Si Bayi Terjun Payung
Baru aja 10 menit yang lalu, di saat gue dan bini gue baru aja makan malam dan menikmati me-time berdua setelah anak gue tertidur. Awalnya gak ada masalah apa-apa, semua berjalan seperti hari-hari sebelumnya.
Setelah selesai, biasa ritual cuci piring pun gue lakuin. Bini gue masih ngabisin jeruk yang ada di meja makan.
BRUK!
Ya, anak gue terjatuh dari atas tempat tidur. Gue dan bini gue sontak beranjak dan nyamperin ke kamar. Bini gue langsung gendong dan berusaha nenangin karena dia nangis dong. Muncul lah ketakutan-ketakutan tertentu yang spesifik merujuk ke anak gue.
Sepertinya anak gue jatuh dan mendarat kepalanya di antara tumpukan baju kotor dan kain. Dari ciri-ciri suaranya pun begitu. Jadi apa yang terjadi masih bisa diredam kondisi emosi baik bini gue maupun gue sendiri.
Jujur aja, ini adalah kali pertama kejadian yang gue dan istri alami selama 5 bulan umur anak gue. Jadinya syok, dan satu-satunya jalan keluar adalah meredam pikiran negatif dan membuang emosi berlebihan yang muncul.
Anak gue pun akhirnya terlelap setelah disusuin sama bini gue dan terlihat kayaknya gak begitu parah “terjun payungnya”, hehehe. Alhamdulillah, yang terjadi biarlah terjadi. Semoga ini jadi evaluasi terus ke depannya.
Maklum, anak pertama, baru jadi orang tua, dan gak punya pengalaman anak sendiri lompat dari kasur. Alhasil, kita cuma bisa berusaha tetap waras dan berdoa supaya si bayi gak kenapa-kenapa.
Ada-ada aja dah, baru hari Senin.
Parah, lo…
Comments
Post a Comment