Gak Akan Pernah Mati
Belakangan emang dunia lagi dinamis banget. Khususnya di wilayah rumah tangga gue, hehehe. Sejak kehadiran anak pertama, hidup gue dan bini bener-bener jadi terbolak-balik. Tapi gapapa, yang penting selalu berusaha terus.
Gonjang-ganjing politik di negeri ini juga bikin puyeng, dan turut mewarnai kehebohan hidup gue. Hahaha... gak penting banget deh.
Belakangan juga lagi heboh mengenai kecerdasan buatan, atau yang lebih dikenal dengan AI (artificial intelligence) yang membahana di seluruh dunia. Bener-bener, hidup manusia kayak gue ini dimudahkan banget.
Untuk pekerjaan gue sebagai penulis, AI mungkin agak mempercepat gue dalam nyetak ide-ide. Lebih mempercepat riset yang gue butuhin untuk nulis juga. Apalagi AI ini ngebikin pekerjaan jadi lebih cepat.
Tanpa sadar pun, pendahulu-pendahulu AI ini udah gue pake juga kok. Misalnya Google Maps, atau fitur-fitur email. Ya ibarat kata, misalnya gue pake Gmaps, itu artinya pergi ke suatu tempat lebih enak pakai alat bantu dibanding cuma ngandelin ingatan. Tentu gue dimudahkan, baik untuk trip yang terprediksi maupun yang belum terprediksi.
Gak salah kok. Cuma, AI ini harus bisa digunakan untuk mempertajam, mempercepat, atau bahkan meningkatkan produktivitas.
Makanya gue gak setuju kalau di kelas sekolah dasar dan menengah, penggunaan kalkulator itu dilarang. Lah, justru untuk mecahin soal ujian, butuh yang namanya "alat" untuk mempercepat. Bukan berarti untuk memperbodoh. Cuma aneh aja kenapa sampai dilarang.
Sama aja dengan AI. Bukan berarti akan memperbodoh gue. Ya, untuk nyetak ide boleh, tapi untuk tetap menulis seperti biasa justru harus jadi lebih kuat. Gue jadi punya miliaran ide lebih banyak untuk berbuat apa pun dalam hidup.
Kan, meski berteman dengan AI, AI itu gak bisa nulis dengan "roh" atau "rasa" yang bisa dirasain pembaca di sebuah tulisan non-AI. Intinya, tulisan biasa kayak gue ini gak mungkin lah bisa dibikin sama AI.
Runutan masalahnya gak jelas, kadang lompat sana, lompat sini, bahkan nyeritain keseharian gue sendiri.
Jadi, AI itu ancaman? Tentu tidak. Penulis yang bisa beradaptasi harus bisa bijak dan pake AI pada tempatnya, hehehe.
Hari ini berlalu dengan keriaan, tentunya penuh canda tawa. Dari anak gue tentunya, hehehe.
Sebenernya gue lagi mau nyoba bikin satu pola, tapi masih belum berani. Auah, gelap.
Parah loe...
Comments
Post a Comment