Langkahku Demi Kamu
Begini toh rasanya jadi seorang laki-laki yang harus bertanggung jawab atas hidup orang lain. Rasanya tuh ngeri-ngeri sedap. Bertanggung jawab ditambah harus bertarung dengan kerasnya hidup. Halah, dangdut beut, hahahaha.
Perjalalanan hari ini pun nampaknya harus berakhir dengan sebuah gejolak perasaan akan sebuah tanggung jawab. Yaiyalah, gw harus pergi ke Ciputat dari Depok untuk menuju Pablo Rental. Biasa, ngambil setoran hahaha.
Alhamdulillah, semua berjalan lancar dan penjualan ditutup dengan angka yang sangat mantab. Perjalanan naik turunnya pun bikin deg-degan tapi lancar lah sejauh ini.
Seperti biasa gw jemput ponakan-ponakan gw, tim hore, yang ternyata diliat udah gak kecil lagi. Gw tau mereka dari bayi, dan harus mendapati mereka yang sudah makin gede dan dewasa. Troy, Helios, dan Legolas.
Dateng ke Pablo Rental tadinya mau jalan secepat mungkin, tapi apa daya kenyataan berkata lain dan akhirnya kita berempat baru jalan jam 21.30an. Sebel sih, tapi yah mau gimana.
Setelah bikin konten, dengan becanda-becanda mulu. Akhirnya gw harus mulangin mereka dengan sangat berat hati. Dan cus pulang lagi ke Depok.
Sepanjang jalan, di atas Vario, gw mikir dan berpikir amat keras kenapa kok hidup seperti ini seperti ngasih semangat lebih ke dalam diri gw untuk berjalan. Melangkahkan kaki dan berjuang demi keadaan yang lebih baik.
Istriku, sempat tadi dia marah-marah karena gw ternyata telat mulai bikin konten. Seperti biasa kondisinya sampe rumah, mandi, bersih-bersih, dan mulai menulis dan menggaungkan hashtag #satuharisatucerita semampu gw.
Wajahnya memang seperti gak kepengen aku letih atau capek seperti ini. Tapi, inilah tanggung jawabku sebagai kepala keluarga. Berat, tapi gak usah dibahas gimana dan apanya. Itulah yang tiap hari gw berikan pengertian ke bini gw.
Takutnya ketakutan-ketakutan yang gak perlu jadi sebuah bumerang ke gw yang akhirnya gw gak berbuat apa-apa. Harus hajar terus bro, harus pergi ke luar supaya tau apa yang harus gw kerjain ke depannya.
Lelahku, gak ada bandingannya dengan perjuangan dia memahami gw. Cuma dir dia, tempat gw menaruh secercah harapan agar selalu mendampingi gw.
Gw bisa, gw punya kemampuan untuk tetap semangat karena emang untuk bini dan keluarga gw lah gw melakukan apapun di dunia ini.
Aku lelah, tapi tak berhenti. Demi kamu.
Udah ah, waktu udah nunjukin tengah malam, saatnya beristirahat. Besok? Gas lagi lah, hahaha.
parah loe...
Comments
Post a Comment