Destruktif VS Konstruktif

Weekend ini emang mantabh! Gw seperti mengisinya dengan semua yang gw rasa bisa membangkitkan energi positif di diri gw. Emang sih seharian ini gw gak ngejalanin yang berarti banget.

Gw abis aja nemenin nyokap gw belanja di Carrefour Bintaro. Sambil ngobrol-ngobrol sama nyokap dan adek gw di sektor 9 sambil makan malem. Dan, pas di jalan pulang itu gw terlibat perbincangan tentang hal-hal yang berkisar tentang komitmen. Dan, tercetuslah dua pemikiran yang pengen gw bahas malem ini.

Gw bilang kalau keribetan ade gw itu dengan pola berpikir yang destruktif. Dan, sebagai lawannya konstruktif, tentu pemikiran itu akan terus berkembang dalam pola pikir manusia.

Entah ya mau ngebahas dari mana, tapi menurut yang udah pernah gw pelajarin itu, kalau pola pikir destruktif itu cenderung "menghancurkan" sebuah pondasi besar dan membuatnya berserakan. Baru pembelajaran dimulai dengan mulai membereskan dan mengumpulkan pondasi yang telah dihancurkan itu. Pola ini banyak digunakan orang yang berani akan tantangan.

Kenapa gw bilang begitu? Karena emang yang gw rasain kaya gitu. Jadi misalnya gw berpikir seperti itu, berarti gw berani berbuat dan setelah gw berbuat baru gw pelajari satu-satu masalah yang timbul karena perbuatan gw. Dengan begitu orang yang bersifat seperti ini lebih mementingkan kenaifan dan keberanian dalam mengambil keputusan.

Berbeda dengan destruktif, pola berpikir konstruktif sendiri punya kekuatan tersendiri. Karena bukannya takut atau terlalu banyak perhitungan, tapi konstruktif membuat gw menjadi seorang pengumpul data dulu baru memutuskan. Misalnya gw belum menemukan momen dan data yang cukup untuk berbuat, gw gak akan melakukannya.

Emang cenderung jadinya terlalu banyak mikir, tapi misalnya gw berpikir konstruktif, gw akan mencoba memahami, mendengar, dan mencerna omongan atau data dari orang lain terlebih dahulu. Dan, sampai pada saatnya gw bertindak sesuai dengan yang gw anggap sudah pas waktu untuk melakukannya.

Terlihat gak perbedaannya? Jadi intinya kalau destruktif itu cenderung berbuat dulu baru mempelajarinya. Sedangkan konstruktif itu mengumpulkan data dan pelajaran terlebih dahulu, baru berbuat. Itu aja sih perbedaan penting.

Kalau menurut beberapa orang, gw masuk ke dalam tipe yang destruktif. Jadi gw lebih menganggap belajar setelah berbuat menjadi sesuatu yang lebih pas dijalani. Tapi, hasilnya? Ketidakharmonisan yang terjadi karena perbuatan gw harus bisa gw tanggung sendiri. Jadi jangan hanya jadi orang yang berbuat dulu, tapi gak mau membenahi apa yang sudah gw perbuat.

Yaa, semua orang pasti punya pemikiran tersendiri terhadap dua pola pikir ini. Walaupun dibedakan seperti ini, gw yakin belum bisa menjawab semua literatur yang ada di kepala manusia. Jadi terserah aja sih, yang penting jangan pernah gak ingin bertanggung jawab atas yang udah diperbuat. Itu aja sih pengalaman dan pelajaran dari gw yang pernah ngelewatin proses-proses besar dalam hidup gw. Meskipun, gw tau masalah-masalah yang lebih besar akan dan masih menunggu gw di depan.

Itu aja sih yang mau gw bahas malem ini. Karena emang dua pola pikir ini yang dicoba untuk diilmukan oleh para pemikir sejak jaman dahulu kala. Jadi kadang membuat semua orang ingin mencoba mengumpulkan sebagai jawaban. Tapi, kedinamisan manusia membuat dua konsep itu semakin blur dalam penerapan maknanya.

Jadi, lebih condong ke DESTRUKTIF atau KONSTRUKTIF?

Hanya gw yang bisa menjawabnya.

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Akhirnya Gw Menikah