Sampaikan Walau Itu Salah

 Masih inget berita Ular Kobra yang meliputi kehidupan di media sosial dan media massa yang kerap bikin jengah juga?

Di awal masuknya musim hujan tahun 2019 lalu dan berkembang menjadi isu nasional yang sensasional. Seolah-olah menakutkan apalagi di beberapa daerah terkena bencana banjir saat itu. Hamtaman bertubi-tubi menjadi sangat random dan gak jelas apa maksudnya.

Atau berita Tom Cat beberapa tahun lalu yang kerap terbang menyerang manusia dan pertanian di negara tercinta ini. Beritanya katanya terbang dari Jawa Timur yang lama kelamaan datang ke daerah Jawa Barat dan Jakarta pada akhirnya. 

Apa semenakutkan itu?

Atau berita tentang prostitusi artis yang melibatkan beberapa nama yang gw sendiri gak tau dia siapa. Mungkin gwnya aja kurang piknik, tapi asli gw gak ngerti kenapa berita itu jadi komoditas yang dikonsumsi manusia di Indonesia.

Berita itu pun lenyap seiring maksud yang udah berhasil dicapai. Lenyap dan bener-bener hilang lho. Gak sadar kan?

Pengalihan isu.

Awalnya gw sempet terpengaruh, tapi karena gw pribadi yang gak maen telan aja, jadi gw pahami gerak beritanya mau ke mana. Gw juga gak mau suudzon kalau itu mengalihkan isu-isu tertentu kaya kenaikan BPJS, Bank Bali, atau E-KTP. Lagian gw gak punya data pendukung yang valid.

Gw cuma bingung kenapa tega gitu ya menutup sebuah fenomena dengan hal-hal yang menurut gw keliatan banget bikinannya. Emang gw bukan intelejen, tapi seenggaknya sebagai manusia berpikir gw tau arahnya ke mana.

Apakah 3 November 2020 isu yang mematikan dari bulan Januari ini akan berakhir?

Dibilang mematikan ya mematikan lah. Ekonomi hancur, kehidupan sosial hancur, dan tiap jalan keluar rumah ngeliat orang lain kaya ngeliat seonggok tai. Menjadi berbeda malah salah. Bukannya jadi berbeda mewarnai keberagaman, malah jadi salah dan patut dipersalahkan.

Apa yang ingin ditutupi dengan isu mematikan yang telah meliputi kehidupan manusia ini? Gw sendiri gak mau sotoy atau apa. Tapi, gw ngeliat pesat kolam renang yang (katanya) di Wuhan kemaren ini, kok makin berada bodoh dan dibodoh-bodohin yaa. Apa polanya kaya begini coy.

Banyak dan kebanyakan orang hanya ribut dengan yang mereka tau. Karena sebuah info, meski salah, tapi diberikan tiap hari dan terus-menerus lama-lama akan jadi kebenaran. Itu gw kutip dari pepatah lama Hitler, "Sampaikan lah walau salah terus-menerus, nanti juga akan jadi kebenaran baru."

Kenapa isu-isu ini mampu menggerakkan opini orang? Karena kalau sajian akhirnya adalah kematian, orang jadi akan takut dan melupakan Tuhan, agama, dan berbagai orang-orang pintar dan ahli di bidangnya, untuk bersama-sama mengatasinya. Peradaban jadi terbalik.

Gw kutip dari salah satu ahli politik era perang dunia kalau gak salah, gw lupa juga namanya, "Jika ingin memusnahkan sebuah bangsa, runtuhkan lah peradaban sosialnya. Maka akan hilang dengan sendirinya."

Bingung juga sih. Ibarat komputer emang dunia lagi di-restart ulang dengan diruntuhkannya semua lini aspek kehidupan. Tapi, apa ini yang gw pengenin? Gak lah, gw sama sekali gak kepengen ini semua terjadi. Tapi, keadaan mengharuskan untuk saling nyalahin jadinya.

Mungkin kalau berita ular kobra, tomcat, atau bahkan prostitusi artis itu digunakan untuk (mungkin) menutupi isu-isu tertentu. Tapi, apa isu yang sebesar dan destruktif ini akan berhenti setelah pilpres Amerika Serikat?

Makin deket sih. Tapi, gw harap berita atau isu yang digunakan untuk menghancurkan sesuatu akan segera musnah di muka bumi ini. Ternyata cuci otan pikiran manusia jauh lebih ampuh dibanding perang fisik. Apalagi semua lini berita dikuasai mereka.

Gw gak pengen nyudutin atau sok tau akan sesuatu. Maaf kalau ada yang tersinggung. Apalagi gw nulis gak pake data sama sekali. Kadang data pun jadi gak valid kalah sama traffic yang terjadi di Google kan? Dan, itu nyata.

Kalau ditarik ke yang gw belajar dan dikukuhkan oleh Badan Bahasa adalah KELEMBAPAN. Tapi, jumlah pencarian KELEMBABAN jauh lebih banyak dan ngalahin sesuatu yang sudah distandarkan. Dan, karena lebih banyak membuat itu jadi BENAR. 

Jadi apapun ketika itu salah, tapi kalah dengan traffic dan apa yang disampaikan di langit media, tentu akan jadi benar.

Ayo datanglah 3 November. Percepat akselerasimu dan hentikan semua berita salah ini. Kasihan manusia. Udah ancur-ancuran.


parah loe...

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Nasi Padang Agensi Jepang