanggung-jawab?

Keselnya adalah kenapa semua bertubi-tubi, beriringan, bergantian, dan seakan-akan ada yang merencanakan?

Gw gak tau ya dan gak mau bahas atas apa yang terjadi. Tapi, keselnya adalah kenapa kejadian demi kejadian berujung anarkis dan seperti mengobral nyawa yah.

Gw gak bisa berbuat apa-apa, dan gw hanya bisa mengkurasi yang terjadi lewat tulisan gak penting ini. Tapi, kalau boleh menentukan sikap, gw sih kepengennya Indonesia selalu damai dalam balutan keragaman yang ada.

Wahai saudara-saudaraku di seluruh penjuru Indonesia, jangan mau DIADU DOMBA! Karena negara kita ibarat berlian itu paling nyala kilaunya di seluruh penjuru bumi. Seluruh bangsa ingin meraih keuntungan sepihak atas kemakmuran yang ada di Indonesia.

Udah lah, lemesin aja cuy-cuy dan bro-bro sekalian. Ketidaksesuaian pendapat boleh, tapi jangan saling membenci, jangan perang saudara. Karena gak ada faedahnya sama sekali. Malah nyapek-nyapekin aja.

Kalau kita udah saling bakar saling serang emosi begini, yang seneng kan pihak-pihak yang gak bertanggung-jawab itu tadi. Jadinya gak barokah dalam beraktivitas.

Gw kepengennya itu Indonesia mah damai-damai aja. Dengan menulis inilah gw menebarkan keademan yang gw punya untuk seluruh orang yang lagi berseteru. Karena kepengen marah itu bisa diselesaikan dengan bertemu dan tertawa. Azeg.

Ngopi-ngopi gitu. Maen gaplek kek. Maen karet bisa. Maen sana yang jauh, juga bisa.

Intinya semua demo-demo yang ada itu gw gak tau ditunggangi apa engaak, tapi gw yakin loe pada yang demo ngerti kalau keadaan itu gw dan loe yang bikin. Damai itu gak bisa dateng sendiri, kudu dibikin coy, hahaha.

Sepanjang gw pulang dari kantor tadi menuju Stasiun Palmerah adalah orang berpakaian hitam-hitam. Oke, gw tau berkabung karena RUU KUHP, tapi tetep woles yeh. Karena woles itu sebagian dari damai. Mari berjabat-tangan dan mari berangkulan.

Entah apalagi yang pengen dilakuin sih, masih gak suka liat bangsa ini rukun? Goks banget gak tuh gw ngomongnya. Gw jarang ngomong serius, tapi kalau untuk masalah keutuhan bangsa ini ya gw berani vokal tanpa adanya batasan.

Mudah-mudahan gak ada lagi pengerahan massa ke manapun dan penolakan harus dipijaki dengan bebragai kerendahanhati. Penguasa? Iya gw tau yang berkuasa itu tentu akan melanggengkan kekuasaan.

Tapi, sikapi dengan bijak. Kalau gak suka berkarya, kalau suka juga berkarya. Jangan serang dengan anarkis. Karena pada dasarnya Orang Indonsia itu ramah coy. Rajin menjamah, hahahhaa.

Mudah-mudahan gak ada lagi orang gak suka terus bakar ban, bakar hutan, atau bahkan bakar menyan, hehehe. Tar dateng yang halus-halus lagi.

Gak ada kekurangan apapun sih gw jalan pulang tadi. Gw pun gak mendekat ke pintu utama DPR/MPR. Gw hanya lewat pintu belakang yang menuju Stasiun Palmerah.

Akhirnya udah di rumah dengan selamet. Gak kekurangan sesuatu apapun. Mudah-mudahan esok hari kan lebih baik dari hari ini.

Udahan yuk berantemnya?

parah loe...

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Nasi Padang Agensi Jepang