Makhluk Sok Sial

Rasanya gw belom nulis lagi sejak masa runtuhnya segala sendi kehidupan manusia belakangan ini. Mau nulis apa ya, bingung juga sih. Tapi, gw ngerasa lebih diuji aja sih belakangan.

Sebagai pribadi yang gak pernah main telan gitu aja apapun, gw ngerasa juga harus pergi lebih jauh ke belakang tentang apa yang terjadi. Mungkin ini ujian, atau malah manusia sendiri yang bikin.

Yaa gak tau juga. 

Udah 4 bulan lebih gw kerja dari rumah dan udah 4 bulan juga gw ngerasa "tekanan" bertubi-tubi ketika semua dilakukan tanpa ke mana-mana. Gw ngerasanya juga tumpulnya manusia adalah ketika gw gak bisa ke mana-mana.

Entah beneran ada apa enggak atau malah konspirasi apa enggak, tapi gw lebih ngerasa peradaban manusia berubah karena apa yang dirasa kodratnya direnggut. Gak mampu menjadi makhluk sosial, gak bisa beradaptasi dengan apa yang terjadi, atau bahkan cuci otak yang terjadi di ranah media sosial.

Hilangnya satu generasi dari baby boomer, millenial, generasi Z, atau bahkan semua yang masih hidup di masa sekarang, adalah keniscayaan. Mudah-mudahan gak hilang, tapi berubah bentuk. Semoga banyak yang bisa beradaptasi.

Tapi dengan ketakutan, apa yang tadinya jadi kepercayaan atau bahkan agama sekalipun bisa lenyap. Fase sekarang adalah fase di saat ulama, pendeta, ilmuwan, polisi, tentara, gak berfungsi sama sekali. Orang lebih percaya dengan rasa "takut" yang disebar melalui penetrasi digital dan media massa yang berkembang.

Mau sampe mana negara gw ini gak punya pegangan ya. Tiap kali bersuara atau berkarya pasti ada bayang-bayang asing. Yaaa bahkan, media tempat gw nulis ini pun milik asing.

Bukannya anti asing, tapi gw pengen asing yang bertanggung jawab atas kehancuran semua sendi-sendi kehidupan manusia di dunia. Atau bahkan revolusi yang tentu menelan banyak korban, akan menghasilkan produk-produk kerakyatan baru yang lebih baru.

Terlalu lebar sih gw bahasnya. Tapi, gw ngerasa di masa sekarang apa yang terjadi penuh intrik dan kehabisan taringnya. Hilangnya kodrat manusia sebagai makhluk sosial pun jadi cikal-bakal kebodohan atau kemunduran baru yang gak ada ujungya.

Yang manteb, ya siapa-siapa yang berkuasa akan hal ini. Bisa menentukan manusia lupa akan agama, ilmu pengetahuan, fakta sosial, dan berbagai narasi ketakutan yang menguasai alam bawah sadar manusia.

Apakah 3 November puncaknya? Gw juga gak tau.

Tapi, 4 bulan di rumah itu membuat manusia kebanyakan jadi agak mundur dan terbelakang. Karena sebenarnya manusia itu butuh bertemu, berinteraksi, ngobrol, nongkrong. Dengan begitu dampak ekonomi dan sosial akan begitu besar berputar.

Mudah-mudahan segera lenyap dan segera membangun manusia sebagai makhluk mulia yang sebenarnya.

Entah lah...


parah loe...

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Nasi Padang Agensi Jepang