Warteg Kesayangan Hangus

Semua berjalan lancar. Ketika, yang gw inginkan terjadi dengan smooth dan tanpa hambatan. Pekerjaan bertambah dengan adanya brief baru. Lalu, perjalanan yang lain pun jadi beriringan.

Hayah, ngomong apa sih gw. Tapi, kebanyakan yang selama ini berjuang mungkin akan segera berhasil. Entah gimana caranya dan gimana bentuknya.

Perjalanan pun berakhir tanpa adanya perang-perang lagi. Wilayan Senayan dan sekitarnya kembali nunjukin keademannya. Masih ada pengawalan, tapi sudah berangsur surut.

Gw pulang melewati Jalan Asia Afrika. Beberapa hari ini emang mencekam banget. Tapi, tanpa adanya aksi yang berarti, gw dengan optimis melewati jalur yang dianggap keramat dari minggu lalu.

Berbagai keinginan ngeliat daerah Senayan damai, udah mulai terlihat. Meski sisa-sia aksi kemaren yang masih terlihat. Bau mortir gas air mata yang masih tercium. Serta pos-pos polisi yang hangus terbakar.

Di depan Hotel Mulia, masih terlihat penjagaan beberapa anggota brimob. Gw pun melewati sisi belakang DPR/MPR di bagian trotoar. Masih banyak pak polisi dan pak TNI masih seliweran. Mungkin gak bisa gw abadiin, tapi terlihat suasana udah mulai kondusif.

Setelah di depan pintu belakang DPR/MPR masih terlihat kendaraan barakuda penghalau huru-hara ada. Serta penjagaan yang ketat di bagian pintu masuk mobil dan pintu masuk motor.

Setelah ngelewatin lampu merah SMAN 24, gw melihat pos polisi Stasiun Palmerah yang hangus terbakar. Gak ada kehidupan bapak-bapak polisi yang kerap gw liat kalau pulang kantor jalan kaki.

Di pos polisi itu ada satu warteg yang dari gw masuk Chuo Senko pertama kali itu mendapat predikat enak dan murah. Jaman gw berangkat pagi masih turun di Stasiun Palmerah, gw sering beli sarapan di sana. Dan, hangus terbakarnya melahap bagian warteg itu juga. Kok ya gw jadi sedih ya ngeliatnya.

Tapi yaudahlah, mungkin ini yang terbaik untuk mendapatkan hasil demokrasi yang diimpikan. Azeg. Sotoy banget gw ngomongnya, hehehhee.

Gw seneng atas apa yang terjadi di antara semua aksi yang terjadi dari minggu lalu. Udah yah, capek nih ngeliatnya. Dua hari kemaren gw pulang naik MRT karena Stasiun Palmerah gak bisa dimasukin.

Mari rawat keadaan yang sudah mulai dingin ini. Meskipun, hari ini ada demo dari buruh, tapi semua berjalan aman dan tenteram.

Setelahnya, harus optimis atas semua yang terjadi seminggu kemaren. Mari saling berangkulan dan berjabat tangan. Mudah-mudahan situasi kelam kemaren bisa ngasih banyak pelajaran berharga buat semuanya.

Sampe di Stasiun Sudimaran, gw udah mulai optimis melangkahkan kaki. Merasa semua keadaan udah kembali baik. Tetap tersenyum dan mari istirahat. Karena udah sampe rumah, hehehehe.

parah loe...

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Ketipu Sama Ujan

Telah Lahir